batampos – Format balapan MotoGP untuk musim depan mengalami perombakan besar.
Meski mendapatkan kritik dan penolakan dari bintang top kelas premium, MotoGP bergeming untuk tetap memberlakukan sprint race pada Sabtu.
Promotor MotoGP, Dorna bersama FIM (Federasi Motorsport Internasional), dan IRTA (Asosiasi Tim Balap Internasional) kemarin (20/8) secara resmi mengumumkan MotoGP bakal mengubah format balapan.
Sprint race akan diadakan di setiap akhir pekan balapan, tanpa terkecuali. Format itu mengadopsi balapan WSBK yang menggelar dua balapan pada Sabtu dan Minggu. Atau Formula 1, meski tidak di setiap balapan ada sprint race.
Sesi sprint race bakal berlangsung pada Sabtu sore. Format balapannya adalah setengah dari balapan utama. Poin yang didapatkan para pembalap juga setengahnya.
Alias 12 untuk pemenang. Lalu, yang terakhir mendapat poin adalah rider finis di posisi ke-9 dengan 1 poin.
Sprint race akan menjadi aksi terakhir pembalap pada Sabtu di setiap pekan balapan.
Masuknya agenda baru itu membuat durasi sesi latihan bebas pertama (FP1) dan kedua (FP2) pada Jumat yang saat ini masing-masing berlangsung 45 menit bertambah.
Namun, durasi FP3 yang dilaksanakan pada Sabtu pagi berkurang dari 45 menit menjadi 30 menit.
Hasil kombinasi FP1 dan FP2 nanti juga menjadi akses pembalap untuk langsung melaju ke kualifikasi kedua (Q2).
Sementara itu, FP4 yang biasa berlangsung pada Sabtu sore dihilangkan untuk memberi ruang dilaksanakannya sprint race.
CEO Dorna Carmelo Ezpeleta menyebut perubahan format itu adalah usaha MotoGP meningkatkan keseruan di setiap akhir pekan balapan.
Dia menambahkan, format baru tersebut mulai direncanakan pada jeda musim panas lalu dan sudah didiskusikan dengan seluruh tim dan pembalap.
’’Kami mencoba untuk meningkatkan kualitas balapan ini dari segala sisi,’’ ucap Ezpeleta dilansir Crash.
Jorge Viegas, presiden FIM, menyebut format baru itu diharapkan bisa membuat MotoGP mendapat perhatian lebih besar dari masyarakat luas.
Pandemi Covid-19 yang sempat menyerang seluruh dunia disebut sempat membuat perhatian pada pergelaran balapan kelas premium itu berkurang drastis.
’’Kami butuh lebih banyak exposure. Lebih banyak penggemar. Karena itu, kami perlu membuat tontonan yang lebih menarik,’’ ucap Viegas kepada Crash.
Meski demikian, para pembalap menanggapi beragam keputusan tersebut. Juara bertahan MotoGP Fabio Quartararo terang-terangan menolak.
’’Itu keputusan yang bodoh. Balapan adalah pada hari Minggu,’’ ucap pembalap Prancis tersebut dilansir Motorsport. Menurut dia, pihak MotoGP tidak mengajak bicara pembalap soal itu.
Aleix Espargaro (Aprilia) juga menyatakan pendapat serupa. Dia menyebut dua race dalam sepekan seperti di WSBK tidak cocok dengan MotoGP.
”Kita memang melihatnya di WSBK. Tapi MotoGP bukanlah WSBK,” tandasnya.
Pendapat berbeda disampaikan rekan senegara Quartararo, Johann Zarco. Pembalap Pramac Ducati itu merasa sprint race akan membuat MotoGP jadi lebih menarik.
’’Kita sudah melihat keseruannya di superbike. Jadi, kenapa tidak melakukannya di MotoGP. Ini akan jadi tantangan yang menarik,’’ ucap Zarco. (*)
Reporter: JPGroup