
batampos – Crystal Palace berhasil mengalahkan Manchester City dengan skor tipis yakni 1-0 di Wembley pada final FA Cup 2025 untuk mengamankan gelar utama pertama bagi klub pada Minggu (18/5).
Dilansir dari laman ESPN, Manchester City tampil agresif di 15 menit awal pertandingan. Namun, justru serangan balik cepat dari Palace yang membuka ancaman serius.
Kombinasi Daniel Munoz dan Eberechi Eze menjadi kunci keberhasilan. Munoz menusuk dari sisi kiri dan mengirim umpan silang tajam yang disambut Eze dengan tembakan keras yang membuahkan gol.
Palace tampil solid dalam bertahan, meski sempat beberapa kali nyaris kehilangan kontrol.
Salah satunya saat Dean Henderson keluar dari sarangnya untuk menghentikan Erling Haaland dan tampak menyentuh bola di luar arena, namun VAR memutuskan untuk tidak turun tangan.
Begitu pula ketika Tyrick Mitchell melakukan pelanggaran yang gegabah terhadap Bernardo Silva di area penalti, saat ia menjatuhkan gelandang asal Portugal itu sehingga City mendapat penalti.
Meski begitu, City tetap mendapat kesempatan emas lewat penalti usai pelanggaran lain, namun tendangan Omar Marmoush berhasil digagalkan oleh Henderson yang tampil gemilang
Henderson membuktikan diri sebagai sosok yang tak tergoyahkan di gawang Eagles saat ia kembali menciptakan momen ajaib sebelum babak pertama usai dengan berhasil menukik ke sisi kiri untuk secara menakjubkan menepis tendangan melengkung Doku.
Doku memberi Palace peluang untuk menggandakan keunggulan mereka atau begitulah yang mereka pikirkan. Munoz adalah orang tercepat yang menyambar bola liar di dalam area yang kemudian membentur Ismaila Sarr, yang berdiri dalam posisi offside, sehingga City terhindar dari kekalahan.
City tampil tidak seperti biasanya di depan gawang di lapangan Wembley, dan itu ditunjukkan dengan jelas ketika De Bruyne mengirim umpan sempurna kepada Nico O’Reilly, tetapi pemain muda itu ragu-ragu di area penalti dan usahanya berhasil diblok oleh Munoz.
Dengan keputusasaan yang kini melanda City, Pep Guardiola mengambil langkah tak biasa dengan memperkenalkan pemain yang belum pernah didengar oleh sebagian besar penggemar sepak bola, yakni memperkenalkan Claudio Echeverri untuk debutnya.
Peralihannya hampir membuahkan hasil hanya beberapa menit kemudian, ketika De Bruyne mengoper bola kepadanya di area penalti, tetapi pemain Argentina itu hanya dapat menyaksikan dengan penuh penderitaan saat penyelamatan Henderson lainnya membuat City semakin tak berdaya.
Palace sepertinya tak akan bisa beristirahat dengan tenang di menit-menit terakhir, dan pemandangan 10 menit yang tertahan di papan untuk waktu tambahan tentu saja tidak membantu meredakan rasa gugup.
Meski begitu, mereka tidak perlu terlalu gugup, karena City hanya menciptakan sedikit peluang di menit-menit terakhir, dan Palace bertahan untuk mewujudkan fantasi setiap klub aspiratif yang telah kekurangan kesempatan untuk sering tampil di final piala di era uang besar.
Selain itu, Palace akhirnya meraih trofi pertamanya sekaligus mereka juga akan bermain di Liga Eropa UEFA musim depan, yang merupakan puncak dari hari bersejarah bagi klub. (*)