batampos – Sepuluh persen hasil penjualan tiket pertandingan FIFA Matchday Indonesia vs Palestina bakal disumbangkan. Kebijakan itu disebut sebagai bentuk tegak lurusnya kebijakan luar negeri Indonesia yang mendukung kemerdekaan masyarakat Palestina.
Pengamat Timur Tengah dari Universitas Bina Nusantara (Binus) Tia Mariatul Kibtiah mengatakan, kebijakan itu bentuk dari dukungan pemerintah maupun masyarakat Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Menurut dia, sikap Pemerintah Indonesia sudah banyak dilakukan untuk Palestina, termasuk memberikan bantuan capacity building bagi masyarakat Palestina.
Tia Mariatul Kibtiah menyebut, Indonesia merupakan negara yang paling lantang menyuarakan kemerdekaan Palestina. Bahkan pada 2019 sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB Presiden Jokowi menempatkan program kemerdekaan Palestina menjadi prioritas.
Baca Juga:Â Lionel Messi Sempat Ditahan Imigrasi Saat Tiba di Beijing, Videonya Viral
“Sumbangan 10 persen dari penjualan tiket pertandingan Timnas Indonesia dan Palestina yang digagas Erick merupakan bagian dari tegak lurusnya kebijakan luar negeri Indonesia,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (12/6). Maka dari itu, olahraga merupakan bagian dari ajang diplomasi.
Sebagaimana diketahui, FIFA Matchday Indonesia vs Palestina dilaksanakan 14 Juni 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Menurut Ketua Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) Taufik Jursal Effendi, FIFA Matchday Indonesia vs Palestina selain dapat menambah pengalaman Timnas Indonesia berkompetisi, kehadiran Timnas Palestina dapat dijadikan ajang pembelajaran teknik sepak bola.
Pasalnya, kata Taufik, teknik bermain sepak bola dari jazirah Arab dengan di Asia atau Eropa sangat berbeda. Buktinya ranking timnas Palestina berada di peringkat 93 dunia dengan 1.239,19 poin.
Sedangkan Timnas Indonesia berada peringkat ke 149 dunia dengan skor 1.046,14 poin. Peringkat Timnas Palestina di atas Vietnam dan India.
Baca Juga:Â Jojo Antusias Menghadapi di Indonesia Open 2023
“Mereka tak hanya mengandalkan speed semata, tetapi juga mengandalkan power. Endurance mereka ketika bermain sepak bola bisa doubel dari pemain Asia Timur. Apalagi postur tubuh pemain Palestina besar-besar,” sebutnya.
Pemain dari Timur Tengah akan bermain sederhana, tanpa intelijen, dan modern technical, seperti pemain dari Asia Timur.
Dengan hadirnya Timnas Palestina dan Timnas Argentina, Taufik berharap sepak bola Indonesia tidak tertinggal dengan berbagai negara di Asia. Apalagi saat ini beberapa negara di Asia memiliki timnas sepak bola yang semakin baik. (*)
Reporter: JPGroup