batampos – Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menegaskan bahwa posisi pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong (STY) masih sangat aman sesuai kontrak. Yakni hingga tahun 2023. Bahkan, kontrak STY bisa saja diperpanjang.
Hal itu disampaikan Yunus melalui siaran pers resmi. Ini sekaligus untuk menanggapi pernyataan kontroversial anggota Komite Eksekutif PSSI Haruna Soemitro. Haruna memang mengkritik performa timnas di bawah STY dalam sebuah percakapan di Youtube Jpnn.com.
“Dalam diskusi dan rapat di internal PSSI, semua tetap menghargai sebuah keputusan yang bersifat kolektif kolegial,” kata Yunus dikutip dari Antara.
“Keputusan kolektif kolegial PSSI itu antara lain tetap memberikan kepercayaan kepada Shin Tae-yong hingga 2023 sesuai kontrak. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kontrak jika performa timnas terus meningkat,” tambah Yunus.
Pria asal Gorontalo itu mengakui ada perdebatan yang terjadi dalam rapat evaluasi STY. Rapat itu dihadiri oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, Wakil Sekretaris Jenderal Maaike Ira Puspita, anggota komite eksekutif Endri Erawan dan Vivin Sungkono, serta direktur teknik Indra Sjafri.
Tetapi perdebatan, bukan cuma hasil timnas di Piala AFF 2020. Tetapi juga tentang naturalisasi, jadwal timnas, dan apakah PSSI bakal mengambil kans menjadi tuan rumah turnamen pada tahun 2022. Antara lain seperti Piala AFF dan Kualifikasi Piala Asia pada Juni 2022.
Yunus pun menegaskan bahwa keputusan PSSI tidak didasarkan atas pandangan satu orang. “Setelah diskusi, keputusan tetap berada di ketua umum dan komite eksekutif,” tutur dia.
Sebelumnya, Haruna Soemitro menyebut terjadi kebuntuan antara PSSI dan STY dalam rapat evaluasi timnas Indonesia yang berlangsung pada Kamis (13/1).
Haruna juga merasa komunikasi PSSI dengan STY tidak baik-baik saja. Sebab, pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu tersinggung ketika dikritik dan diberikan masukan oleh petinggi PSSI.
Haruna juga mengutarakan ketidaksetujuannya dengan program naturalisasi pemain. Terkait hal ini, PSSI memberikan tanggapan.
“Program naturalisasi ini berbeda dengan di zaman Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Alberto Goncalves, dan lain-lain. Sekarang murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae-yong),” ujar Yunus.
PSSI kini dalam proses menaturalisasi empat pemain keturunan Indonesia yang bermain di luar negeri. Yakni Sandy Walsh, Jordi Amat, Mees Hilgers, dan Ragnar Oratmangoen. Proyek ini dipimpin oleh anggota Komite Eksekutif PSSI Hasani Abdulgani. (*)
Reporter: Antara