batampos – Kylian Mbappe menutup Ligue 1 2021–2022 dengan heboh. Hat-trick ke gawang FC Metz dalam journee ke-38 di Parc des Princes kemarin (22/5) merespons ekstensi kontrak tiga musim dengan Paris Saint-Germain (PSG).
Berakhir pula rumor saga transfer striker 23 tahun itu ke Real Madrid.
PSG berusaha mati-matian untuk mempertahankan Mbappe dari godaan Real. Misalnya, menjanjikan Zinedine Zidane sebagai entraineur Les Parisiens musim depan.
Zidane diproyeksikan menggantikan Mauricio Pochettino yang musim ini hanya mempersembahkan gelar juara Ligue 1.
RMC Sport menyebut, Presiden PSG Nasser Al-Khelaifi sampai meminta bantuan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk ”melobi” Zidane.
Telefoot mengklaim, kepastian mengenai status Zidane di PSG bisa terjadi paling cepat akhir Juni.
Sebagai sosok yang menulis buku Dans la tete de Zidane, psikoanalis dan penulis buku Sabine Callegari menyebut bahwa Zidane memang sosok yang dibutuhkan PSG untuk mengendalikan ego trio MNM (Messi-Neymar-Mbappe).
Di bawah kendali Poche, ruang ganti PSG diterpa gosip adanya persaingan antara Mbappe dan Neymar.
”Pemilik klub tahu bahwa dalam menjalankan tata kelola klubnya, butuh pelatih yang mampu menstabilkan dan menyatukan sebuah tim dan tidak ada yang lebih bagus dari Zidane,” klaim Callegari kepada RTL.
Zidane sudah terlatih mengendalikan ego pemain bintang Real seperti antara Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale, dua pemain berharga termahal di skuad Los Merengues saat itu.
”Dia seseorang yang mempunyai aura kuat dalam menyeimbangkan dan menyelaraskan timnya,” sambung Callegari.
Selain Zidane, PSG membayar mahal Mbappe dalam kontrak barunya. Menurut Sky Sports, Donatello –julukan Mbappe– menerima bayaran hingga GBP 1 juta (Rp 18,3 miliar) per pekan.
Hampir dua kali lipat dari bayaran idolanya, Ronaldo, dengan GBP 510 ribu per pekan. Kalau dihitung setiap detik, Mbappe dibayar Rp 30 ribu.
Bukankah bayaran Mbappe bisa membuat iri tandem MNM-nya? Neymar, tampaknya, sedang bahagia setelah mencatatkan gol ke-100 untuk PSG ke gawang FC Metz kemarin.
Gol centurion yang sudah bisa menempatkan sebagai salah satu legenda Les Parisiens. Sementara Messi, sepertinya, tidak peduli karena musim depan adalah musim terakhirnya dari durasi kontrak dua tahun yang diteken.
Lagi pula, Messi lebih punya fokus tahun ini bersama timnas Argentina di Piala Dunia Qatar. (*)
Reporter: JPGroup