batampos – Ada beberapa masalah sangat kompleks yang dihadapi Manchester United selain performa tim yang hanya menempati posisi kesebelas dalam empat matchweek Premier League. Apa saja?
Angin surga yang digembar-gemborkan bakal mengubah United musim ini perlahan lenyap. Yakni, skenario akuisisi oleh Chairman Qatar Islamic Bank Sheikh Jassim bin Hamad Al Thani. Hal itu seiring keputusan keluarga Glazer sebagai pemilik United yang urung melepas saham mereka.
Ketika Sheikh Jassim berani memenuhi permintaan GBP 6 miliar (Rp 115 triliun), termasuk membebaskan utang United, keluarga Glazer malah menaikkan nominal menjadi GBP 10 miliar (Rp 191,6 triliun). Imbas dari ”prank” akuisisi tersebut, saham United anjlok.
Efek lebih masif, utang United semakin membengkak cukup besar. Seperti diklaim Manchester Evening News, utang United, termasuk bunganya, saat ini melewati GBP 1 miliar (Rp 19,16 triliun).
Fans United pun semakin kecewa dan marah terhadap keluarga Glazer. Bagaimana tidak, sebelum keluarga Glazer mengakuisisi pada 2005, United adalah klub yang profit.
Salah satu pemicu membengkaknya utang The Red Devils –sebutan United– juga datang dari bursa transfer musim panas. Skuad asuhan Erik ten Hag mengeluarkan GBP 177,5 juta (Rp 3,4 triliun) untuk mendatangkan tujuh pemain. Meski, tiga di antaranya adalah pemain bebas transfer dan pinjaman.
Pemain baru seperti gelandang Mason Mount, kiper Andre Onana, dan striker Rasmus Hojlund yang digadang-gadang bisa langsung nyetel terbukti masih terkendala adaptasi. Kondisi ruang ganti makin runyam lantaran kejadian yang ditimbulkan dua winger mereka, Jadon Sancho dan Antony.
Sancho terlibat friksi dengan Ten Hag. Sancho membantah pernyataan Ten Hag bahwa performanya yang tidak sesuai ekspektasi karena tidak mencapai standar dalam sesi latihan. Beredar video Sancho curang ketika melakukan push-up.
Untuk Antony, pemain Brasil itu sementara dibebaskan dari United terkait kasus laporan tindak kekerasan oleh mantan kekasihnya, Gabriela Cavallin. Berkaca dari perlakuan United terhadap Mason Greenwood yang tersandung kasus hukum meski dinyatakan tidak bersalah, muncul desakan agar kontrak Antony juga diputus.
Faktor nonteknis lainnya, meski kecil, juga memperburuk kinerja manajemen United. Yakni, klub tidak bisa menjual jersey Hojlund. Penyebabnya sepele. United kehabisan stok huruf ”Ø” atau o coret untuk nameset striker timnas Denmark tersebut.
Meski dihantam serangkaian masalah di awal musim ini, nama United tetap besar untuk urusan sponsorship. United dilaporkan segera mencapai kesepakatan dengan perusahaan teknologi Amerika Serikat Qualcomm sebagai sponsor utama per musim 2026–2027. Qualcomm diproyeksikan menggantikan Team Viewer yang kontraknya telah diputuskan tidak akan diperpanjang saat habis pada 2025–2026.
”Qualcomm menawarkan GBP 60 juta (Rp 1,14 triliun) per musim yang lebih besar dari kontrak dengan Team Viewer saat ini, GBP 47 juta (Rp 900,6 miliar). Nominal tersebut sama seperti yang diberikan Fly Emirates kepada Real Madrid,” tulis The Athletic. (*)
Reporter: JPGroup