Review Kroasia vs Belgia: Rintangan Ganda de Rode Duivels

0
35
Bek Kroasia Josko Gvardiol memenangi duel udara dengan gelandang Austria Christoph Baumgartner di Ernst Happel Stadion. (IGOR SOBAN/POOL/UEFA )
Bek Kroasia Josko Gvardiol memenangi duel udara dengan gelandang Austria Christoph Baumgartner di Ernst Happel Stadion. (IGOR SOBAN/POOL/UEFA )

batampos – Belgia menghadapi dua rintangan sekaligus dalam matchday pemungkas grup F kontra Kroasia malam nanti (siaran langsung SCTV/mOji/Champions TV World Cup 2/Vidio pukul 22.00 WIB).

Yang pertama, Belgia butuh kemenangan untuk mendapatkan tiket ke babak 16 besar. Bukan perkara mudah mengingat Kroasia merupakan pemuncak klasemen sementara grup F.

Belgia menempati peringkat ketiga di bawah Maroko. Hanya tiga tim yang bersaing untuk tiket 16 besar karena juru kunci Kanada sudah tereliminasi.

Rintangan kedua bagi Belgia adalah melebur ego yang sedang bergolak di ruang ganti.

Hal itu buntut dari pernyataan kapten Eden Hazard dan wakil kapten Kevin De Bryune (KDB) sebelum matchday kedua melawan Maroko.

Baca Juga: Klasemen Akhir Grup C: Argentina Juara Grup, Polandia Runner-up

Dua pemain pilar itu menyebutkan, kans Belgia juara di Qatar cukup berat lantaran usia emas pemain dari generasi mereka di skuad De Rode Duivels sudah lewat.

Gouden generatie Belgia dijagokan juara Piala Dunia empat tahun lalu di Rusia. Pada kenyataannya, Hazard dkk hanya finis di peringkat keempat.

Pernyataan Hazard-KDB ternyata disikapi berbeda oleh bek Jan Vertonghen. Ditambah kalah 0-2 oleh Maroko, pemain RSC Anderlecht itu menyindir kinerja lini serang Belgia yang lamban lantaran dihuni pemain berumur.

Usia Hazard dan KDB sama-sama 31 tahun.

Ucapan mantan bek Tottenham Hotspur tersebut ternyata menimbulkan efek domino. Vertonghen serta Hazard-KDB, seperti dilansir Daily Mail, nyaris baku hantam sebelum dicegah striker Romelu Lukaku.

Jika dibandingkan dengan kontestan Piala Dunia Qatar lainnya, skuad Belgia sejatinya bukan tertua. Mereka berada di posisi kelima skuad tertua dengan usia rerata 27,8 tahun.

Baca Juga: Meksiko Hantam Arab Saudi, Sama-sama Gagal Melaju ke 16 Besar

Empat tim di atas mereka adalah Brasil (27,9 tahun) dan Argentina (27,9 tahun), Meksiko (28,5 tahun), lalu Iran (28,9 tahun).

”Di Real Madrid, ada Karim Benzema (34 tahun, Red) dan Luka Modric (37 tahun, Red). Usia bukan halangan (untuk tampil moncer dan berprestasi, Red),” kata kiper Belgia asal Real Madrid Thibaut Courtois seperti dilansir Sportskeeda.

Kebetulan, Modric yang disebut Courtois merupakan kapten Kroasia yang dihadapinya malam nanti. Secara tidak langsung, Courtois menilai Belgia semestinya bisa meniru Kroasia yang prestasinya tetap konsisten bersama generasi pemain yang tidak muda lagi.

Di Piala Dunia 2018, Kroasia meraih hasil lebih baik ketimbang Belgia dengan finis runner-up.

Baca Juga: Tunisia Ciptakan Sejarah, Kalahkan Prancis, tapi Gagal ke 16 Besar

Setelah bermain dengan skor kacamata (0-0) melawan Maroko di matchday pertama (23/11), Kroasia sudah menemukan performa terbaik dengan menggilas Kanada 4-1 di matchday kedua (27/11).

Karena itu, meski hasil seri sudah cukup meloloskan Kroasia ke babak 16 besar, Vatreni –julukan Kroasia– tidak ingin sekadar bermain aman.

”Kami ingin mengukur kekuatan kami di ajang ini dan menghadapi tim top seperti Belgia adalah kesempatan untuk itu,” tutur gelandang Kroasia yang memperkuat Chelsea Mateo Kovacic kepada Jutarnji list. (*)

 

 

 

Reporter: JPGroup

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini