Pencoretan Praveen/Melati Harus Dipikirkan Matang-matang

0
62
Melati Daeva Oktavianti yang berpasangan dengan Praveen Jordan sudah tumbang pada babak pertama Indonesia Masters 2021. (BWF/Badminton Photo)
Melati Daeva Oktavianti yang berpasangan dengan Praveen Jordan sudah tumbang pada babak pertama Indonesia Masters 2021. (BWF/Badminton Photo)

batampos – Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dikabarkan akan dicoret dari pemusatan latihan nasional. Surat Keputusan (SK) akan dikeluarkan setelah PP PBSI menggelar seleksi nasional pada Sabtu (15/1).

Legenda bulu tangkis dunia Christian Hadinata mengungkapkan bahwa harus ada pertimbangan besar jika Praveen/Melati benar-benar dicoret. Sebab, saat ini tidak ada sosok senior di ganda campuran.

PraMel –julukan Praveen/Melati– menjadi pasangan paling senior dengan prestasi cukup mumpuni. Di bawah ganda asal PB Djarum itu, masih ada Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja di peringkat ke-11.

Sumber JawaPos.com juga memberikan informasi bahwa Hafiz/Gloria juga dicoret dari pelatnas.

PraMel merupakan juara All England 2020 dan menempati ranking kelima dunia. Namun, dalam setahun terakhir, performa mereka tidak stabil. Sepanjang 2021, PraMel tidak meraih gelar juara lagi. Bahkan, di Indonesia Masters 2021 dan Indonesia Open 2021, Praveen/Melati kandas di babak pertama dan kedua.

”Setidaknya perlu dipikirkan matang-matang (oleh pengurus). Jika mereka (PraMel) terdepak, tidak ada pemain senior di ganda campuran yang bisa menjadi panutan. Sosok senior itu sangat penting sebagai contoh bagi adik-adiknya,” kata Christian kepada Jawa Pos kemarin.

Menurut dia, untuk menjadi sosok panutan, memang dibutuhkan jiwa kepemimpinan yang kuat dari seorang pemain. Selain itu, sosok tersebut harus memiliki capaian prestasi yang bagus.

”Sosok-sosok itu sangat penting untuk mengangkat dan memimpin tiap sektor. Prestasi, latihan, dan attitude harus bagus. Di ganda putri seperti Greysia Polii atau Hendra/Ahsan di ganda putra,” ungkapnya.

Juara dunia 1980 itu berharap PraMel bisa memperbaiki kondisi dan masalah yang mereka hadapi. ”Coba diselesaikan baik-baik. Hal-hal seperti itu memang umum terjadi di pasangan ganda. Di ganda putra juga pernah terjadi. Saya berharap juga ada komitmen dari PraMel untuk jadi lebih baik,” lanjut Christian.

Christian juga mengkhawatirkan regenerasi di ganda campuran. Setelah era Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mencapai puncak dengan emas Olimpiade Rio 2016, belum ada yang bisa meneruskan prestasi tersebut. Apalagi, persaingan ganda campuran dunia saat ini makin sengit dan merata.

”Mempertahankan memang lebih sulit ya. Sektor ini dibangun susah payah oleh Richard Mainaky sampai jadi sektor andalan. Jangan sampai hilang prestasinya. Kalau sampai tenggelam, akan susah membangun dari awal. Ini harus jadi motivasi, baik bagi pemain, pelatih, maupun pengurus,” kata pria berusia 72 tahun itu. (*)

Reporter: JPGroup

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini