Dapat Protes Keras Pecinta Sepak Bola, Proses Naturalisasi Jordi Amat Tetap Lanjut

0
32
Jordi Amat sudah menjalani latihan bersama timnas Indonesia. Namun, dia belum bisa memperkuat timnas karena proses naturalisasinya belum beres. (Haritsah Almudatsir/Jawa Pos)
Jordi Amat sudah menjalani latihan bersama timnas Indonesia. Namun, dia belum bisa memperkuat timnas karena proses naturalisasinya belum beres. (Haritsah Almudatsir/Jawa Pos)

batampos – PSSI berencana menaturalisasi pemain keturunan untuk bisa membela tim nasional Indonesia U-19 di ajang Piala Dunia U-20 2023.

Saat ini tiga pemain asal Belanda sudah mengikuti latihan bersama pelatih Shin Tae-yong (STY). Mereka adalah Kai Davy Boham, Max Christoffel, dan Jim Croque.

Namun, sampai kemarin, proses naturalisasi ketiganya belum dimulai. Anggota Komite Eksekutif PSSI Hasani Abdulgani masih menunggu arahan STY. ”STY belum memberikan keputusan siapa yang mau diambil. Dia masih mau melihat mereka dalam sesi latihan,” ucap Hasani kepada Jawa Pos.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali memberikan lampu hijau kepada PSSI dan STY untuk menaturalisasi pemain U-19. Amali menegaskan, apa pun demi kebaikan timnas, Kemenpora akan memberikan dukungan penuh. ”Apa yang diminta federasi akan kami dukung,” ujarnya.

Pria asal Gorontalo tersebut tahu STY sedang memantau Kai, Max, dan Jim. Namun, sampai saat ini, belum diketahui nasib tiga pemain keturunan tersebut.

”Kami menunggu. Saya kan di sini cuma melengkapi secara administrasi. Tidak menentukan kualifikasi teknis. Kalau (berkasnya, Red) sudah di DPR, nanti saya dipanggil ke sana,” katanya.

Lalu, bagaimana soal progres naturalisasi Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama? Hasani mengungkapkan, administrasi ketiganya sudah selesai di Sekretariat Negara (Setneg).

Proses berikutnya tinggal dibawa ke DPR dan dikembalikan ke Setneg. Setelah itu, presiden akan mengeluarkan surat keputusan agar ketiganya bisa diambil sumpah menjadi warga negara Indonesia (WNI).

Namun, saat sebentar lagi proses naturalisasi ketiganya selesai, Jordi mendapat protes keras dari sebagian pencinta sepak bola Indonesia.

Mereka kecewa karena Jordi memutuskan untuk melanjutkan karier bermain di Malaysia bersama Johor Darul Ta’zim (JDT). Keputusan itu membuat publik kecewa. Sebab, seharusnya, Jordi melanjutkan karier di Eropa.

Sadar dirinya sedang mendapat protes keras, Jordi langsung membuat surat terbuka tadi malam. Dia menjelaskan bahwa keputusan merapat ke JDT bukan untuk melengkapi slot Asia. Namun, Jordi ingin cepat beradaptasi dengan sepak bola Asia.

”Saya ke JDT bukan karena uang. Tapi karena jarak Malaysia dan Indonesia berdekatan. Hanya dua jam perjalanan udara. Ini membantu saya beradaptasi dengan sepak bola Asia. Apalagi, JDT juga sedang bersaing di Asia Champions League,” ucap center back kelahiran Spanyol tersebut.

Jordi menambahkan, langkah itu diambil untuk membantu prestasi timnas Indonesia. Dia ingin mengerahkan kemampuan terbaik untuk skuad Garuda. Apalagi, neneknya lahir, besar, dan tinggal di Makassar.

”Karena itu, saya berharap teman-teman menghormati keputusan saya meninggalkan Eropa,” tegas Jordi.

Hasani memastikan proses naturalisasi Jordi tetap lanjut. Sebab, dia masuk proyeksi STY untuk mengarungi putaran final Piala Asia 2023. ”Kalau STY bilang tidak perlu Jordi, baru kami batalkan,” tegas Hasani. (*)

 

 

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini