Usai Tes MotoGP Mandalika: Segera Evaluasi demi Homologasi

0
38
Francesco Bagnaia (Ducati) dan Miguel Oliveira (KTM) sedang melakukan simulasi balapan di Sirkuit Mandalika Sabtu (13/2). (Bobby Arifin/Jawa Pos)
Francesco Bagnaia (Ducati) dan Miguel Oliveira (KTM) sedang melakukan simulasi balapan di Sirkuit Mandalika Sabtu (13/2). (Bobby Arifin/Jawa Pos)

batampos – Salah satu alasan tes pramusim MotoGP digelar di Sirkuit Mandalika selama tiga hari adalah akan dijadikan pertimbangan dan penilaian untuk proses homologasi kelayakan trek oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM).

Sebab, untuk menjadi tuan rumah balapan kelas premium, sebuah sirkuit wajib mengantongi status grade A. Tahun lalu Mandalika dinyatakan lolos homologasi grade B untuk menyelenggarakan balapan World Superbike (WSBK).

’’Setelah tes pramusim selesai, mereka akan melakukan evaluasi dan memberikan petunjuk tentang apa saja yang masih harus diperbaiki dan dilengkapi sebelum balapan digelar (18–20 Maret),’’ terang Deputy Race Committee pada Race Control Sirkuit Mandalika Eddy Saputra.

Sebenarnya, lanjut Eddy, homologasi bisa diputuskan langsung setelah uji coba kelar hari ini (13/2). Namun, karena kemungkinan masih ada yang perlu diperbaiki, hasil penilaian itu diprediksi diberikan menjelang balapan.

Saat ini masalah terbesar yang harus segera ditemukan solusinya adalah trek kotor seperti terjadi pada hari pertama tes pramusim. Hujan pada Kamis malam hingga Jumat pagi membuat permukaan trek kotor dan mustahil digunakan untuk balapan.

Terutama pada tikungan 1 dan 2. Kondisi tersebut sempat membuat tes dihentikan untuk memberi kesempatan petugas membersihkan trek. Ternyata upaya pembersihan menggunakan mesin (mobil dilengkapi pembersih seperti karpet) dirasa kurang efektif.

Maka, diputuskan membersihkan trek dengan mewajibkan pembalap MotoGP turun minimal 20 lap sebelum pukul 15.00. Cara itu ternyata efektif untuk membersihkan trek sekaligus memberikan lapisan karet (dari permukaan ban yang terkikis aspal) pada permukaan trek.

Namun, keputusan itu dikritik media asing dengan menyebut sebagai cara termahal untuk membersihkan trek. ’’Tim ahli FIM masih mencari penyebabnya. Apakah imbas dari proyek pengerjaan infrastruktur di sekitar trek, pasir laut yang terbawa angin, atau kualitas aspal yang kurang baik. Tapi, ini masih dianalisis,’’ tambah Eddy yang juga menjabat Plt wakil ketua umum olahraga motor di IMI.

Nanti tim dari Dorna dan FIM memberikan masukan apa saja yang perlu diperbaiki. Eddy menyebutkan, sejak sesi tes berakhir pada hari pertama, petugas dikerahkan untuk membersihkan permukaan trek mulai pukul 19.00 sampai subuh. Itu akan dilakukan sampai tes berakhir. Tujuannya, memastikan permukaan trek bersih.

Eddy menambahkan, seusai tes pramusim, Dorna meminta sirkuit tidak dipakai dulu sampai balapan MotoGP bulan depan. Dalam rentang waktu tersebut, MGPA akan melakukan langkah-langkah yang telah disarankan Dorna dan FIM.

Vice President MGPA Cahyadi Wanda membenarkan bahwa saat ini pembersihan trek dilakukan secara berkala. Baik dengan mesin maupun manual. ’’Jadi, pembersihan itu ada timing-nya. Kapan harus pakai mesin, kapan harus pakai manual. Alatnya sudah tersedia. Jadi, kami tinggal menunggu arahan dari race control,’’ terangnya.

Dia menambahkan, sumber kotoran itu datang dari imbas pembangunan infrastruktur di sekitar lintasan. Kemudian, karena terbawa hujan dan angin, masuklah ke area trek. ’’Jadi, timeline-nya kan awal Maret ini jadi semua. Ketika mereka datang kembali untuk inspeksi pembangunan itu sudah selesai semua. Itu yang menjadi kunci,’’ ujarnya.

Cahyadi juga mengonfimasi bahwa Dorna menyarankan agar setelah tes pramusim tidak perlu ada perawatan khusus lagi terhadap trek. ’’Nggak ada, biarkan begitu saja. Justru mereka mengatakan yang perlu dievaluasi adalah nanti setelah MotoGP untuk mempersiapkan Superbike (WSBK) berikutnya. Kalaupun perlu ada pengerjaan, itu minor saja (untuk trek),’’ jelasnya.

Sejumlah masukan sudah disampaikan FIM dan Dorna. Salah satunya, Sirkuit Mandalika harus lebih sering digunakan untuk event balap. Langkah itu diperlukan agar permukaan trek tidak tertutupi debu yang terlalu tebal. Juga agar aspal menyerap lebih banyak serpihan karet hasil dari terkikisnya permukaan ban.

Kondisi tersebut akan memaksimalkan grip (cengkeraman) ban pada aspal. ’’Saya setuju. Makanya, kami datangkan banyak orang IMI (Ikatan Motor Indonesia) ke sini untuk berkoordinasi. Mereka bilang akan membawa balapan-balapan setingkat kejurnas ke sirkuit ini setelah MotoGP. Karena sirkuit sebagus apa pun kalau tidak pernah dipakai tidak akan ada grip-nya,’’ tambahnya.

Apalagi, event berikutnya setelah MotoGP adalah balapan mobil GT pada Oktober. Lalu, November disusul dengan WSBK. Artinya, dalam rentang waktu Maret sampai Oktober, sirkuit bisa saja tidak terpakai.

’’Jadi, nanti tergantung evaluasi setelah MotoGP. Apakah harus ada pengerjaan tambahan untuk trek. Setelah itu harus diisi dengan event-event,’’ ungkapnya. (*)

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini