Revolusi Galtier di Paris Saint-Germain

0
40
Christopher Galtier disebut telah sepakat untuk menangani Paris Saint-Germain atau menggantikan jabatan Mauricio Pohettino. (VALERY HACHE/AFP )
Christopher Galtier belum berpengalaman menangani skuad bertabur bintang seperti Paris Saint-Germain.. (VALERY HACHE/AFP )

batampos – Tidak berpengalaman menangani skuad penuh bintang dianggap sebagai handicap utama Christophe Galtier ketika menggantikan Mauricio Pochettino sebagai entraineur Paris Saint-Germain (PSG).

Ternyata, hal itu bukan tantangan sesungguhnya bagi Galtier. Tantangan pelatih pemenang Ligue 1 bersama Lille OSC pada musim 2020–2021 itu adalah revolusi skema main.

Galtier mengubah formasi empat bek PSG selama era Qatar Sports Investments (sejak 2011) menjadi tiga bek. Yaitu, 3-4-1-2 atau 3-4-3.

Skema yang diusung Galtier memang mengakomodasi trisula Kylian Mbappe-Lionel Messi-Neymar Jr. Messi bisa memainkan peran lebih ke dalam maupun sentral permainan yang memang disukainya.

Mbappe dan Neymar pun lebih punya sokongan dari sayap karena agresivitas yang dimiliki duo bek, Achraf Hakimi dan Nuno Mendes.

Setelah hanya menang 2-1 atas Kawasaki Frontale (20/7) dan 3-0 kontra Urawa Red Diamonds (23/7), PSG menutup tur pramusim di Jepang dengan pesta gol 6-2 atas Gamba Osaka kemarin (25/7).

Grafik produktivitas gol Les Parisiens terlihat positif.

Yang menjadi masalah adalah sektor pertahanan. Trio bek Sergio Ramos-Marquinhos-Presnel Kimpembe belum terlalu solid. Galtier bisa mengalami masalah ketika Ramos yang berusia 36 tahun tidak prima untuk bermain reguler.

Juga ketika salah seorang dari Marquinhos atau Kimpembe absen.

Sebab, nama-nama di bangku cadangan tidak terlalu meyakinkan. Bek timnas Senegal Abdou Diallo hanya memainkan 16 laga musim lalu setelah bersinar pada musim sebelumnya dengan turun di 36 laga.

Opsi lainnya adalah bek Jerman Thilo Kehrer yang angin-anginan dan Danilo Pereira (Portugal) yang sejatinya lebih sering dimainkan sebagai gelandang bertahan.

”Sistem baru kami masih butuh banyak penyesuaian meski akan sangat mematikan jika efektif. Masih banyak ketidakseimbangan dengan kami mudah kebobolan,” papar Galtier kepada L’Equipe.

”Itu menjadi PR (pekerjaan rumah, Red) kami,”

Sayang, Galtier tidak punya banyak waktu untuk membenahi PR skema mainnya. Sepekan ke depan atau Senin (1/8) dini hari WIB, PSG sudah melakoni laga kompetitif pertama musim 2022–2023.

Les Parisiens ditantang FC Nantes dalam perebutan Trophee des Champions di Bloomfield Stadium, Tel Aviv. Dalam ajang yang sama tahun lalu (2/8/2021), PSG kalah 0-1 oleh Lille OSC di venue yang sama.

Hanya, kekalahan tersebut dilalui ketika PSG minus trisula Mbappe-Messi-Neymar.

Messi masih belum bergabung. Mbappe mendapat libur tambahan karena baru saja tampil dalam Euro 2020 yang memang baru dihelat tahun lalu. Kali ini, Mbappe juga kembali absen lantaran akumulasi kartu dari Ligue 1 musim lalu.

Sementara itu, Neymar memang dikenal terlambat dalam mencapai kondisi fisik ideal ketika menjalani pramusim.

Hanya, striker timnas Brasil itu memberi harapan bagus pada musim panas tahun ini setelah memborong dua gol ke gawang Gamba kemarin. (*)

 

 

Reporter: JPgroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini