Selasa, 26 November 2024

KLB Digelar Maret, Ini Nama-Nama yang Dinilai Layak Pimpin PSSI

Berita Terkait

Menteri BUMN Erick Thohir memberikan keterangan pada wartawan usai mengadakan pertemuan dengan petinggi Dorna Sports di Sarinah Jakarta, Rabu (19/10/2022). (ANTARA/Aditya Ramadhan)

batampos – Seiring dengan keputusan PSSI mempercepat kongres luar biasa (KLB), sejumlah nama mengapung untuk menjadi suksesor Mochamad Iriawan. Mereka yang dinilai layak memimpin PSSI, di antaranya, adalah Erick Thohir, Achsanul Qosasi, dan Hary Tanoesoedibjo.

Tiga nama tersebut muncul dari Football Institute, lembaga independen yang berfokus pada edukasi masyarakat sepak bola dan pengembangan sepak bola Indonesia.

Founder Football Institute Budi Setiawan menuturkan, Erick, Qosasi, dan Hary Tanoe memiliki keunggulan masing-masing. Erick misalnya. Meski tidak pernah beraktivitas secara langsung di PSSI, banyak orang yang mengenal menteri BUMN itu sebagai sosok yang gila bola. Dia membangun brand Indonesia melalui klub Serie A Inter Milan.

Baca juga: 102 Pecatur Ikuti Turnamen Catur Cepat

”Bersama dengan Anindya Bakrie, Erick Thohir juga membeli Oxford United di Inggris. Di Dewan Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC), dia kenal langsung dengan Presiden FIFA Gianni Infantino,” katanya di Jakarta kemarin (31/10).

Menurut Budi, itu menjadi modal besar bagi Erick Thohir untuk maju sebagai calon ketua umum PSSI. ”Sebab, siapa pun yang menjadi ketua umum PSSI, mau tidak mau harus kenal dengan presiden FIFA langsung tanpa perantara,” imbuhnya.

Nama berikutnya yang menurut Budi layak menduduki kursi PSSI-1 adalah Achsanul Qosasi. Presiden Madura United itu sudah lama berkecimpung di pentas sepak bola nasional. Dia memimpin Madura United dari nol sampai menjadi klub yang kini bertengger di papan atas kompetisi kasta tertinggi Indonesia (Liga 1). ”Secara pengalaman, jam terbang, dan kemampuan, Qosasi tidak perlu diragukan,” terangnya.

Nama terakhir yang disebut Budi punya potensi menggantikan Iriawan adalah Hary Tanoe. Menurut dia, Hary Tanoe sudah lama berkecimpung di dunia futsal tanah air. ”Banyak prestasi futsal yang diperoleh selama periode kepemimpinannya. Itu jadi catatan bagus untuk Hary Tanoe,” jelas dia.

Baca Juga: Liverpool Turun Level Kekuatan di Pertahanan

Selain tiga nama tersebut, Budi menilai ada sosok-sosok potensial lain yang bisa menjadi ketua umum PSSI. Mereka adalah figur-figur muda. Ada bos Persis Solo Kaesang Pangarep, pemegang saham Persebaya Surabaya Azrul Ananda, dan CEO RANS Nusantara FC Raffi Ahmad. ”Mereka adalah mutiara terpendamnya sepak bola Indonesia. Kita harus bersyukur mereka hadir di sepak bola tanah air,” tandasnya.

Lantas, bagaimana tanggapan klub-klub Liga 1 mengenai sosok yang layak menjadi ketua umum PSSI periode berikutnya? Madura United memilih mengikuti dinamika. Apalagi, sang presiden klub ramai dibicarakan publik cocok untuk menggantikan posisi Iriawan. ”Soal nama-nama calon ketua umum PSSI, itu kan muncul dari tulisan yang ada di berbagai media. Madura United tidak tahu-menahu perihal pencalonan seperti itu,” kata Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Zia Ul Haq kepada Jawa Pos.

Menurut Zia, Madura United tidak mau berandai-andai. Dia hanya ingin KLB PSSI bisa segera dilaksanakan. ”Jadi gini, Mas. Madura United akan mengikuti dinamika siapa calon ketua umum PSSI nanti. Biarkan para voter yang menentukan. Biarkan 87 anggota voter berunding dan sepakat siapa yang memimpin PSSI ke depan,” tutur pria asli Pamekasan itu.

Selain nama Erick, Qosasi, dan Hary Tanoe, satu nama yang santer disebut dan dinilai cocok sebagai kandidat adalah Ratu Tisha. Dia bukan nama baru di federasi sepak bola nasional. Tisha pernah menjabat Sekjen PSSI (2017–2020). Dia mengundurkan diri pada April 2020. Kiprahnya di dunia sepak bola kemudian berlanjut dengan terpilih sebagai wakil presiden AFF (Federasi Sepak Bola ASEAN).

Baca Juga: KLB Dipercepat 18 Maret 2023, PSSI Lapor ke FIFA

Dalam pandangan CEO Deltras Amir Burhannudin, Tisha bahkan pantas bersaing dengan Erick Thohir dan Achsanul Qosasi untuk memimpin PSSI. ”Tiga nama itu oke semua kok. Sama-sama punya track record bagus dalam sepak bola. Semuanya berkualitas,” kata pria asli Tuban tersebut kepada Jawa Pos.

Amir tidak masalah soal siapa saja yang akan maju sebagai ketua umum PSSI. Tapi, bukan berarti dia akan ikut arus. Amir memastikan bakal memilih pemimpin terbaik untuk memimpin PSSI. ”Kami ini kan voter. Kamilah yang menentukan siapa yang bakal terpilih sebagai ketua umum,” tegasnya.

Kini Amir menunggu siapa calon ketua umum yang pasti. ”Setelah itu kami tunggu gagasan mereka seperti apa. Mereka harus bisa meyakinkan voters bahwa bakal ada perubahan. Gagasan yang dibawa harus bisa memenuhi kebutuhan sepak bola Indonesia saat ini. Baru setelah itu kami bisa memilih yang terbaik,” imbuh pria yang berprofesi sebagai pengacara tersebut.

Nama Tisha juga disebut CEO PSIM Jogjakarta Bima Sinung Widagdo sebagai salah satu sosok yang punya kemampuan untuk memimpin PSSI. Menurut Bima, Tisha memiliki visi dan pengetahuan terhadap sepak bola Indonesia dengan sangat baik. ”Di samping itu, beliau mempunyai kemampuan untuk menjalin hubungan secara baik dengan FIFA, AFC, ataupun AFF. Sosok yang cukup menarik untuk kembali duduk di kepemimpinan federasi,” katanya.

Menurut Bima, sosok yang bakal menggantikan Iriawan di kursi ketua umum PSSI setidaknya harus memiliki tiga kriteria. Pertama, harus memiliki integritas. Kemudian, punya political power untuk menjalankan programnya. ”Percuma kalau punya integrity dan visi, tapi enggak punya kekuatan,” tegasnya.

Terakhir, lanjut Bima, calon ketua umum PSSI harus benar-benar mengerti sepak bola. ”Kalau waktu itu saya juga voter ya. Jadi, sekarang bagian dari tanggung jawab saya untuk memilih yang benar-benar pas. Waktu itu pilihan kami seperti itu. Sekarang mau kami perbaiki,” terang dia.

Manajer Semen Padang Win Bernadino berharap ada wajah-wajah baru yang duduk di posisi penting PSSI. Tujuannya, ada perubahan dalam sepak bola Indonesia. Bahkan, Win mengusulkan masa jabatan anggota Exco PSSI seharusnya dibatasi. Maksimal hanya dua periode. ”Dengan begitu, ada penyegaran di PSSI,” tuturnya.

Baca Juga: Red Bull Amankan Posisi 1-2 Klasemen Pembalap Formula 1

Sementara itu, Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur (Jatim) belum punya pandangan terkait kandidat ketua umum PSSI. Meski sosok Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh duduk sebagai salah seorang anggota exco. Asprov PSSI Jatim belum bisa memberi jaminan akan memberikan suara untuk Riyadh.

”Sampai sekarang (kemarin, Red) beliau (Riyadh) belum memberikan statement apakah maju lagi atau tidak. Juga belum ada perbincangan di internal kami siapa yang jadi calon,” ungkap Sekretaris Asprov PSSI Jatim Dyan Puspito Rini.

Sementara itu, kemarin PSSI resmi mengirimkan surat kepada FIFA tentang pemberitahuan percepatan pelaksanaan kongres. Dalam surat bernomor 4455/ULN/537/X-2022 itu, PSSI berharap FIFA dapat memberikan rekomendasi tentang pelaksanaan kongres sebelum 7 November.

Dengan begitu, PSSI dapat melakukan pemberitahuan kongres kepada anggota sekurang-kurangnya 60 hari sebelum pelaksanaan kongres. Sebab, rencananya, PSSI menggelar kongres pada 7 Januari 2023. Agenda pada kongres itu adalah menetapkan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). (*)

 

 

 

Reporter: JPGroup

Update