batampos – Rafael Nadal memang secara performa mulai surut. Namun, level permainannya tetap tinggi. Meski dihajar serentetan cedera, lalu bangkit, dia tetap mampu menjuarai grand slam untuk ke-22 sepanjang karirnya.
Raihannya itu semakin sulit dikejar oleh dua rivalnya Novak Djokovic dan Roger Federer yang masih tertahan dengan koleksi 20 gelar grand slam.
Gelar tersebut didapat dari Prancis Terbuka usai menundukkan Casper Ruud di laga final. Gelar tersebut adalah yang ke-14 di Roland Garros. Maka, status ”King of Clay” atau Raja Lapangan Tanah Liat, tetap layak disandangnya sampai saat ini.
Nadal memenangi laga kotra Ruud dengan straight set 6-3, 6-3, 6-0, Minggu. Dengan hasil itu, Nadal (36) merupakan juara tertua di Prancis Terbuka.
Dia sekaligus memperpanjang rekor kemenangannya menjadi 112 menang dan hanya tiga kekalahan, 17 tahun berlalu sejak ia mengangkat trofi pertama dalam debutnya di Paris pada 2005 silam.
“Dia adalah juara yang hebat dan rendah hati. Dia adalah atlet terbaik yang pernah saya temui dari olahraga apa pun,” kata legenda tenis John McEnroe pada Januari lalu ketika Nadal menjuarai Australian Open, seperti dikutip AFP.
Namun Nadal tidak pernah memuji dirinya sendiri seperti itu.
Rafa- sapaannya- yang senang memancing dan bermain golf di Manacor itu mungkin akan sangat kejam di lapangan tenis, tetapi dia sangat rendah hati di luar lapangan.
“Saya memiliki keraguan setiap hari, tetapi itu hal yang bagus karena membuat saya terus bekerja keras dengan intensitas tinggi,” kata Nadal, yang karier tenisnya terus menerus dihantui cedera lutut, pergelangan tangan dan kaki.
“Hidup tidak pernah jelas. Jika Anda tidak memiliki rasa ragu maka Anda termasuk orang yang sombong. Dan saya bukan orang yang arogan,” ujarnya.
Kesederhanaan dan kesantunan itulah yang membuat Nadal disukai oleh banyak penggemarnya, seperti halnya dia menghormati lawan-lawannya. (*)
Reporter: Antara