Tunggal Indonesia Ganas di Thomas Cup, tapi Seperti Roller Coaster di Tour

0
62
Jonatan Christie gagal melaju ke babak 8 besar Indonesia Masters 2021. (BWF/Badminton Photo)
Jonatan Christie gagal melaju ke babak 8 besar Indonesia Masters 2021. (BWF/Badminton Photo)

batampos – Penampilan tunggal putra sepanjang 2021 seperti roller coaster. Performa Jonatan Christie dkk mengalami naik turun. Pada awal tahun sempat tak terlihat, kemudian mencapai prestasi tertinggi dengan menjuarai Piala Thomas.

Penurunan itu mulai terlihat menjelang tutup tahun. Mereka tampil melempem di berbagai turnamen tour dunia yang diikuti. Imbasnya, tidak ada satu pun wakil tunggal putra Indonesia yang main di World Tour Finals 2021. Ironis.

Padahal, ajang itu dihelat di Bali yang merupakan rumah mereka sendiri. Kondisi tersebut diamini asisten pelatih tunggal putra Irwansyah. ”Nanti semoga ke depannya tidak begitu ya,” ujarnya ketika dihubungi Jawa Pos kemarin.

Irwansyah menjelaskan, sebetulnya grafik naik turun atlet bukan dari cara mainnya. Tetapi, sering kali persiapan dari pikiran kurang optimal.

”Thomas Cup bisa dibilang puncaknya sih. Fokusnya untuk membawa Thomas Cup pulang itu tinggi sekali. Jadi terkuras di sana. Tapi memang bukan alasan kenapa kalah lagi. Cuma memang capek ya dari pikirannya,” bebernya.

Ya, sepanjang 2021, para atlet mengalami periode sibuk dengan mengikuti berbagai kejuaraan berturut-turut yang terjadi di akhir tahun.

”Seperti dipaksa untuk bermain. Jadi, semua pemain pastinya kewalahan. Tapi itulah ya, namanya keadaannya seperti itu. Insya Allah ke depannya kalau kejuaraan sudah normal tidak ditumpuk, insya Allah bisa (lebih baik, Red),” katanya.

Pihaknya bakal mengatur pola latihan dengan lebih baik. Tujuannya, agar pemain bisa lebih siap dari skill, mental, dan pikiran. Tiga faktor itu yang sering kali tidak maksimal saat pertandingan. Dia mencontohkan sang juara dunia baru Loh Kean Yew.

Menurut dia, secara teknik, pemain Indonesia tidak kalah, bahkan sering mengalahkan Loh Kean Yew. Tapi, pemain asal Singapura itu cukup piawai dalam menjaga pikiran dan mental.

”Makanya untuk persiapan dari apa yang mereka (pemain, Red) pikirkan itu, persiapan dari mental harus siap. Dan pasti lah kita ubah-ubah dikit dari akurasi pukulannya biar lebih matang,” sebutnya.

Tahun depan, empat pemain lapis utama Jonatan, Anthony Sinisuka Ginting, Shesar Hiren Rhustavito, dan Chico Dwi Wardoyo diusahakan agar lebih berprestasi. Terutama Chico yang diharapkan bisa menyamai level ketiga seniornya.

Irwansyah menuturkan, jika dilihat secara permainan, Chico tidak kalah dengan tiga seniornya dan mencapai level yang sama. Tapi, secara pengalaman masih kurang. Itu membuat penampilannya kurang berkembang.

”Dari keberanian di lapangan beda. Belum terbiasa. Semoga ke depan ini banyak kejuaraan dan Insya Allah kita ikut,” katanya.

Sama seperti Chico, empat pebulu tangkis putra lainnya kurang mendapat kesempatan bermain. Keempatnya adalah Ikhsan Leonardo Rumbay, Christian Adinata, Karono, dan Yonathan Ramlie.

”Memang keempat ini harus digenjot untuk secepatnya mengejar level seniornya. Beda levelnya masih jauh dari lapisan pertama,” ujarnya.

Irwansyah menuturkan, situasi sulit yang terjadi di dua tahun terakhir menjadi penyebab. Sebab, atlet sulit tampil di kejuaraan.

”Jarang tampil karena kejuaraan mereka level kecil. Sedangkan, kejuaraan besar dari protokolnya saja tidak gampang ya. Makanya, jarang ada kejuaraan yang untuk lapisan dua itu,” jelasnya.

Secara pribadi, Irwansyah sudah tidak sabar melihat bagaimana progres pemain. Sebab, jarangnya kejuaraan yang diikuti menyulitkan pelatih untuk menilai dan evaluasi. Terlebih, di 2022 cukup banyak event. Mulai Thomas Cup, SEA Games, Asian Games, dan BWF Tour lainnya.

Tapi, situasi pandemi pula yang bakal menentukan bisa atau tidaknya pemain mengikuti event internasional.

”Kami sebagai pelatih bersabar terus. Atlet- atlet ini siap tempur. Apalagi kan setiap negara sudah banyak yang divaksin. Semoga bisa terselenggara sih. Kami siapkan saja semuanya. Jadi selalu siap,” bebernya.

Di sisi lain, Christian Adinata menyatakan tahun ini memang jarang tampil di kejuaraan. Beberapa yang dia ikuti, di antaranya, Pekan Olahraga Nasional XX Papua (emas beregu putra), Bahrain International Series (semifinal), dan Bahrain International Challenge (semifinal).

Dia cukup puas dengan hasil yang didapat. ”Karena sudah bisa masuk yang sudah ditargetkan dari awal,” sebutnya.

Disinggung soal target tahun depan, Christian belum tahu karena bergantung dari rencana PBSI. ”Terkadang kita pengin ikut pertandingan ini, tapi PBSI memilih yang lain. Jadi, kita belum tahu,” ungkap Christian yang sekarang menempati ranking ke-196. (*)

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini