Kamis, 28 Maret 2024

Surat Al-Hujurat Ayat 13 Jadi Pembuka Piala Dunia 2022, Ini Makna dan Pesannya

Berita Terkait

Pembukaan Piala Dunia 2022 pada Minggu malam (20/11). (F.Antara)

batampos – Pembukaan Piala Dunia 2022 pada Minggu malam (20/11) terasa cukup spesial dibuka dengan dikumandangkannya Surat Al-Hujurat Ayat 13 yang dibacakan oleh penyandang disabilitas sekaligus Duta Piala Dunia 2022, Ghanim Al-Muftah.

Qatar selaku tuan rumah turnamen empat tahunan tersebut tentu saja memiliki pesan khusus yang hendak disampaikan kepada dunia dengan mengumandangkan ayat Alquran tersebut. Di antara pesannya adalah untuk mempererat perdamaian, toleransi, penghormatan pada nilai-nilai kemanusiaan, dan persaudaraan diantara sesama umat manusia melintasi batas-batas teritori kewilayahan.

Berikut Surat Al-Hujurat Ayat 13 yang dibacakan Ghanim Al-Muftah.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

(Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal).

Berdasarkan penjelasan dari Kemenag RI dikutip dari NU Online, Surat Al-Hujurat Ayat 13 memiliki pesan tentang toleransi, perdamaian, dan persaudaraan sesama umat manusia. Bahwa Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa) dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda, termasuk warna kulit, bukan agar mereka saling bertikai apalagi saling bermusuhan. Allah menjadikan manusia berbeda-beda supaya mereka saling mengenal dan saling menolong.

Ayat tersebut menyindir orang-orang yang suka memperlihatkan kesombongan atas keturunan, ras, etnis, kepangkatan, atau kekayaan, sebagaimana kerap menjadi kebiasaan manusia. Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa derajat manusia sama.Yang paling mulia di antara manusia di sisi Allah hanya lah orang yang paling bertakwa.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu ‘Umar. Rasulullah SAW pernah melakukan tawaf dengan membawa unta yang telinganya terputus sebagian pada hari Fath Makkah (Pembebasan Mekah).

Beliau kemudian menyentuh tiang Ka’bah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana.

Rasulullah memuji Allah, mengagungkan-Nya, dan kemudian beliau berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam: orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya. Kemudian Rasulullah membaca Surat Al-Hujurat Ayat 13.

Rasulullah kemudian bersabda, “Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian.”

Dalam Alquran ada kalanya Allah menyebut dengan ‘Ya Ayyuhannas’ yang berarti maknanya memiliki pesan universal untuk umat manusia. Tapi ada kalanya Allah dalam firman-Nya menyatakan ‘Ya Ayyuhallazina Amanu’ yang biasanya spesifik untuk umat Islam.

Pesan perdamaian dan persaudaraan dalam Surat Al-Hujurat Ayat 13 memiliki pesan universal untuk umat manusia. Tuhan sebenarnya bisa saja menjadikan manusia sama dalam dalam banyak hal tanpa ada perbedaan. Akan tetapi hal itu tidak dikehendaki Tuhan. Tuhan ingin kita berbeda supaya lebih indah dalam bingkai persaudaraan kemanusiaan. (*)

 

 

Reporter: JPGroup

Update