batampos – Pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae Yong menyebut bahwa “lubang besar” di skuadnya saat ini ada di sektor penyerang (striker). Menurutnya, sektor tersebut adalah titik terlemah timnya.
“Itu menjadi posisi yang paling lemah di skuad ini,” ujar Shin dalam konferensi pers sesudah pertandingan leg kedua final Piala AFF 2020 kontra Thailand, diikuti di Jakarta, Sabtu (1/1) malam, dikutip dari Antara.
Juru taktik asal Korea Selatan itu mengatakan bahwa Indonesia sulit memiliki penyerang andal lantaran klub-klub di Liga 1 Indonesia nyaris selalu mempercayakan posisi striker kepada pemain asing.
Hal tersebut, kata Shin, menjadi penghambat berkembangnya kemampuan dan potensi penyerang-penyerang lokal.
“Klub-klub banyak memakai orang asing sebagai ‘striker’ dan itu membuat penyerang Indonesia sulit berkembang,” tutur pelatih timnas Korsel di Piala Dunia 2018 itu.
Baca Juga: Lupakan Kekalahan di Piala AFF, Shin Tae Yong Siapkan Roadmap 2022
Situasi tersebut berpengaruh pula ke Piala AFF 2020 yang digelar di Singapura. Meski Indonesia berhasil menjadi tim peringkat kedua (runner up), kontribusi penyerang dari sisi gol bisa dikatakan sangat kurang.
Dari empat striker yang dibawa Shin ke Piala AFF 2020, yaitu Dedik Setiawan, Ezra Walian, Kushedya Yudo dan Hanis Sagara, hanya Ezra yang bisa membuat gol di turnamen. Kontribusi dua gol dari penyerang bisa dikatakan kecil mengingat Indonesia menjadi tim tersubur di Piala AFF 2020 dengan membuat total 20 gol sepanjang turnamen.
Pemain sayap Irfan Jaya menjadi penyumbang gol terbanyak Indonesia di Piala AFF 2020 dengan tiga gol, disusul masing-masing dua gol dari Ezra Walian (penyerang), Evan Dimas (gelandang), Egy Maulana (gelandang/sayap), Pratama Arhan (bek kiri), Rachmat Irianto (gelandang bertahan) dan Witan Sulaeman (sayap).
Sisanya masing-masing satu gol dari Asnawi Mangkualam (bek kanan), Elkan Baggott (bek tengah), Ramai Rumakiek (gelandang), Ricky Kambuaya (gelandang serang) dan bunuh diri bek Singapura Shawal Anuar.
Tim nasional Indonesia memastikan diri menjadi peringkat kedua (runner up) Piala AFF 2020 setelah mengimbangi Thailand dengan skor 2-2 pada leg kedua final di Stadion Nasional, Singapura, Sabtu (1/1) malam.
Hasil tersebut membuat Indonesia, yang pada leg pertama takluk 0-4, kalah agregat 2-6 dari sang juara turnamen Thailand.
Thailand pun tercatat sebagai negara tersukses di Piala AFF dengan enam gelar juara. Sebelumnya, status serupa diraih Thailand pada tahun 1996, 2000, 2002, 2014 dan 2016.
Sementara Indonesia menjadi negara paling banyak mengantongi prestasi peringkat kedua Piala AFF yaitu enam kali dan belum pernah sekali pun mencicipi trofi kampiun. Pencapaian yang sama dicatatkan Indonesia pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010 dan 2016. (*)
Reporter: Antara