Noda Hitam Piala Afrika, Delapan Penonton Dilaporkan Meninggal

0
52
Penyerang tim nasional Kamerun Vincent Aboubakar (kiri) meluapkan kegembiraan seusai mengonversi tendangan penalti keduanya ke gawang Burkina Faso dalam laga pembukaan Piala Afrika 2021 di Stadion Olembe, Yaounde, Kamerun, Minggu (9/1/2022) waktu setempat. (ANTARA/REUTERS/Thaier Al-Sudani)
Penyerang tim nasional Kamerun Vincent Aboubakar (kiri) meluapkan kegembiraan seusai mengonversi tendangan penalti keduanya ke gawang Burkina Faso dalam laga pembukaan Piala Afrika 2021 di Stadion Olembe, Yaounde, Kamerun, Minggu (9/1/2022) waktu setempat. (ANTARA/REUTERS/Thaier Al-Sudani)

batampos – Kesuksesan Kamerun lolos perempat final Piala Afrika 2021 setelah mengalahkan Komoro kemarin (25/1) dibayar sangat mahal.

Delapan penonton meninggal akibat terinjak-injak saat berdesakan di salah satu pintu masuk Stade Omnisport Paul Biya (Olembe Stadium) di Yaounde.

’’Korban jiwa terdiri atas 2 perempuan berusia 30-an, 4 pria berusia 30-an, 1 anak-anak, dan 1 jenazah yang sudah dibawa keluarga yang bersangkutan,’’ kata Menteri Komunikasi Kamerun Rene Emmanuel Sadi kepada AFP.

Itu belum termasuk 38 orang yang terluka dengan tujuh di antaranya mengalami cedera serius.

Tragedi tersebut berawal dari sekitar 50 ribu penonton yang ingin memasuki stadion. Padahal, maksimal jumlah penonton yang diizinkan untuk menonton adalah 80 persen.

Dengan kapasitas Olembe Stadium adalah 60 ribu tempat duduk, jumlah penonton yang bisa masuk hanya 30 ribu.

BBC melansir, banyak di antara penonton sampai harus memanjat pagar, melewati pos pemeriksaan secara paksa, hingga menginjak-injak penonton lainnya yang sudah tidak sadarkan diri.

Terlepas masih ada yang mencoba untuk menyadarkan sesama dari mereka.

CAF (Konfederasi Sepak Bola Afrika) langsung bergerak cepat melakukan investigasi dari insiden tersebut. Apalagi, Olembe Stadium merupakan venue utama alias digunakan untuk semifinal dan final.

CAF disebut telah meminta jaminan kepada panitia lokal supaya penonton mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam laga-laga berikutnya.

’’Jelas ada kegagalan (dari panitia lokal, Red). Padahal, hal-hal seperti itu (kerusuhan) seharusnya bisa diprediksi dan diantisipasi,’’ ucap Presiden CAF Patrice Motsepe di laman resmi konfederasi. (*)

 

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini