Terungkap Alasan Praveen/Melati Terdegradasi dari Pelatnas

0
23
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti kandas pada laga Grup B BWF World Tour Finals 2021. (Humas PP PBSI)
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti kandas pada laga Grup B BWF World Tour Finals 2021. (Humas PP PBSI)

batampos – Bulan depan, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti resmi menjalani karier baru sebagai pemain profesional.

Praveen/Melati bakal melakukan debut dengan status sebagai ganda campuran non-pelatnas pada ajang German Open 2022. Turnamen berlabel Super 300 tersebut akan berlangsung di “Kota Sungai”, Muelheim, pada 8-13 Maret.

Setelah itu, Praveen/Melati akan terbang ke Birmingham, untuk berlaga pada ajang All England 2022. Ajang bulu tangkis tertua di dunia tersebut rencananya bergulir pada 16 sampai 20 Maret.

Pelatih ganda campuran Indonesia Nova Widianto mengatakan, meskipun Praveen/Melati sudah tidak di pelatnas, dia masih berkomunikasi dengan baik dengan mereka. Nova juga mengakui bahwa Praveen/Melati masih merupakan ganda campuran terbaik di Indonesia saat ini.

Nova berharap bahwa kebijakan mendegradasi Praveen/Melati tidak sampai melemahkan mental mereka. Justru sebaliknya, Nova ingin keputusan itu bisa berdampak baik untuk Praveen/Melati.

Apalagi, tambah Nova, PB Djarum sudah berkomitmen untuk membantu Praveen/Melati mencapai prestasi terbaik. Selain menyediakan tempat latihan, program latihan, pelatih berkualitas, bahkan pelatih fisik khusus, PB Djarum juga bersedia membiayai perjalanan Praveen/Melati ke turnamen-turnamen besar dunia.

Dalam konferensi pers virtual pada 28 Januari lalu, Nova mengatakan ada empat hal yang membuat PP PBSI memutuskan mencoret ganda campuran nomor lima dunia tersebut.

Pertama adalah prestasi dalam satu sampai dua tahun belakangan. Kedua, faktor usia. Ketiga, Praveen/Melati dinilai sudah lama berada di pelatnas. Sedangkan yang terakhir adalah soal karakter.

Sepanjang 2021, Praveen/Melati memang tampil buruk. Mereka gagal meraih gelar di BWF World Tour. Lalu gagal mendulang medali Olimpiade Tokyo 2020. Dan terakhir, sudah tumbang pada babak pertama serta kedua Indonesia Masters dan Indonesia Open.

Praveen/Melati juga tak mampu lolos dari fase grup BWF World Tour Finals 2021. Tiga turnamen penting penutup tahun 2021 tersebut berlangsung di Nusa Dua, Bali.

Lalu apa yang dimaksud Nova dengan pertimbangan karakter dalam keputusan pencoretan Praveen/Melati?

“Kalau saya sih menggarisbawahi penampilan mereka di lapangan. Mereka sering mood-moodan mainnya,” kata Nova kepada JawaPos.com.

“Terakhir waktu di Bali itu. Mereka tidak ada fighting spirit-nya. Jadi, keputusan degradasi ini tidak ditentukan oleh satu pihak saja. Jadi, bukan saya doang, Mas.”

“Saya bisa saja mengungkapkan banyak alasan mengapa Praveen/Melati harus bertahan (di pelatnas). Tetapi keputusan ini ditentukan secara kolektif, lewat rapat-rapat, dan semua yang mengikuti rapat itu akhirnya menyetujui. Cuma itu saja. Sebetulnya, kalau soal mempertahankan, pelatih juga sudah berusaha mempertahankan,” tambah Nova.

Nova mengatakan bahwa berkali-kali kali Praveen/Melati menunjukkan rendahnya fighting spirit, inkonsistensi penampilan, dan kelemahan mental dalam pertandingan.

“Karena tidak sekali-dua kali, maka muncul pertimbangan (untuk mencoret dari pelatnas, Red). Ini sudah dibicarakan dengan pengurus dan binpres (bidang pembinaan dan prestasi PP PBSI). Jadi, akhirnya semua sepakat mereka didegradasi,” ucap Nova.

Keputusan degradasi tersebut disampaikan kepada Praveen/Melati dan ganda campuran nomor dua Indonesia Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja pada Desember 2021. Jadi hampir satu bulan sebelum pengumuman resmi yang dirilis oleh PP PBSI.

Alasan memberitahukan keputusan tersebut jauh-jauh hari, kata Nova, adalah agar para pemain yang terdegradasi memiliki waktu untuk menyiapkan rencana karier mereka selanjutnya.

Selain itu, Nova juga berkomunikasi intens dengan pelatih klub. Khususnya dengan dua pelatih sektor ganda PB Djarum yakni Sigit Budiarto dan Vita Marissa. Dia menceritakan soal bagaimana karakter Praveen/Melati dan bagaimana program latihan mereka selama di Pelatnas Cipayung.

Di sisi lain, Nova juga berharap Hafiz dan Gloria masih bisa bergabung menjadi satu pasangan. Namun, Hafiz yang merupakan pemain PB Jaya Raya dan Gloria asal PB Djarum, tidak menemukan kesepakatan untuk terus berpartner.

Akhirnya, oleh PB Djarum, Gloria dipasangkan dengan pemain muda Dejan Ferdiansyah. “Sayang Hafiz dan Gloria tidak menemukan suara yang sama,” ucap Nova.

Sebelumnya, beradar rumor yang menyatakan bahwa PP PBSI cuma akan melepas Praveen dan mempertahankan Melati. Sebab, PP PBSI merasa bahwa Melati masih punya potensi untuk berkembang.

Namun, Melati memilih untuk mengikuti Praveen. Dia ingin mempertahankan posisinya sebagai ganda campuran nomor lima dunia. Selain itu, Melati dan Praveen juga masih memiliki ikatan kontrak dengan sponsor.

Saat dikonfirmasi soal isu itu, Nova membantah. Peraih perak Olimpiade Beijing 2008 bersama Liliyana Natsir tersebut mengatakan bahwa setelah Olimpide, performa Melati banyak sekali mengalami penurunan.

Yang paling mencolok adalah penampilannya yang buruk di Piala Sudirman 2021. Terutama waktu mereka kalah di partai kelima perempat final melawan ganda Malaysia Hoo Pang Ron/Cheah Yee See. Kekalahan tersebut sangat mengecewakan karena status Indonesia yang menempati unggulan ketiga. Sedangkan Malaysia adalah tim non-unggulan.

Melati, tambah Nova, banyak sekali diliputi oleh ketegangan. Alhasil, permainan menjadi tidak berkembang. Hal yang sebetulnya sudah tidak menjadi isu bagi pemain kelas dunia seperti mereka.

“Saya bisa bilang, Melati sangat menurun jauh. Sedangkan Praveen secara teknik tidak ada masalah. Tetapi Praveen kadang bisa bagus, kadang tidak. Jadi tidak bisa begini terus. Harus konsisten, tidak boleh mood-moodan,” ucap Nova.

Di sisi lain, Manajer PB Djarum Fung Permadi mengatakan sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama Praveen/Melati dan Gloria.

Sebagai ganda campuran elite dunia, Praveen/Melati tetap dituntut untuk konsisten berprestasi. Tujuan besarnya adalah meloloskan mereka ke Olimpiade Paris 2024.

Seiring dengan tuntutan yang tinggi, PB Djarum akan membiayai semua program latihan dan keberangkatan mereka ke ajang-ajang internasional.

Namun, klub akan mematok dan menuntut mereka untuk mencapai target-target yang sudah ditetapkan. “Kalau tidak memenuhi target, jelas akan ada punishment,” ucap Fung kepada JawaPos.com.

Praveen sendiri mengatakan sama sekali tidak masalah dengan statusnya yang terdegradasi dari pelatnas. Saat ini, dia bertekad terus bekerja sama dengan Melati untuk kembali meraih gelar-gelar bergengsi.

”Semangat berprestasi itu tetap ada. Kami akan lebih siap untuk menghadapi pertandingan. Masing-masing dari kami saling mengingatkan dan menguatkan untuk mencapai target,” kata Ucok kepada Humas PB Djarum. (*)

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini