Kryptonite Bianconeri Bernama Simone Inzaghi

0
51
Para pemain Inter Milan merayakan keberhasilan menjadi juara Supercoppa Italiana 2021. (Miguel Medina/AFP)
Para pemain Inter Milan merayakan keberhasilan menjadi juara Supercoppa Italiana 2021. (Miguel Medina/AFP)

batampos – Musim lalu, Inter Milan sukses menghentikan hegemoni Juventus sebagai scudetto Serie A setelah sembilan musim beruntun.

Tapi, ibarat skor mengacu trofi juara, berakhir dengan 1-1 karena Juve memenangi Coppa Italia. Salah satunya dengan mengalahkan Inter di semifinal.

Musim ini, setelah pergantian pelatih di masing-masing tim, Inter lebih dulu membuat skor 1-0 seiring mengalahkan Juve dalam perebutan Supercoppa Italiana. Nerazzurri menang 2-1 atas Bianconeri lewat babak waktu tambahan.

Gol telat striker pengganti Alexis Sanchez (120+1’) mengakhiri penantian gelar Supercoppa Italiana bagi Inter sejak 2010.

Inter kini mengoleksi 6 gelar atau hanya berselisih satu gelar di belakang tim sekota, AC Milan. Di sisi lain, meski gagal, Juve masih tim yang paling banyak memenangi Supercoppa Italiana dengan 9 gelar.

Kekalahan Juve kemarin juga tak bisa lepas dari sosok Simone Inzaghi. Allenatore Inter itu bak kryptonite bagi Juve di Supercoppa Italia lantaran untuk kali ketiga mengalahkan Bianconeri.

Sebelumnya, Simo semasa menangani SS Lazio menang 3-1 atas Juve asuhan Maurizio Sarri pada edisi 2019 di King Saud University Stadium, Riyadh.

Dua tahun sebelumnya, Simo juga membawa Lazio mengungguli Juve 3-2 di Stadio Olimpico. Kala itu, Bianconeri juga diasuh Massimiliano Allegri, allenatore yang balik menangani Juve musim ini.

”Aku memiliki keberuntungan setiap melawan Juve di Supercoppa Italiana, tetapi tidak pernah mudah untuk mengalahkan tim kuat seperti mereka,” ucap Simo di laman resmi klub.

Simo juga menyebutkan, kemenangan kemarin begitu emosional karena berlangsung di kandang sendiri. ”Kami telah memenangkan trofi pertama musim ini di depan para tifosi.

Untuk tim yang kembali memenangkan trofi sejak 2010, capaian ini sangat luar biasa,” beber pelatih berusia 45 tahun tersebut.

Tiga trofi juara Supercoppa Italiana sebagai pelatih sekaligus melebihi capaian Simo sebagai pemain. Yakni, hanya dua kali merengkuh Supercoppa Italiana bersama Lazio pada 2000 dan 2009.

Selain Simo, gelandang serang Inter Hakan Calhanoglu berbahagia karena akhirnya merasakan gelar juara setelah lima tahun berkarier di Italia.

Calha juga membuat keputusan tepat atas pilihannya menyeberang dari AC Milan di musim panas tahun lalu. ”IM (singkatan dari Inter Milan, Red) Winner,’’ bunyi caption swafoto Calhanoglu di akun Instagram-nya. (*)

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini