Minggu, 24 November 2024

Setelah Persis dan Persebaya, Giliran PSM Desak PSSI untuk Gelar KLB

Berita Terkait

Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa. (PSM/Instagram)

batampos – Satu per satu klub peserta Liga 1 mulai menyuarakan sikap tentang upaya perbaikan sepak bola Indonesia.

Setelah Persis Solo dan Persebaya Surabaya dengan lantang mendesak agar PSSI menggelar kongres luar biasa (KLB), kali ini giliran tim asal Sulawesi Selatan PSM Makassar.

Sikap tersebut disampaikan Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa. Dia menyatakan, setelah tragedi Kanjuruhan, Juku Eja –julukan PSM– mendukung penuh segala bentuk perbaikan dan transformasi sepak bola nasional.

”Termasuk pelaksanaan kongres luar biasa,” ucap Sadikin melalui keterangan tertulis kemarin.

Baca Juga: Inter Lolos ke 16 Besar, Barcelona Pasti ke Europa League meski Belum Berlaga

Namun, pengusaha muda tersebut tidak mau KLB PSSI menjadi masalah baru dalam sepak bola Indonesia. Karena itu, tuntutan KLB PSSI harus tetap sesuai prosedur.

Dalam Pasal 34 Statuta PSSI edisi 2019, KLB PSSI bisa diajukan jika 50 persen atau dua pertiga dari delegasi yang mewakili anggota PSSI mengajukan permintaan KLB secara tertulis.

Sementara itu, jika mengacu Kongres Tahunan PSSI 2022 yang dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat, ada 87 voters atau pemilik suara. Perinciannya, 34 asosiasi provinsi (asprov), 18 klub Liga 1, 16 tim Liga 2, 16 kesebelasan Liga 3, federasi futsal Indonesia, asosiasi sepak bola wanita, dan asosiasi pelatih.

Jika mengacu jumlah voters tersebut, artinya perlu 44 pemilik suara yang meminta secara tertulis untuk diadakan KLB PSSI. Sementara itu, saat ini baru tiga klub yang menyuarakan KLB.

”Karena itu, ketentuan-ketentuan yang berlaku harus tetap diperhatikan. Agar tidak menjadi masalah baru di kemudian hari,” tegas Sadikin.

Baca Juga: Ganda Campuran Indonesia Sukses Bekap Telak Nomor 2 Malaysia

Di tengah sikap menyuarakan KLB PSSI, Sadikin berharap kelanjutan kompetisi Liga 1 segera diperjelas. PSSI harus mengeluarkan statement resmi terkait itu. Meski, pada timeline yang disusun tim transformasi sepak bola Indonesia, Liga 1 akan dilanjutkan pada 25 November.

”Membiarkan klub terlalu lama berada dalam ketidakpastian tentu sangat merugikan. Apalagi, PSM dan Barito Putera saat ini sudah memiliki lima pertandingan yang tertunda,” sebut Sadikin.

Direktur Persib Bandung Teddy Tjahjono juga berharap kelanjutan Liga 1 diperjelas. Teddy mengungkapkan, kondisi seperti sekarang membuat pelatih dan pemain bingung. Dia juga harus memberikan penjelasan logis kepada sponsor mengenai kondisi sepak bola nasional.

”Kepastian kapan Liga 1 kembali berjalan sangat penting untuk perencanaan tim ke depan,” ungkap Teddy.

Lalu, bagaimana sikap Persib di tengah sikap beberapa klub yang mendesak KLB? Menurut Teddy, tidak semua kebijakan klub harus dipublikasikan. Saat ini, proses hukum setelah tragedi Kanjuruhan sedang berjalan.

”Kami menghormati proses hukum tersebut. Lalu, posisi kami ingin segera ada kepastian kompetisi. Sebab, bagi kami, jadwal kepastian dimulainya kembali kompetisi sangat penting,” tegasnya.

Sama dengan Persib, RANS Nusantara FC melalui Presiden Klub Roofi Ardian juga memilih menghormati semua proses yang sedang berjalan.

”Kami mendukung penuh proses pengusutan tuntas tragedi Kanjuruhan. Kami juga mendukung proses pembenahan sepak bola Indonesia yang saat ini sedang berjalan. Kami berharap semoga Tuhan memberikan titik terang agar sepak bola Indonesia bisa kembali bergulir,” ucap Roofi. (*)

 

 

 

Reporter: JPGroup

Update