
batampos – Dunia sepak bola kembali dirundung duka. Penyerang Liverpool dan Timnas Portugal, Diogo Jota, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil tragis bersama sang adik, André Silva, pada Kamis (3/7) di Zamora, Spanyol.
Kabar ini mengejutkan publik, mengingat Jota baru saja mengantarkan Liverpool meraih gelar Premier League musim lalu dan masih aktif bermain di level tertinggi.
Namun di balik kesuksesan dan kejayaan bersama The Reds, tersimpan kisah perjuangan luar biasa dari Jota yang nyaris harus mengakhiri karir sepak bola di usia remaja akibat masalah jantung.
Pada 2013, ketika baru berusia 17 tahun dan menjalani tes medis bersama klub Paços de Ferreira, Jota didiagnosis memiliki kelainan detak jantung. Situasi tersebut sempat membuat kedua orang tuanya sangat khawatir bahwa impian anak mereka menjadi pesepak bola profesional akan kandas.
Namun, Jota tetap tenang. Gilberto Andrade, koordinator tim muda Paços de Ferreira, mengingat momen itu dan berkata kepada The Telegraph pada 2020.
“Kami tidak menganggapnya masalah besar, situasi seperti ini cukup sering terjadi dan biasanya bisa diklarifikasi segera. Jota selalu tetap tenang,” ucap Gilberto Andrade.
Dalam salah satu wawancara dengan FourFourTwo pada 2021, Jota mengungkapkan perasaan saat menghadapi ketidakpastian tersebut.
“Itu adalah momen sulit. Saya sampai berpikir, Apakah saya masih bisa terus bermain? Tapi saya selalu berusaha menjaga pola pikir positif dan percaya segalanya akan baik-baik saja,” ungkap Jota.
Jota menjelaskan, saat itu harus menjalani pemeriksaan lanjutan berupa studi elektrofisiologi sebelum akhirnya dinyatakan layak bermain. Proses ini membuatnya melewatkan sebagian besar pramusim dan menunda debutnya bersama tim utama.
Setelah lolos dari cobaan tersebut, Jota menjelma menjadi salah satu penyerang terbaik di Eropa. Dia bergabung dengan Liverpool dari Wolverhampton Wanderers pada 2020 dan mencetak 65 gol dalam 182 pertandingan untuk The Reds. Bersama klub Merseyside itu, dia meraih gelar Liga Inggris, FA Cup, dan Carabao Cup.
Di level internasional, Jota membantu Portugal menjuarai UEFA Nations League untuk kedua kalinya pada Juni 2025.
Sayangnya, semua pencapaian itu kini menjadi kenangan. Dalam pernyataan resmi, Guardia Civil Spanyol menjelaskan bahwa mobil Lamborghini yang ditumpangi Jota dan sang adik mengalami pecah ban saat menyalip, hingga keluar jalur dan terbakar. Keduanya tewas di tempat.
“Kami sangat terpukul atas kehilangan ini. Doa kami untuk keluarga Diogo dan André,” tulis Liverpool FC dalam pernyataan mereka.
Diogo Jota bukan hanya pesepak bola hebat, tetapi juga sosok pejuang sejati dari mengatasi gangguan jantung di masa remaja hingga menorehkan sejarah bersama klub dan negaranya. Kini, dunia mengenangnya dengan penuh cinta dan rasa kehilangan yang mendalam. (*)