batampos – Kemenangan pembalap Gresini Ducati Enea Bastianini di GP Aragon akhir pekan lalu memberikan tekanan buat rider Ducati Francesco Bagnaia.
Andai Bagnia yang menang di Aragon, jarak poinnya dengan Fabio Quartararo tinggal 5 poin saja.
Gara-gara Bastianini menang melalui berbagai manuver agresif, Bagnaia kehilangan 5 poin dan masih harus mengejar Quartararo 10 poin menjelang GP Jepang.
Situasi ini memunculkan isu persaiangan keras antara keduanya bahkan sebelum menjadi rekan satu tim musim depan.
Namun, Bastianini memberikan sinyal sudah tidak berambisi dalam pacuan perburuan gelar juara dunia MotoGP tahun ini.
Pembalap Gresini itu mengatakan, dengan lima balapan tersisa musim ini, gap 48 poin yang dimilikinya dengan Quartararo sudah terlalu jauh.
Saat ini dia hanya ingin melakukan yang terbaik di setiap balapan dan bersiap untuk musim depan.
”Yang aku harapkan di sisa musim ini hanya bisa selalu kompetitif di setiap balapan. Melanjutkan apa yang sudah aku lakukan selama ini,” jelas pembalap 24 tahun tersebut seperti dilansir Crash.
Ucapan Bastianini tersebut bisa jadi merupakan sinyal. Yakni, dia siap memberikan jalan untuk pembalap pabrikan Ducati Francesco Bagnaia bertarung dengan Quartararo di sisa musim ini.
Di antara pembalap Ducati di lintasan saat ini, Bagnaia memang yang punya kans paling besar merusak impian Quartararo mempertahankan gelar juara.
Bagnaia kini berada di peringkat kedua klasemen pembalap dengan tinggal terpaut 10 poin dari Quartararo.
”Pecco (Bagnaia, Red) memang sangat cepat sekarang. Dia sedang berada di titik terbaiknya,” ujar Bastianini mengomentari rekan setimnya tahun depan tersebut.
Sebelum mengeluarkan statemen itu, beberapa pengamat menyebut Bastianini masih bernafsu ikut dalam perburuan gelar juara dunia 2022.
Jika itu benar terjadi, hal tersebut berisiko membuat Ducati gagal mengamankan gelar juara dunia. Itu jika pembalapnya sibuk tarung sendiri-sendiri di lintasan.
Apalagi, Ducati juga menyebut tidak akan melakukan team order.
Bastianini menang di GP Aragon setelah bertarung 1 lawan 1 dengan Bagnaia di akhir balapan.
Bagnaia akhirnya finis sebagai runner–up. Padahal, seandainya di balapan tersebut Bagnaia yang menang, jarak poin anak didik Valentino Rossi itu dengan Quartararo akan makin dekat. Yakni, tinggal 5 poin.
Sebaliknya, Bagnaia kini mulai mau berpikir untuk menjadi juara dunia dengan mengejar ketertinggalan poin dari Quartararo.
Sebelumnya, dia masih enggan membahas itu. ”Aku akan mulai sedikit memikirkan itu sekarang,” ucap Bagnaia.
”Tapi, pada intinya kami akan bekerja seperti balapan-balapan sebelumnya saja,” tambahnya. (*)
Reporter: JPGroup