Sabtu, 27 Juli 2024

Pengakuan Mengejutkan Radja Nainggolan, Pernah Ditampar Pemain PSS Sleman

Berita Terkait

Radja Nainggolan mengaku pernah ditampar tanpa alasan jelas oleh Wahyudi Hamisi dalam sebuah pertandingan. (TIM MEDIA BHAYANGKARA FC)

batampos – Insiden kontroversial yang melibatkan Wahyudi Hamisi saat laga Persebaya Surabaya dan PSS Sleman, Minggu (3/3) telah menarik perhatian luas. Namun, bukan hanya pemain asing seperti Bruno Moreira yang menjadi korban aksi brutal Wahyudi Hamisi, melainkan juga Radja Nainggolan yang mengungkap pengalaman mengejutkan saat bertanding dengan pemain kontroversial tersebut.

Wahyudi Hamisi, yang sebelumnya telah memaksa penggawa asing Persebaya, Robertino Pugliara, untuk pensiun karena patah kaki pada 2018, kembali menjadi sorotan setelah aksi berbahayanya terhadap Bruno Moreira. Dengan tekanan yang begitu besar dari publik, Wahyudi Hamisi akhirnya meminta maaf melalui video yang dirilis oleh PSS Sleman.

Namun, kejadian ini juga membuka cerita baru tentang pengalaman lain dari pemain-pemain yang pernah bertanding dengan Wahyudi Hamisi. Salah satunya adalah Radja Nainggolan, pemain Bhayangkara FC, yang pernah memperkuat AS Roma dan Inter Milan, dan sempat menjadi andalan Timnas Belgia. Dia mengungkap bahwa dirinya pernah menjadi korban tindakan brutal Wahyudi Hamisi.

Dalam komentar di akun Instagram yang memuat permohonan maaf Wahyudi Hamisi, Radja Nainggolan mengaku pernah ditampar tanpa alasan jelas oleh Wahyudi Hamisi dalam sebuah pertandingan. Radja Nainggolan merasa heran dengan sikap Wahyudi Hamisi yang kemudian meminta maaf seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Dia juga menyoroti fakta bahwa pemain lain, bahkan pernah memberikan peringatan agar berhati-hati saat bertemu dengan Wahyudi Hamisi.

“Orang ini bahkan menampar saya tanpa alasan. Pertama dia beraksi dan kemudian mengatakan maaf seolah tidak ada yang terjadi?” tulis Radja Nainggolan.

“Masalahnya adalah pemain-pemain lain bahkan mengatakan untuk berhati-hati pada dia. Siapa tahu berapa kali dia meminta maaf karena beberapa episode seperti ini,” imbuhnya.

Insiden antara Radja Nainggolan dan Wahyudi Hamisi kemungkinan terjadi pada 22 Februari saat PSS Sleman bertandang ke markas Bhayangkara FC. Dalam laga itu, Bhayangkara FC kalah dari PSS. Kejadian mengejutkan tersebut menunjukkan bahwa tindakan kontroversial Wahyudi Hamisi tidak hanya mempengaruhi pemain asing, tetapi juga pemain lokal.

Berdasar itu, butuh penegakan aturan yang tegas dalam sepak bola Indonesia. Tindakan brutal di lapangan tidak hanya merugikan kesejahteraan pemain, tetapi juga mengancam integritas dan fair play dalam kompetisi. Dengan pengungkapan pengalaman Radja Nainggolan, semakin jelas bahwa tindakan Wahyudi Hamisi tidak boleh dibiarkan tanpa sanksi yang tegas dari otoritas yang berwenang.

Kejadian ini juga menjadi momentum untuk memperbaiki sistem pengawasan dan penegakan aturan dalam sepak bola Indonesia, sehingga insiden serupa dapat dicegah di masa mendatang. Dengan tindakan yang tepat dan adil, diharapkan sepak bola Indonesia dapat menjadi lingkungan yang lebih aman dan berintegritas bagi semua pemain.(*)

 

SourceJPGroup

Update