Minggu, 24 November 2024

Konglomerasi asal Amerika Siap Lepas Kepemilikan, Siapa Mau Beli Liverpool FC?

Berita Terkait

John W. Henry (kiri) dan Tom Werner mengangkat trofi juara Piala Liga yang dimenangi Liverpool FC musim lalu. Dua pemilik LFC itu siap melepas kepemilikan klub asalkan ada tawaran yang memenuhi persyaratan. (ANDREW POWELL/LIVERPOOL FC )

batampos – Sudah 12 tahun Fenway Sports Group (FSG) memegang kendali di Liverpool FC. Selama itu pula, FSG sukses mengantarkan LFC dari awalnya raksasa tidur kembali sebagai penguasa di Premier League maupun Liga Champions dalam periode 2018–2020.

Musim ini, tepat sebulan setelah anniversary 12 tahun FSG, turbulensi datang menyambangi AXA Training Centre –markas latihan LFC.

Indikatornya terlihat di Premier League. LFC terseok-seok di peringkat kedelapan hingga 13 matchweek. Awal musim terendah sepanjang era FSG.

Baca Juga: Drawing 16 Besar Liga Champions, Pertemuan 3 Final di 5 Musim Terakhir

Situasinya menjadi runyam setelah muncul pernyataan yang mengejutkan dari FSG, Selasa (8/11) WIB. Konglomerasi asal Amerika Serikat milik John W. Henry dan Tom Werner itu siap melepas kepemilikan LFC.

Akuisisi Chelsea oleh investor AS Todd Boehly musim lalu punya andil sebagai salah satu pemantiknya. FSG mendapatkan pertanyaan dari investor yang berniat mengakuisisi klub sepak bola di Premier League.

Laporan The Athletic menyebut, dua bank terbesar di AS, Goldman Sachs dan Morgan Stanley, diklaim sudah mendapat mandat dari investor yang masih dirahasiakan namanya itu untuk membantu proses akuisisi tersebut.

”FSG sudah sering mendapatkan pernyataan ketertarikan dari pihak ketiga untuk menjadi pemegang saham di LFC.”

Baca Juga: Pemain Timnas U-20 Takut dengan Postur Pemain Eropa

”Kami sudah mengatakan sebelumnya, asalkan memenuhi syarat dan ketentuan, kami akan mempertimbangkan adanya pemegang saham baru demi kepentingan terbaik LFC sebagai sebuah klub sepak bola,’’ begitu FSG dalam pernyataan resmi mereka.

Pernyataan FSG cukup mengejutkan mengingat mereka seperti sulit tergantikan lantaran serius membangun LFC selama 12 tahun terakhir.

Seperti mengubah wajah Anfield Stadium sehingga sejajar dengan stadion-stadion elite di Premier League.

Nominal hampir GBP 250 juta (Rp 4,48 triliun) digelontorkan FSG dalam pengembangan infrastruktur klub. Seperti GBP 110 juta (Rp 1,97 triliun) untuk ekspansi tribun Anfield sehingga mencapai 61 ribu kursi dari saat ini 53,5 ribu kursi.

Baca Juga: 3 Pemain Naturalisasi Ini Diharapkan Main di AFF Cup 2022

Selain itu, FSG sudah menghabiskan anggaran GBP 50 juta (Rp 896,1 miliar) untuk memindahkan kamp latihan dari Melwood ke Kirby.

Pengembangan yang dilakukan FSG itu diyakini menjadikan nilai jual LFC saat ini berada di kisaran GBP 3,6 miliar (Rp 64,5 triliun) seperti penilaian Forbes.

Angka itu memang di bawah nilai kesepakatan yang dicapai Boehly dengan Chelsea, yakni GBP 4,25 miliar (Rp 76,1 triliun).

Baca Juga: Quartararo Kecewa dengan Mesin Baru Yamaha untuk MotoGP 2023

Namun, melihat prestasi di luar dan di dalam lapangan yang dicatatkan LFC, angkanya bisa bertambah hingga GBP 5 miliar (Rp 89,6 triliun).

The Guardian sampai menyebut LFC sebagai brand sepak bola bernilai permata.

”Mereka (LFC, Red) adalah salah satu klub warisan besar di salah satu liga terpopuler dan tersukses dari sisi komersial di dunia. Kesempatan seperti ini tidak sering terjadi,’’ kata konsultan pemasaran brand olahraga Tim Crow.

Menurut Crow, hanya Manchester United yang mempunyai brand lebih besar dari The Reds di antara klub Premier League musim ini. (*)

 

 

Reporter: JPGroup

Update