batampos – Piala Dunia tidak pernah jadi ajang kejayaan wakil Amerika Latin sejak Brasil juara edisi 2002 di Jepang-Korea Selatan.
Dalam empat edisi terakhir, wakil Eropa meraih kampiun. Italia pada 2006, Spanyol (2010), Jerman (2014), dan Prancis empat tahun lalu.
Selang dua dekade atau pada Piala Dunia 2022, dua raksasa Amerika Latin masih dalam progres berburu juara. Brasil dan Argentina meraih dua tempat di perempat final.
Sayang, mereka berada dalam slot yang sama seandainya lolos ke semifinal. Artinya, Brasil-Argentina tidak bisa berhadapan di final.
Meski begitu, seandainya mereka bertemu di semifinal, itu sudah jadi sejarah. Untuk kali pertama di Piala Dunia, Selecao –julukan Brasil– dan La Albiceleste (sebutan Argentina) bertemu.
Baca Juga: Belanda Harus Waspadai Si Pendiam yang Berbahaya kala Bersua Argentina
Bayangkan betapa dahsyatnya atmosfer Superclasico de las Americas (sebutan duel Brasil versus Argentina) seandainya kesampaian.
Duel sesama wakil Latin di semifinal Piala Dunia hanya pernah terjadi dua kali. Yaitu, Brasil menghadapi Cile pada edisi 1962. Delapan tahun kemudian, Brasil meladeni Uruguay.
Syarat supaya Superclasico de las Americas tercipta adalah Brasil mengatasi Kroasia di Education City Stadium, Al Rayyan, pada Jumat (9/12) malam WIB.
Pada Sabtu (10/12) dini hari WIB, Argentina harus menyingkirkan Belanda di Lusail Iconic Stadium, Lusail.
Statistik mencatat, sejak mengalahkan Jerman dalam final Piala Dunia 2002, Brasil selalu tersandung oleh tim Eropa di fase knockout dalam lima pertemuan.
Baca Juga: Spanyol Dijungkalkan Maroko, Nasib Luis Enrique Belum Pasti
Kali terakhir adalah ketika Selecao takluk 1-2 di tangan Belgia dalam perempat final Piala Dunia 2018.
”(Statistik) itu yang selalu diperdebatkan ketika kami mengalaminya (berhadapan dengan tim Eropa di Piala Dunia, Red).”
”Meski kami orang dari Latin, rata-rata pemain kami bermain di Eropa dan terbiasa bermain dengan pemain Eropa. Jadi, tidak ada masalah dengan itu,’’ tutur fullback Brasil asal Juventus Danilo kepada ESPN.
Secara keseluruhan, Brasil memang masih punya lebih banyak kemenangan ketika bertemu dengan tim Eropa. Dari 31 kali duel, 20 kemenangan didapat dan 11 lainnya berakhir dengan kekalahan.
”Kami sangat siap menghadapi mereka (Belanda di perempat final, Red),” sambung Danilo.
Handicap juga dialami Argentina ketika berhadapan dengan tim Eropa belakangan ini. Misalnya, yang terjadi empat tahun lalu di Rusia.
Baca Juga: Kejutan Besar, Tunggal Putri Indonesia Kandaskan Peraih Emas Olimpiade Tokyo
Di Kazan Arena, laju Argentina dalam Piala Dunia 2018 dihentikan oleh Prancis. Sejak perempat final edisi 1998, La Albiceleste praktis hanya sekali merebut kemenangan atas tim Eropa.
Yaitu, pada edisi 2014 di Brasil ketika Lionel Messi dkk menekuk Belgia 1-0 di Estadio Nacional Mane Garrincha, Brasilia.
Hanya, di Piala Dunia tahun ini, Argentina sudah membuktikan bisa mengatasi wakil Eropa pada fase grup. Yakni, ketika Lionel Messi dkk memecundangi upaya Polandia untuk jadi juara grup dengan kemenangan 2-1.
Kemenangan yang sekaligus memastikan langkah Messi dkk ke 16 besar.
Di sisi lain, Brasil juga menunjukkan bahwa Brasil di Qatar tidak seperti Brasil di Rusia ketika ditahan seri 1-1 oleh Swiss di fase grup.
Di Qatar, Selecao mampu mengalahkan Swiss 1-0 setelah gelandang bertahan Manchester United Casemiro memecahkan kebuntuan tujuh menit sebelum waktu normal berakhir. (*)
Reporter: JPGroup