batampos – Antonio Conte dengan skema tiga bek andalannya kerap membuat pelatih tim lawan kesulitan meredamnya.
Skema itu pula yang telah membuat Conte tidak terkalahkan dalam sepuluh laga bersama Tottenham Hotspur di ajang domestik.
Namun, di hadapan pelatih Chelsea Thomas Tuchel kemarin (6/1), Conte dan Spurs dipaksa bertekuk lutut. Dalam first leg semifinal Piala Liga di Stamford Bridge, Spurs menyerah dua gol tanpa balas.
Kemenangan Chelsea tak lepas dari keputusan Tuchel yang mengubah skema favoritnya. The Blues yang biasanya juga bermain dengan tiga bek (3-4-2-1) tiba-tiba bermain dengan skema standar 4-4-2.
Si Profesor –julukan Tuchel– sepertinya sadar kalau skema tiga bek yang biasa dia mainkan akan mudah dibaca oleh The Godfather, julukan Conte.
Skema 4-4-2 oleh Tuchel membuat Chelsea tidak hanya mengandalkan Romelu Lukaku sebagai striker. Gelandang serang Kai Havertz yang biasa bermain sebagai false nine tampil sejajar dengan Lukaku.
Pada menit kelima. Tuan rumah menggandakan keunggulan setelah bek Spurs Ben Davies mencetak gol bunuh diri menit ke-34.
Selain mengelabui Conte, Tuchel memainkan skema empat bek dengan dalih minimnya opsi bek tengah. Thiago Silva yang biasanya berdampingan dengan Antonio Ruediger dan kapten tim Cesar Azpilicueta ternyata dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Alhasil, Ruediger berduet dengan bek muda (22 tahun) asal Prancis, Malang Sarr.
”Beruntung bagi kami (memainkan 4-4-2, Red), pemain sangat fokus dengan skema tersebut, berpikiran terbuka, dan menghasilkan permainan yang benar-benar berkualitas,’’ ungkap Tuchel seperti dilansir Daily Mirror.
’’Meski kami baru mencobanya (musim ini, Red), tetapi permainan kami sepanjang laga benar-benar kuat,” sahut winger Chelsea Hakim Ziyech berbicara di laman resmi klub.
Conte sejatinya melakukan reaksi atas perubahan skema main Chelsea. The Godfather juga menjadikan Spurs memainkan skema empat bek (4-2-3-1) setelah memasukkan Tanguy Ndombele di awal babak kedua.
Tapi, upaya yang dilakukan Conte gagal mengubah situasi bagi Spurs.
Conte beranggapan, kedalaman skuad Chelsea lebih baik ketimbang timnya. Itu terbukti ketika Tuchel mengubah skema permainan, Chelsea memiliki para pemain yang tepat untuk menjalankannya.
’’Tim ini (Chelsea, Red) aku akui levelnya jauh di atas kami,” puji Conte kepada Football London. ”Sementara kami juga bermain lebih pasif,” sambung pelatih berkebangsaan Italia itu.
Second leg semifinal di Tottenham Hotspur Stadium dihelat sepekan lagi (13/1) dan Conte tetap optimistis dengan peluang timnya. ’’Tentu saja, kami harus percaya (menang dan lolos ke final, Red),” ucapnya. (*)
Reporter: JPGroup