batampos – Gagal finis untuk kali kedua musim ini di balapan Formula 1 (F1) GP Australia (10/4) membuat Max Verstappen frustrasi. Juara bertahan dari tim Red Bull itu bahkan menyebut sudah tidak percaya bisa juara dunia lagi.
Memang, balapan F1 musim ini baru berjalan tiga seri. Artinya, masih tersisa 20 race lagi. Namun, itu tetap tak bisa menumbuhkan optimisme pembalap asal Belanda tersebut.
Dia malah berseloroh, Red Bull butuh 45 balapan untuk mengejar ketertinggalan dari pesaing terkuat mereka saat ini, yakni Ferrari.
”Kami butuh lebih cepat, dimana saat ini kami tidak (cepat),” ujarnya.
”Kami juga butuh mesin yang lebih reliable. Itu juga belum kami miliki. Jadi, intinya masih banyak hal yang harus kami kerjakan,” ujar Verstappen seperti dilansir Motorsport.
Di Sirkuit Albert Park Verstappen gagal finis setelah mobilnya mengeluarkan asap dari mesin di belakang kokpit. Balapannya pun harus terhenti di lap 39.
Padahal, saat itu dia berada di posisi kedua menempel pembalap Ferrari Charles Leclerc.
Sebelumnya masalah reliabilitas mesin juga menimpa Verstappen pada balapan perdana GP Bahrain (20/3). Saat itu, di tiga lap menjelang finis, mobilnya tiba-tiba kehilangan power.
Setelah diselidiki, RB18 miliknya ternyata bermasalah pada saluran pompa bahan bakar.
Hasil tersebut membuat Verstappen masih bercokol di peringkat keenam klasemen pembalap. Dia baru mengumpulkan 25 poin hasil dari kemenangan di GP Arab Saudi (27/3).
Dia sudah tertinggal 46 poin dari Leclerc yang sementara menduduki puncak klasemen dengan 71 poin.
”Kondisi ini membuatku sama sekali tidak berpikir tentang juara dunia,” ucap Verstappen. ”Sampai saat ini tidak ada alasan untuk percaya aku bisa juara,” tambah pembalap 24 tahun tersebut.
Christian Horner, team principal Red Bull, bisa memahami keluhan pembalapnya. Namun, Horner kembali mengingatkan bahwa perjalanan menuju gelar juara dunia tahun ini baru berjalan 10 persen.
”Aku tahu dia sedang frustrasi. Tapi, aku juga tahu dia masih percaya kepada tim ini,” ucapnya. ”Kami akan kembali kuat. Itu akan kami buktikan di Imola,” tambahnya.
Balapan F1 selanjutnya berlangsung di Sirkuit Imola, Italia, pada 24 April mendatang.
Belakangan diketahui bahwa masalah meski tetap terkait dengan bahan bakar, masalah yang ditemukan sama sekali berbeda dengan yang terjadi di Bahrain.
Meski demikian Red Bull masih memerlukan waktu untuk menemukan sumbernya. ”Masalahnya ditemukan dari luar tangki (bahan bakar). Saat ini semua suku cadang telah diterbangkan ke Jepang (markas Honda) untuk dipelajari,” ucap Horner. (*)
Reporter: JPGroup