Fajar/Rian akan Jadi Ujung Tombak Ganda Putra di Olimpiade Paris 2024

0
38
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat bertanding melawan ganda putra Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin pada babak 32 Besar Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Fajar/Rian megalahkan wakil Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin dengan skor 21-19, 21-14. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto saat bertanding melawan ganda putra Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin pada babak 32 Besar Indonesia Open 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Fajar/Rian megalahkan wakil Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin dengan skor 21-19, 21-14. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

batampos – Saat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tumbang pada babak pertama All England 2022, pelatih kepala ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi bereaksi cukup keras.

Dilansir JawaPos.com, Herry IP mengatakan bahwa sejatinya level Fajar/Rian sudah disalip oleh tiga ganda yang lebih muda. Yakni Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan.

“Mungkin ada tekanan dan pressure mental yang dihadapi Fajar/Rian. Mereka sudah sadar dengan kondisi ini. Terutama setelah dikalahkan Leo/Daniel di Thailand Open 2020. Saya sudah cukup kasih mereka kesempatan, saya juga sudah memberikan motivasi,” ucap Herry IP kepada JawaPos.com, 21 Maret 2022.

“Di Thomas Cup (2020 yang berlangsung 2021) mereka cukup bagus, tetapi memang dari konsistensinya yang harus dibenahi. Mungkin kalau saya bilang, mereka agaknya nggak mau lebih dari ini,” tambah Herry IP.

Di babak pertama All England 2022 itu, Fajar/Rian dihantam Leo/Daniel dalam straight game dengan skor 16-21 dan 20-22.

Setelah mendapatkan peringatan keras tersebut, Fajar/Rian bereaksi sangat positif. Sepekan setelah All England 2022, mereka langsung menjadi juara Swiss Open 2022. Pada perempat final, semifinal, dan final, Fajar/Rian mengandaskan tiga ganda Malaysia secara beruntun.

Pasca menjadi kampiun di Swiss Open, Fajar/Rian sukses menembus final Korea Open, semifinal Kejuaraan Asia, final Thailand Open (mundur di game pertama final karena Fajar cedera), juara Indonesia Masters, dan mencapai perempat final Indonesia Open.

Artinya, sebelum Indonesia Open, Fajar/Rian mampu mencapai empat final dalam lima turnamen beruntun. Sebuah konsistensi yang menggembirakan.

Dengan hasil-hasil bagus itu, Herry IP yang awalnya melancarkan peringatan keras, kemudian menegaskan bahwa Fajar/Rian akan menjadi andalan ganda putra Indonesia pada Olimpiade Paris 2024. “Jelas mereka akan menjadi ujung tombak,” kata Herry IP.

Menurut pelatih berjuluk Coach Naga Api tersebut, penampilan Fajar/Rian yang konsisten selepas dari All England adalah tanda yang sangat baik. Yang paling memuaskan adalah keberhasilan mereka menjadi juara Indonesia Masters 2022.

Sayang, setelah juara di Indonesia Masters 2022, Fajar/Rian tumbang pada perempat final Indonesia Open 2022. Mereka dikalahkan ganda Tiongkok Liu Yuchen/Ou Xuanyi dalam straight game dengan skor identik 18-21 dan 18-21.

“Pada pertandingan itu, kondisi fisik Rian menurun,” ucap Herry IP. “Tetapi jangan lupa, pemain Tiongkok itu luar biasa. Penampilan mereka bagus. Saya apresiasi kepada pasangan Tiongkok tersebut. Terutama Liu Yuchen yang menampilkan performa terbaik. Ou Xuanyi juga bermain lebih baik dibandingkan turnamen-turnamen sebelumnya,” tambahnya.

Liu/Ou akhirnya menjadi juara Indonesia Open 2022 tanpa kehilangan satu gamepun dalam lima pertandingan. Atas hasil impresif tersebut, Liu/Ou mencatat sejarah baru. Mereka adalah ganda putra pengganti pertama (promoted from reserves), yang sukses menjadi juara turnamen Super 1000.

Liu/Ou bisa bermain di babak utama Indonesia Open 2022 karena menggantikan posisi ganda India Krishna Prasad Garaga/VG Panjala yang memutuskan mundur.

“Saya ingin Fajar/Rian konsisten. Dan ternyata mereka bisa membuktikan. Bagi saya, menang dan kalah itu bonus. Yang penting adalah cara bermain mereka,” kata Herry IP.

Fajar/Rian sendiri sudah memancangkan target tinggi pada 2022. Meski saat ini mereka turun satu tingkat ke ranking tujuh dunia, Fajar mengatakan masih bersemangat untuk naik posisi. ’’Mungkin terdekat ini pengin kembali ke lima besar dunia. Kepingin akhir tahun lebih baik, bisa tiga besar,’’ harap Fajar.

Soal Leo/Daniel dan Bagas/Fikri yang sudah kandas pada ronde kedua Indonesia Open 2022, Herry IP mengaku tidak khawatir. Tetapi memang, banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan untuk meningkatkan level permainan mereka. “Khusus Bagas/Fikri, di Indonesia Open menurut saya mereka sudah bagus mainnya,” ucap Herry IP.

Pada babak kedua Indonesia Open 2022 itu, Bagas/Fikri dikalahkan Fajar/Rian dalam rubber game dengan skor 10-21, 21-10, dan 15-21. Banyak faktor yang mempengaruhi kekalahan tersebut. Salah satunya adalah kondisi angin di Istora Senayan, Jakarta. Situasi tersebut membuat permainan tidak stabil. “Untuk ke depannya, harus pinter-pinter mengantisipasi hal-hal seperti itu,” kata Herry IP.

Yang harus dievaluasi dari Bagas/Fikri adalah kekalahan di ronde pertama Indonesia Masters 2022 melawan mantan ganda pelatnas PP PBSI Sabar Karyaman Gutama/M. Reza Pahlevi Isfahani. Saat itu, Bagas/Fikri kalah dalam rubber game dengan skor 21-19, 12-21, dan 16-21.

Herry IP menegaskan bahwa yang harus diperbaiki dari Bagas/Fikri bukan semata masalah teknik. Tetapi soal mindset dan mentalitas. Terutama bagaimana respons mereka untuk mengatasi tekanan intens dalam pertandingan.

Justru, yang paling mendekati konsistensi dan kualitas Fajar/Rian sepanjang 2022 ini adalah Pramudya/Yeremia. Juara Asia 2022 tersebut, kata Herry IP, bermain sangat luar biasa pada Indonesia Open 2022.

Pada babak pertama, Pram/Yere mengandaskan andalan Inggris Ben Lane/Sean Vendy dalam dua game langsung, 21-19 dan 21-15. Setelah itu, di babak 16 besar, Pram/Yere mengeliminasi peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 asal Taiwan Lee Yang/Wang Chi-lin. Pram/Yere menang dalam rubber game dengan skor 21-16, 17-21, dan 21-14.

Sayang, di perempat final, Yere mengalami cedera lutut ketika berhadapan dengan ganda nomor satu Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Padahal, Pram/Yere sudah berada di ambang kemenangan dengan unggul 20-17 di game ketiga.

Dalam posisi nyaris lolos ke semifinal Super 1000 pertama mereka itu, Yere salah tumpuan kaki. Tepatnya saat berusaha mengambil shuttlecock di depan net. Hal itu membuat lututnya bergeser. Meski dalam kondisi terpincang-pincang, Yere masih berusaha melanjutkan pertandingan.

Pada akhirnya, Pram/Yere tumbang dalam rubber game dengan skor 21-14, 12-21, dan 20-22. “Bukan sedih lagi. Kalau bisa nangis, saya nangis melihat kondisi Yere itu. Mereka sedang sangat bagus,” sesal Herry IP. (*)

 

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini