batampos.co.id – Derby della Madonnina edisi ke-229 pada giornata ke-12 Serie A kemarin dini hari memang berakhir 1-1. Tetapi, bagi AC Milan, mereka bak mendapat tre punti saat menghadapi Inter Milan. Itu berkat keberhasilan kiper Ciprian Tatarusanu menggagalkan eksekusi penalti striker Inter Lautaro Martinez pada menit ke-27.
Keberhasilan tersebut jadi yang pertama di Serie A bagi Tata, sapaannya, sejak berkostum Rossoneri musim lalu. Hebatnya, Tata adalah kipper kedua. Dia menggantikan posisi kiper utama Mike Maignan yang menderita cedera pergelangan tangan.
Maignan harus absen setidaknya hingga awal Januari 2022. Dan, Maignan yang berada di tribun Stadio San Siro, Milan, kemarin langsung bersorak begitu Tatarusanu berhasil melaksanakan tugasnya.
“Aku sudah mempelajari cara Lautaro mengeksekusi penalti bersama staf pelatih karena dia penendang pertama mereka (Inter, red). Sebenarnya, aku juga tahu cara Hakan Calhanoglu menendang. Masalahnya, dia juga tahu karakterku,” papar Tatarusanu kepada La Gazzetta dello Sport.
“Aku akan melakukan segalanya agar bisa tetap seperti ini. Maignan melakoni musim debut yang hebat. Tetapi, aku juga berlatih keras agar bisa diandalkan ketika dibutuhkan,” ujar mantan kiper Olympique Lyon itu.
Staf pelatih yang dimaksud kiper 35 tahun itu adalah Nelson Dida. Dia merupakan mantan kiper ACM pada 2000-2010. Tentu saja, saran dan arahan mengenai keberhasilan Tatarusanu menggagalkan eksekusi penalti Lautaro kemarin juga pemberian dari pelatih kiper asal Brasil itu.
Ya, selama aktif, Sao Dida (Santo Dida), julukan Dida, memang dikenal sebagai kiper piawai mentahkan eksekusi penalti lawan. Paling diingat adalah pada adu penalti final Liga Champions 2003 melawan Juventus. Kala itu, Dida menggagalkan tiga eksekutor Bianconeri dan membawa ACM juara.
Keberhasilan metode latihan Dida untuk menularkan kepiawaiannya menghadapi eksekusi penalti sebenarnya sudah dirasakan Tatarusanu musim lalu. Dia sempat menggagalkan eksekusi penalti pemain Torino Tomas Rincon saat adu penalti di babak 16 besar Coppa Italia.
Bahkan, jika ditarik benang merah sejak dia masuk staf pelatih ACM pada 2019, kemampuan kiper menggagalkan penalti meningkat pesat. Dalam dua musim terakhir, persentase keberhasilan menggagalkan eksekusi penalti pada kiper ACM tidak pernah lebih rendah dari 45 persen.
Untuk musim ini, total ada dua eksekusi penalti yang digagalkan kiper ACM. Selain Tatarusanu kemarin dini hari, Maignan lebih dulu melakukannya ketika membuat eksekusi wide attacker Liverpool FC Mohamed Salah gagal menemui sasaran. Itu terjadi pada matchday pertama fase grup Liga Champions (16/9).
Padahal, kehadiran Dida tidak serta merta langsung dirasakan ACM. Sebab, dia lebih dulu diplot menjadi pelatih kiper tim junior pada 2019. Baru setahun berselang dia naik jabatan menangani tim senior.
“Dida jadi salah satu faktor yang membuatku menerima pinangan ACM. Aku sadar bahwa semua aspek kemampuanku bakal meningkat berkat pengalaman dan bimbingannya,” ucap Maignan kepada Sky Sport Italia. (*)
Reporter: Jpgroup