Aleix Espargaro Curhat soal MotoGP 2022

0
39
Aleix Espargaro kehilangan sembilan poin sia-sia akibat melakukan blunder di MotoGP Catalunya. (Alessio Marini/LiveMedia/Sipa USA/Reuters/Antara)
Aleix Espargaro kehilangan sembilan poin sia-sia akibat melakukan blunder di MotoGP Catalunya. (Alessio Marini/LiveMedia/Sipa USA/Reuters/Antara)

batampos – Tidak selamanya berpeluang menjadi juara dunia itu menyenangkan. Hal itulah yang kini dirasakan pembalap Aprilia Aleix Espargaro.

Jadi runner-up klasemen dengan 151 poin atau defisit 21 poin dari jagoan Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo ternyata membebaninya secara fisik dan mental.

Seperti dilansir Motorsport, Espargaro mengaku sangat lelah pasca menjalani paro pertama sebanyak 11 race.

Total, pembalap 32 tahun itu mencatatkan empat kali podium dan satu di antaranya jadi juara di GP Argentina (3/4).

Sisanya, dia hanya sekali finis di luar sepuluh besar di GP AS sepekan berselang.

Tanda paling nyata bahwa Espargaro memang kelelahan fisik dan mental terlihat pada GP Catalunya.

Kala itu, dia salah menghitung sisa lap sebelum finis. Dia bahkan sudah berselebrasi ketika sebenarnya masih tersisa satu putaran lagi.

Padahal, dia mendapat kesempatan emas merapatkan jarak dengan Quartararo yang gagal finis pada race yang digelar di balapan itu.

Alhasil, pembalap Ducati Francesco Bagnaia finis terdepan dan Espargaro melorot ke posisi keempat.

Bahkan, lelahnya itu masih dirasakannya ketika di rumah yang notabene biasanya dijadikan tempat bersantai. Dia bahkan sampai mengatur alarm agar selalu tidur tepat waktu setiap pukul 21.00.

Juga agar segera memutuskan hubungan dengan dunia luar dengan mematikan gawai.

’’Aku butuh istirahat (lebih banyak, Red). Bukan hanya lima pekan (jeda paro pertama, Red). Secara mental, tahun ini sangat berbeda bagiku dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,’’ papar Espargaro kepada Motorsport.

Kelelahan fisik dan mental yang dihadapi pembalap asal Spanyol itu sangat mungkin lebih karena dia yang belum terbiasa bersaing di papan atas.

Ya, tahun ini adalah yang pertama dalam kariernya merasakan ketatnya perburuan juara.

Sebelum ini, hasil terbaik Espargaro di MotoGP adalah posisi ketujuh pada 2014 ketika masih memperkuat Forward Yamaha.

Sedangkan hasil terburuknya di MotoGP terjadi pada 2020 dan 2018 ketika menghuni peringkat ke-17 dengan sudah memperkuat Aprilia.

Menjelang paro kedua yang akan dimulai dengan GP Inggris di Silverstone (7/8), Espargaro diyakini bisa sedikit mengisi ulang tenaganya.

Apalagi, dia juga bisa tenang terkait masa depannya pasca memperpanjang kontrak selama dua tahun ke depan pada Mei lalu. (*)

 

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini