Sempat Diolok Fans, Performa Napoli Moncer Meski Minim Pemain Top

0
31
Selebrasi penyerang Napoli Giovanni Simeone (tengah) setelah mencetak gol ke gawang AC Milan dalam pertandingan Liga Italia pada Senin (19/9). (Miguel Medina/AFP/Antara)
Selebrasi penyerang Napoli Giovanni Simeone (tengah) setelah mencetak gol ke gawang AC Milan dalam pertandingan Liga Italia pada Senin (19/9). (Miguel Medina/AFP/Antara)

batampos – Melepas nyaris separo starting XI musim lalu seperti Lorenzo Insigne, Dries Mertens, Kalidou Koulibaly, Fabian Ruiz, hingga David Ospina membuat SSC Napoli diprotes fans mereka.

Napoletani –sebutan fans Napoli– sempat mengolok-olok tim saat menjalani tur pramusim sehingga allenatore Luciano Spalletti sampai emosional.

Hampir dua bulan musim 2022–2023 berjalan, Napoletani mungkin menyesal telah meremehkan tim kesayangan mereka.

Sebab, performa Napoli justru bagus dengan skuad yang minim pemain top. Di Serie A maupun Liga Champions, Partenopei –sebutan Napoli– sama-sama moncer.

Di Liga Champions, Napoli menyapu bersih dua laga, termasuk menghantam Liverpool FC dengan skor mentereng 4-0 dalam matchday pertama fase grup (8/9).

Di Serie A, Giovanni Di Lorenzo dkk berhasil menduduki capolista sampai giornata ketujuh.

Memang masih giornata awal. Tapi, kemenangan dalam giornata ketujuh kemarin dini hari (19/9) sangat berarti. Skuad Spalletti mempermalukan juara bertahan Serie A AC Milan dengan skor 2-1 di Stadio San Siro.

Gol penalti winger kanan Matteo Politano (55’) mampu dibalas striker AC Milan Olivier Giroud (69’). Striker pengganti Giovanni Simeone menjadi penentu kemenangan dengan gol pada menit ke-78.

Artinya, dalam tiga pertemuan terakhir Serie A di San Siro, Partenopei selalu pulang dengan kemenangan.

”Ujian kelulusan di San Siro itu sudah dilewati Napoli,” tulis surat kabar La Gazzetta dello Sport tentang kemenangan Napoli.

Scudetto? Kami masih menjalani hari ini, bukan saat akhir musim. Tim kami juga dihuni banyak pemain baru dan perlu ditingkatkan,” sahut asisten pelatih Napoli Marco Domenichini kepada Tuttomercatoweb.

Domenichini mendampingi pemain Napoli di pinggir lapangan karena Spalletti terkena sanksi larangan tampil dan terlihat duduk di tribun San Siro.

Ucapan Domenichini seolah ingin mengerem ekspektasi berlebihan Napoli. Meski mampu menduduki capolista dalam lima giornata, perburuan scudetto memang terlalu dini.

Ditambah, status capolista pada giornata ketujuh mengalami perubahan sebelum Napoli mengklaimnya.

Udinese semula merengkuhnya setelah kemenangan mengejutkan 3-1 atas Inter Milan di Dacia Arena pada Minggu siang waktu setempat atau Minggu malam WIB (pukul 19.00).

Pada Senin dini hari WIB (pukul 00.30), status Udinese diambil alih oleh Atalanta BC yang sukses mempermalukan AS Roma 1-0 di Stadio Olimpico.

Napoli baru menempati capolista pada pukul 03.15 WIB. ”Delapan jam (perburuan capolista, Red) yang seru,” tulis Tutto Napoli.

Terlepas dari siapa peraih capolista, keberhasilan Udinese, Atalanta, dan Napoli bergantian merasakan capolista bisa dibilang musim yang anomali.

Apalagi, kekuatan tradisional di Serie A seperti duo Milan (AC Milan dan Inter Milan), AS Roma, plus Juventus (kalah 1-2 oleh AC Monza) kompak keok pada giornata ketujuh.

Sepanjang sejarah Serie A, kekalahan empat tim tersebut dalam satu giornata belum pernah terjadi setelah 1955.

Menanggapi situasi tersebut, Direktur Olahraga Napoli Cristiano Giuntoli menyebutkan bahwa fokus klubnya adalah pada diri sendiri dan bukan terpelesetnya para pesaing.

Meski, musim ini disebut Giuntoli sebagai proyek serius memburu scudetto seiring menjadi musim kedua bersama Spalletti.

Musim lalu Spalletti belum bisa memaksimalkan filosofi permainannya karena banyak pemain bukan pilihannya alias masih warisan Maurizio Sarri. Beda dengan musim ini.

”Kami telah memperlihatkan diri bisa kompetitif dan kami pikir musim ini bisa menjadi upaya mencapai tujuan proyek kami,” beber Giuntoli kepada DAZN. (*)

 

 

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini