batampos – Asosiasi Sepak Bola Norwegia resmi menolak bertanding melawan Israel di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026. Sikap ini diambil terkait konflik berkepanjangan antara Israel dan Gaza yang memanas sejak Oktober 2023.
Menurut laporan kantor berita Safa, Norwegia menyampaikan permintaan khusus kepada FIFA sebelum pertandingan dimulai. Mereka meminta investigasi menyeluruh terhadap dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Presiden Asosiasi Sepak Bola Norwegia, Lise Klaveness, mengungkapkan keputusan ini didasari alasan kemanusiaan. Ia menegaskan Norwegia mendukung pemerintahnya dalam menyerukan penghentian serangan brutal di Gaza.
“Hasil undian ini sulit bagi kami, selain dari aspek olahraga semata. Tak seorang pun dari kami yang bisa bersikap acuh tak acuh terhadap serangan tidak proporsional yang telah dilakukan Israel terhadap penduduk sipil Gaza dalam jangka waktu yang lama,” ungkap Klaveness dalam wawancara dengan media Israel dikutip dari Ynet News.
Pernyataan ini menegaskan komitmen Norwegia untuk mengutamakan kemanusiaan di atas aspek olahraga.
Undian pertandingan mempertemukan Norwegia dengan Israel pada 25 Maret dan 11 Oktober 2026. Namun, sikap boikot Norwegia membuat jadwal tersebut kini tidak jelas keberlanjutannya.
Klaveness juga mengungkapkan Norwegia aktif menyerukan sanksi internasional terhadap Israel. Dukungan dari pemerintah Norwegia semakin memperkuat posisi asosiasi sepak bola dalam melanjutkan boikot ini.
Media Israel seperti Ynet News menyebut keputusan Norwegia ini masih bisa berubah. Namun, tekanan dari kelompok HAM internasional membuat Norwegia tetap kukuh dengan sikapnya.
Israel saat ini menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional terkait dugaan genosida di Gaza. Serangan besar-besaran Israel sejak Oktober 2023 telah mengakibatkan ribuan korban jiwa dan kehancuran masif.
Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan lebih dari 45.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel. Selain itu, lebih dari 107.000 orang terluka, dengan banyak korban lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan.
Jumlah korban terus bertambah akibat pengepungan dan kelaparan yang melanda Jalur Gaza. Situasi ini menjadi salah satu alasan utama Norwegia untuk menolak bertanding melawan Israel.
Lise Klaveness menegaskan olahraga tidak bisa dipisahkan dari isu kemanusiaan. “Israel masih menjadi bagian dari kompetisi UEFA. Kami terus memantau situasi ini bersama FIFA, UEFA, dan pemerintah Norwegia,” tambahnya.
Sikap Norwegia ini mendapat dukungan dari sejumlah organisasi internasional yang mengecam serangan Israel. Mereka memuji langkah tegas Norwegia sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina.
Konflik Gaza yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 telah menciptakan krisis kemanusiaan terbesar dalam beberapa dekade terakhir. Serangan Israel juga menyebabkan hampir dua juta warga Palestina kehilangan tempat tinggal.
Banyak di antara pengungsi yang kini hidup dalam kondisi memprihatinkan di wilayah selatan Gaza. Daerah ini menjadi semakin padat karena menampung pengungsi dari seluruh penjuru Jalur Gaza.
Selain korban jiwa, serangan ini juga menghancurkan infrastruktur vital seperti rumah sakit dan sekolah. Hal ini menambah penderitaan warga Palestina yang sudah bertahun-tahun hidup di bawah blokade.
Israel mengklaim serangan ini sebagai bagian dari operasi militernya di Al-Aqsa. Namun, banyak laporan internasional menyebut mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Laporan dari beberapa media Israel bahkan menyebutkan adanya kesalahan fatal dari militer mereka. Beberapa tentara Israel dilaporkan secara tidak sengaja menembak rekan mereka sendiri selama operasi berlangsung.
Hal ini semakin memanaskan situasi di tingkat internasional, di mana Israel kini berada di bawah pengawasan ketat. Norwegia menggunakan momen ini untuk menyoroti pentingnya menegakkan keadilan dan menghentikan kekerasan.
Langkah Norwegia juga mencerminkan meningkatnya tekanan terhadap FIFA dan UEFA. Kedua organisasi tersebut diminta untuk mengambil sikap tegas terhadap negara yang dianggap melanggar HAM.
Boikot ini menjadi tantangan besar bagi Israel, yang saat ini masih menjadi bagian dari kompetisi UEFA. Mereka harus mencari cara untuk menghadapi tekanan politik yang semakin intens.
Bagi Norwegia, keputusan ini adalah bentuk solidaritas yang tidak bisa ditawar-tawar. Klaveness menyatakan tim nasionalnya siap menghadapi segala konsekuensi dari keputusan ini.
Media internasional terus memantau perkembangan ini, terutama terkait respons FIFA. Sebagai badan tertinggi sepak bola dunia, FIFA berada di bawah sorotan untuk mengambil tindakan yang sesuai.
Konflik Gaza tidak hanya berdampak pada wilayah Timur Tengah, tetapi juga mengguncang dunia olahraga. Norwegia menjadi salah satu negara yang mengambil langkah tegas untuk menunjukkan keberpihakan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Sementara itu, jadwal pertandingan Norwegia dan Israel masih belum jelas hingga saat ini. Kemungkinan besar, FIFA harus mengatur ulang format kualifikasi untuk mengakomodasi situasi ini.
Norwegia juga terus berkomunikasi dengan pemerintah dan organisasi internasional untuk menyelaraskan langkah mereka. Klaveness berharap keputusan ini dapat menjadi pemicu perubahan di dunia sepak bola.
Konflik Israel-Palestina memang telah lama menjadi isu global yang sulit diselesaikan. Namun, langkah kecil seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang.
Bagi warga Palestina, dukungan seperti ini menjadi sumber harapan di tengah penderitaan. Mereka berharap semakin banyak negara yang berani menyuarakan solidaritas terhadap perjuangan mereka.
Norwegia telah menunjukkan olahraga tidak bisa dipisahkan dari isu-isu besar yang mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan sikap ini, mereka telah mencatat sejarah sebagai salah satu negara yang berani menentang ketidakadilan.
FIFA dan UEFA kini menghadapi tekanan besar untuk merespons situasi ini dengan bijak. Dunia sepak bola menunggu langkah berikutnya dari organisasi-organisasi ini dalam menyikapi konflik yang melibatkan Israel.
Keputusan Norwegia ini juga membuka ruang diskusi baru tentang peran olahraga dalam isu-isu global. Sepak bola, sebagai olahraga paling populer di dunia, memiliki kekuatan untuk membawa perubahan.
Dengan boikot ini, Norwegia telah memberikan pesan yang jelas kepada dunia nilai-nilai kemanusiaan harus selalu diutamakan. Mereka berharap langkah ini menjadi awal dari perubahan besar dalam cara dunia melihat peran olahraga dalam isu-isu global. (*)