batampos – Timnas Indonesia berpotensi menang walkover (WO) 3-0 jika Bahrain menolak datang ke Jakarta untuk laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Mengacu pada FIFA Legal Handbook Edisi September 2024, poin 28 menyebutkan bahwa tim yang mengundurkan diri atau menolak bertanding akan dianggap kalah 0-3.
Kondisi ini menjadi sorotan setelah Federasi Sepak Bola Bahrain (BFA) meminta FIFA dan AFC untuk memindahkan lokasi pertandingan yang dijadwalkan pada 25 Maret 2025.
Bahrain mengklaim keamanan pemain mereka terancam akibat serangan di media sosial oleh netizen Indonesia setelah pertemuan pertama pada 10 Oktober 2024.
Dalam pertandingan tersebut, wasit Ahmed Al Kaf dianggap kontroversial dengan beberapa keputusannya yang menguntungkan Bahrain.
Permintaan dari BFA untuk memindahkan laga ke tempat netral diajukan setelah menerima ancaman siber dari netizen Indonesia.
“Federasi akan meminta kepada AFC untuk memindahkan laga itu dari Indonesia guna menjamin keamanan personel Timnas Bahrain yang merupakan prioritas utama,” tulis pernyataan resmi FA Bahrain.
Mereka mengkhawatirkan keselamatan para pemainnya selama berada di Jakarta, yang menjadi alasan utama pengajuan pemindahan venue pertandingan.
Pihak BFA berharap FIFA dan AFC dapat mempertimbangkan hal ini untuk menjamin keamanan tim nasional Bahrain.
Respons cepat datang dari PSSI melalui anggota Exco, Arya Sinulingga. PSSI memastikan akan mengajukan surat resmi ke AFC dan FIFA agar pertandingan tetap dilaksanakan di Jakarta sesuai jadwal.
“Kami akan berkirim surat ke AFC untuk menyatakan pertandingan supaya fair tetap di Jakarta. Sebab, sebelumnya pertandingan digelar di Bahrain,” kata Arya Sinulingga dalam keterangan yang diterima JawaPos.com, Rabu (16/10).
Arya menegaskan Indonesia akan menjamin keamanan tim tamu, baik di dalam maupun di luar lapangan.
“Kami juga akan menjamin keamanan dan kenyamanan bagi tamu kita seperti bahrain. Bangsa kita ini bangsa yang ramah kepada tamu. Kami pasti memberikan kenyamanan kepada mereka,” lanjut Arya Sinulingga.
Dia juga menekankan Indonesia dikenal sebagai negara yang ramah terhadap tamu dan sukses menyelenggarakan berbagai event internasional sebelumnya.
Arya juga menyatakan bahwa netizen Indonesia, meskipun aktif dan vokal di media sosial, tetaplah ramah dalam kehidupan nyata.
Dia berharap FIFA dan AFC memahami bahwa masyarakat Indonesia terbuka dan menerima tamu dengan baik.
Arya pun menegaskan bahwa PSSI akan berusaha keras memastikan kenyamanan tim Bahrain saat bertandang ke Jakarta.
Menariknya, jika permintaan Bahrain untuk memindahkan venue pertandingan tidak dikabulkan oleh AFC atau FIFA dan Bahrain tetap memutuskan untuk tidak hadir, maka Timnas Indonesia bisa mendapatkan kemenangan otomatis dengan skor 3-0.
Berdasarkan regulasi FIFA, tim yang menolak bertanding atau mengundurkan diri dari pertandingan resmi akan dinyatakan kalah WO.
Hal ini memberikan peluang bagi Timnas Indonesia untuk meraih tiga poin tanpa harus bermain di lapangan.
Namun, hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari FIFA maupun AFC terkait permintaan Bahrain.
PSSI tetap optimistis bahwa laga akan digelar sesuai rencana di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Arya Sinulingga berharap agar keputusan ini tidak hanya berpihak pada keadilan, tetapi juga mencerminkan semangat sportivitas di dunia sepak bola internasional.
Terkait potensi kemenangan WO ini, publik sepak bola Indonesia menaruh harapan besar bahwa tim Garuda bisa mengambil keuntungan dari situasi ini.
Meski di atas kertas kemenangan tanpa bermain tidak ideal bagi semangat kompetisi, namun dalam konteks kualifikasi Piala Dunia, setiap poin sangat penting.
Jika Bahrain benar-benar menolak datang, Timnas Indonesia bisa mengamankan tiga poin penting untuk memperbesar peluang lolos ke babak berikutnya.
Secara teknis, kemenangan WO 3-0 tentu akan memberi keuntungan signifikan bagi posisi Timnas Indonesia di klasemen Grup C.
Meskipun pertandingan masih jauh dari jadwal, spekulasi mengenai keputusan AFC dan FIFA akan terus dinantikan.
Keamanan pertandingan internasional memang menjadi prioritas, namun menjaga integritas kompetisi juga tak kalah penting.
Bagaimanapun, PSSI telah menunjukkan komitmennya untuk menjamin keamanan dan kenyamanan tim lawan.
Hal ini menjadi bukti bahwa Timnas Indonesia serius dalam menyelenggarakan pertandingan besar dan siap menjaga sportivitas di level tertinggi.
Kegigihan PSSI dalam menyurati AFC dan FIFA menjadi langkah tepat untuk mempertahankan hak sebagai tuan rumah.
Keputusan akhir tentu berada di tangan AFC dan FIFA. Apakah mereka akan mengabulkan permintaan Bahrain atau tetap memutuskan laga dilangsungkan di Jakarta, publik sepak bola Tanah Air berharap bahwa semangat fair play tetap diutamakan.
Jika Bahrain menolak untuk datang dan laga dinyatakan WO, Timnas Indonesia akan mendapatkan tiga poin penting untuk mendekatkan langkah mereka menuju putaran berikutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Skenario ini membuat laga Timnas Indonesia melawan Bahrain menjadi salah satu yang paling dinantikan.
Fans sepak bola Timnas Indonesia tentunya berharap laga tetap digelar di Jakarta sehingga dapat mendukung langsung tim Garuda.
Namun, jika kemenangan WO menjadi kenyataan, hal itu tetap akan diterima dengan baik demi kelanjutan perjalanan Timnas Indonesia di pentas internasional.
Kini, keputusan ada di tangan FIFA dan AFC. Timnas Indonesia telah menunjukkan performa yang terus berkembang, dan apapun hasil dari keputusan tersebut, dukungan penuh dari masyarakat akan terus mengalir untuk skuad Garuda.
Semoga semangat sportivitas tetap terjaga, dan Timnas Indonesia bisa melangkah lebih jauh di Kualifikasi Piala Dunia 2026. (*)