Berpisah dengan Real Madrid, Marcelo Menuju Super Lig

0
38
Marcelo (kanan) akan berlabuh ke Super Lig meski belum dipastikan di klub mana. (Christof STACHE / AFP)
Marcelo (kanan) akan berlabuh ke Super Lig meski belum dipastikan di klub mana. (Christof STACHE / AFP)

batampos – Giorgio Chiellini dan Lorenzo Insigne memilih Major League Soccer sebagai liga destinasi di pengujung kariernya. Liga Super Tiongkok dan J1 League paling banyak diserbu pemain gaek Brasil.

Tapi, masih ada Super Lig bagi mereka yang tetap ingin berada di Eropa ketika grafik performa menurun.

Marcelo telah keluar dari zona nyaman. Per musim depan, bek kiri asal Brasil tersebut tidak lagi berkostum Real Madrid.

Kariernya bersama Real sejak 2007 resmi tamat Selasa (14/6) ketika dia mendapatkan panggung perpisahan di Estadio Santiago Bernabeu.

Pemilik nama lengkap Marcelo Vieira da Silva Junior itu total tampil dalam 546 laga dan meraih 25 gelar.

Lima tahun silam kepada Marca, Marcelo mengatakan bahwa dirinya akan pensiun bersama Fluminense. Tim profesional pertamanya sekaligus jalan untuk meretas karier gemilang di Benua Biru.

Tetapi, hal itu tidak untuk diwujudkan dalam waktu dekat. ’’Aku masih ingin bermain di liga Eropa. Aku rasa aku masih bisa untuk itu,’’ ucap Marcelo dalam pidato perpisahan seperti dilansir Diario AS.

Pernyataan tersebut merupakan bukti bahwa Marcelo merasa tetap kompetitif di usia 34 tahun per 12 Mei lalu. Meski, dalam tiga musim terakhir, statusnya sebagai bek kiri utama Real diambil alih oleh Ferland Mendy.

Selain kepercayaan diri, tulis Football Espana, Marcelo diklaim telah mendapat beberapa tawaran dari klub di Super Lig. Meski, belum diketahui klub mana dari kompetisi kasta teratas Turki itu yang meminati Marcelo.

”Super Lig adalah liga di Eropa yang cocok bagi Marcelo secara permainan dan persaingan. Apalagi, banyak kompatriotnya di sana,” ulas Mundo Deportivo.

Bukan hanya pemain Brasil, beberapa bek kiri timnas Brasil memilih berkarier di Super Lig ketika performa mereka di lima liga elite Eropa (Premier League, La Liga, Serie A, Bundesliga, Ligue 1) dianggap sudah habis.

Yang paling mencolok adalah senior Marcelo di Real, Roberto Carlos. Ketika out dari Real pada 2007, dia memilih bergabung dengan Fenerbahce.

Kala itu, Carlos menginginkan liga yang memiliki persaingan cukup ketat meski tidak seglamor La Liga. Usia Carlos sama seperti Marcelo di awal memperkuat Fenerbahce.

Dia berkostum Fenerbahce selama dua musim sebelum mudik ke Corinthians pada 2009.

Bersama Fenerbahce, pemilik tendangan kaki kiri superkeras itu tampil dalam 104 laga. Bukti bahwa dia masih tangguh.

Bahkan, personel Brasil ketika kampiun Piala Dunia 2002 itu masih bisa berkarier hingga usia 43 tahun. Klub terakhirnya adalah Delhi Dynamos dengan dia pensiun enam tahun lalu.

Selain Carlos, mantan bek kiri Sevilla FC dan FC Barcelona Adriano Correia pernah mencoba peruntungan bersama Besiktas selama tiga musim.

Dengan usia 35 tahun ketika out dari Besiktas, Adriano masih sempat dua kali berganti klub. Athletico Paranaense (2019–2020) dan KAS Eupen (2020–2021). Kini, Adriano berstatus tanpa klub, tapi belum memutuskan untuk pensiun.

Sementara Dede, bek kiri selama 13 tahun bersama Borussia Dortmund (1998–2011), menjalani tiga musim di Eskisehirspor (2011–2014). Akhir kariernya di Turki sekaligus akhir kariernya sebagai pemain.

Memilih berkarier di Turki sekaligus memberi kesempatan bagi Marcelo untuk bisa menghadapi Real di Liga Champions.

”Aku ingin menghadapi Real ketika aku tidak lagi berkostum Real,’’ kata Marcelo.

Tentu saja, Marcelo harus cermat memilih klub. Sebab, tiga klub raksasa Turki seperti Fenerbahce, Besiktas, dan Galatasaray tidak berstatus juara Super Lig musim lalu. Predikat itu jadi milik Trabzonspor. (*)

 

 

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini