batampos – Dua tim pengoleksi terbanyak trofi Liga Champions, Real Madrid (14 gelar) dan AC Milan (7 gelar), kembali ke semifinal secara bersamaan setelah dua dekade. Kepastian tersebut didapat berdasar hasil second leg perempat final kemarin (19/4) dini hari.
Di Stadio Diego Armando Maradona, Naples, AC Milan menahan SSC Napoli 1-1 untuk unggul agregat 2-1. Di Stamford Bridge, London, Real begitu perkasa atas Chelsea dengan keunggulan agregat 4-0.
”Kami layak lolos (ke semifinal, Red). Aku juga ikut senang dengan (kelolosan, Red) AC Milan karena sudah lama mereka tidak di sini (semifinal kali terakhir AC Milan pada 2006–2007, Red),” ungkap entrenador Real Carlo Ancelotti seperti dilansir Daily Mail.
Baca Juga: Tidak Dapat Hadiah Juara, Erick Thohir Beri Bonus Rp 2 Miliar ke PSM
Ancelotti memang memiliki impian Real dan AC Milan bisa berhadapan di partai final. Berdasar undian, mereka tidak akan bertemu di semifinal karena Real ditunggu Manchester City atau Bayern Munchen.
Sedangkan AC Milan bakal ditantang Inter Milan atau SL Benfica. Pemenang dua semifinal itu sudah diketahui dini hari tadi (20/4).
Ancelotti memang selalu menempatkan Rossoneri –sebutan AC Milan– di hatinya karena karier terakhirnya sebagai pemain adalah membela klub yang bermarkas di Milanello tersebut.
Baca Juga: Sadio Mane Masuk Skuad Bayern Muenchen, Jadi Tumpuan Lawan Manchester City
Bukan hanya itu, Ancelotti juga meraih kesuksesan sebagai pelatih Rossoneri ketika memenangi dua kali Liga Champions (2002–2003 dan 2006–2007) plus sekali runner-up (2004–2005).
Bagi Real dan AC Milan, sukses menembus semifinal di Liga Champions tidak hanya menunjukkan DNA Eropa mereka. Tapi juga ada pelecut berupa hampir pasti gagal mempertahankan gelar liga domestik masing-masing.
Di La Liga musim ini, Real ada di posisi kedua dan sudah tertinggal 11 poin (62-73) dari FC Barcelona dengan sisa sembilan jornada. AC Milan lebih buruk. Davide Calabria dkk tertahan di posisi keempat dan defisit 22 poin (53-75) dari Napoli.
Baca Juga: Tidak Ada Hadiah Uang untuk Juara Liga 1, PT LIB Perlu Diaudit
Namun, kesuksesan menyingkirkan Napoli di Liga Champions tentu menjadi kebanggaan bagi skuad Stefano Pioli itu. Dalam dua pertemuan, Pioli menunjukkan bahwa Liga Champions membutuhkan taktik yang tepat.
Meski Napoli memiliki keunggulan di lini serang via duet Victor Osimhen dan Khvicha Kvaratskhelia, Rossoneri sukses meredamnya dengan cara bertahan solid plus didukung serangan balik efektif.
”Dia (Osimhen, Red) sangat berbahaya. Itu yang membuatku dan (Simon) Kjaer (bek tengah AC Milan, Red) harus terus menempelnya sepanjang laga dan memperkecil ruang geraknya,” beber bek tengah AC Milan Fikayo Tomori kepada CBS Sports. (*)
Reporter: JPGroup