Sabtu, 27 Juli 2024

Dex Glenniza Urai Alasan Tiket Timnas Indonesia yang Naik Drastis saat Lawan Irak dan Filipina

Berita Terkait

Pesepak bola Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri (tengah) melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Vietnam pada laga lanjutan grup F babak kualifikasi Piala dunia zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (21/3/2024). (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

batampos – Belakangan ini, harga tiket pertandingan Timnas Indonesia menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Mayoritas netizen mempertanyakan alasan mengapa harga tiket bisa melonjak dua kali lipat dari sebelumnya.

Salah satu podcaster dan pengamat sepak bola, Dex Glenniza, turut membahas isu ini dalam unggahannya di media sosial X, dengan menguraikan berbagai faktor yang menyebabkan kenaikan harga tiket dan dampaknya bagi para penonton.

Dalam unggahannya, Dex Glenniza mencatat bahwa harga tiket pertandingan Timnas Indonesia kali ini lebih tinggi dibandingkan harga tiket pada FIFA matchday terakhir yang berkisar antara Rp100.000 hingga Rp750.000.

Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita bulanan non-makanan di Jakarta sebesar Rp1.572.026 menurut BPS 2022, kenaikan harga tiket ini terasa signifikan.

Namun, Dex menjelaskan ada formula yang digunakan untuk menentukan harga tiket, termasuk kenaikan harga sewa stadion, jasa keamanan, penurunan dukungan sponsor, dan biaya merchandise. Semua faktor ini bisa mempengaruhi keputusan untuk menaikkan harga tiket.

Penelitian dari University of Lausanne dan University of Liverpool pada 2022 menunjukkan bahwa harga tiket sepak bola bisa dipengaruhi oleh variabel non-ekonomi seperti status lawan (misalnya dalam pertandingan derby), performa tim yang sedang bagus (biasanya hanya mempengaruhi harga tiket termahal), dan sejarah pemanfaatan kapasitas stadion (misalnya jika dalam pertandingan sebelumnya stadion tidak penuh).

Dex Glenniza juga menekankan bahwa klub atau organisasi, dalam hal ini PSSI, menentukan harga tiket berdasarkan kemampuan dan kemauan pasar untuk membayar lebih tinggi.

Harga tiket seringkali mencerminkan tingkat kemakmuran daerah atau negara. Namun, ia mencatat bahwa kenaikan harga tiket biasanya diterapkan terutama pada kategori tiket termahal, seperti VIP atau VVIP.

Selanjutnya podcaster tersebut juga mengingatkan bahwa harga tiket bisa naik secara signifikan, namun umumnya hal ini terjadi dalam rentang waktu yang lebih panjang, sekitar 6-7 tahun, bukan dalam 2-3 bulan.

Kenaikan harga yang cepat seperti ini, menurutnya, belum dijelaskan secara memadai oleh pihak terkait.

Meskipun begitu, Dex memahami bahwa PSSI berhak menentukan harga tiket, dengan atau tanpa mempertimbangkan harga sebelumnya.

Mengingat animo dan performa Timnas Indonesia yang sedang tinggi, Dex memprediksi tiket tetap akan terjual, baik melalui pembelian langsung oleh penggemar atau pembelian oleh pihak lain untuk kemudian dibagikan.

Namun, ia menyampaikan kekhawatirannya bahwa kenaikan harga tiket lebih dari 100% dalam waktu singkat dan tanpa penjelasan yang jelas dapat mempengaruhi atmosfer pertandingan.

Di Indonesia, sepak bola masih menjadi alat perjuangan bagi banyak orang yang daya belinya tidak tinggi. Suara-suara paling lantang dan semangat terbaik biasanya hadir dari tribun dengan harga tiket yang lebih terjangkau.

Sebagai penutup, Dex membandingkan situasi ini dengan pengalaman Arsenal di Inggris, di mana harga tiket yang mahal berkontribusi besar terhadap pendapatan klub tetapi juga meminggirkan penggemar lokal yang setia.

Ia menekankan pentingnya memahami berbagai faktor yang mempengaruhi harga tiket dan dampaknya terhadap para penggemar.

Dengan kenaikan harga tiket yang signifikan ini, diharapkan PSSI dapat memberikan penjelasan yang transparan agar para penggemar dapat memahami alasan di balik keputusan tersebut dan tetap mendukung Timnas Indonesia dengan semangat yang sama. (*)

 

SourceJPGroup

Update