batampos – Tiga balapan pertama MotoGP 2022 yang baru berakhir Minggu kemarin menunjukkan peta persaingan antar pembalap begitu cair.
Dari tiga balapan itu, sudah ada tiga pemenang berbeda. Pemilik podium dari tiga balapan tersebut seluruhnya juga pembalap yang berbeda.
Hal itu belum pernah terjadi di pentas premier dalam 70 tahun atau sejak 1952 saat balapan grand prix baru berusia empat tahun.
Seluruh pabrikan kini juga memiliki kemampuan motor yang nyaris merata. Itu tergambar dari keenamnya yang sudah merasakan podium.
Bagi pabrikan-pabrikan Eropa (Ducati, KTM, Aprilia), tiga balapan pertama musim ini juga menunjukkan bahwa mereka sudah kompetitif melawan pabrikan Jepang (Suzuki, Honda, Yamaha).
Dua balapan terakhir musim lalu sampai GP Argentina kemarin, pabrikan Eropa menguasai podium tertinggi lima kali berturut-turut.
Ducati menjadi pemenang dua balapan terakhir musim lalu dan balapan pertama musim ini di Qatar. Sementara itu, GP Indonesia menjadi milik KTM.
Disusul Aprilia di Termas de Rio Hondo akhir pekan kemarin. Kemenangan lima kali berturut-turut pabrikan Eropa di kelas premier seperti ini belum pernah terjadi sejak 1974.
Saat itu pabrikan Italia MV Agusta masih mendominasi grand prix.
Pembalap Aprilia yang juga pemenang GP Argentina Aleix Espargaro menyebutkan, kekuatan enam pabrikan yang semakin merata jelas membuat MotoGP kian menarik.
Kini, di setiap balapan, siapa pun bisa menjadi pemenang. Semakin sulit diprediksi.
’’Keenam pabrikan sedang berada di level tertinggi. Terlebih, mereka memiliki pembalap-pembalap yang kuat. Tahun ini KTM sudah menang, Ducati menang, Aprilia menang.”
”Honda sangat kuat, Suzuki pun demikian. Yamaha sebagai juara bertahan jelas tak dapat ditepikan,’’ ucap Aleix, dilansir dari mcnnews. (*)
Reporter: JPGroup