batampos – Liga 1 tak luput dari terjangan badai Covid-19. Sudah dua pertandingan terpaksa ditunda. Yaitu, pertandingan Persipura Jayapura kontra Madura United dan PSM Makassar melawan Persib Bandung.
Di tengah situasi yang kurang kondusif itu, ada desakan agar kompetisi divisi tertinggi di Indonesia tersebut dihentikan sementara.
Namun, PSIS Semarang ingin kompetisi tetap dilanjutkan. CEO PSIS Yoyok Sukawi mengungkapkan, situasi yang terjadi saat ini memang sudah dikhawatirkan sejak awal musim.
Namun, saat itu, seluruh stakeholder sepak bola mulai PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), hingga klub sudah sepakat untuk menggelar kompetisi dengan segala risikonya.
”Karena itu, kami masih berkomitmen untuk tetap menggelar dan menyelesaikan kompetisi,” tutur Yoyok kepada Jawa Pos kemarin.
Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Tengah periode 2022–2026 itu menyadari persebaran Covid-19 di tempat berlangsungnya seri keempat Liga 1 sangat mengkhawatirkan. Karena itu, Yoyok meminta protokol kesehatan diperketat.
”Sistem pertandingan juga diperbaiki supaya meminimalkan penularan. Mohon doanya supaya kompetisi tetap berjalan dan bisa selesai tepat waktu,” ucap Yoyok.
Chief Operating Officer (COO) Bhayangkara FC Kombespol Sumardji sependapat dengan Yoyok. Dia ingin kompetisi tetap berlanjut. Namun, protokol kesehatan harus lebih diperketat.
Sumardji mengungkapkan, timnya sudah berupaya maksimal untuk memproteksi para pemain dari paparan Covid-19. Salah satu upaya yang dilakukan Bhayangkara FC adalah memilih hotel yang berlokasi di Ubud.
”Saya mengantisipasi penularan Covid-19 dengan menjauh dari pantai dan kota. Sejak awal, para pemain juga dilarang ngopi, makan, dan belanja keluar dari area hotel. Peraturan ini berlaku untuk semua tanpa terkecuali,” tegas mantan Kapolresta Sidoarjo itu.
Saat ini, Sumardji melihat persebaran Covid-19 di Pulau Dewata meningkat. Karena itu, Sumardji semakin tegas mengingatkan para pemain untuk patuh terhadap protokol kesehatan. ”Sejak angka positif meningkat, sistem bubble kami diperketat,” ungkap mantan Kasubdit Registrasi dan Identifikasi Ditlantas Polda Metro Jaya itu.
Desakan untuk meliburkan sementara kompetisi juga sampai di telinga Madura United. Lalu, bagaimana tanggapan mereka?
’’Kalau memang serius untuk memutus mata rantai Covid-19, harusnya kompetisi memang dijeda. Tapi, sejauh ini Madura United tidak pernah mengajukan permohonan tersebut kepada operator kompetisi,’’ kata Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Zia Ulhaq kepada Jawa Pos.
Dia juga menanggapi soal kemungkinan kompetisi dipindahkan dari Bali. Sebab, kasus Covid-19 terus meningkat. Ada opsi agar Liga 1 kembali dipusatkan di Pulau Jawa. Menurut Zia, hal itu sangat tidak relevan.
’’Apakah dengan pindah ke Jawa akan ada garansi semua pemain tidak terdampak Covid-19? Ini persoalannya memang varian Omicron sangat cepat menyebar,’’ tambahnya.
Madura United saat ini memilih untuk tetap tenang. Meski banyak pemain mereka yang terpapar Covid-19, mereka tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan.
’’Madura United lebih baik menerima dan menunggu apa yang akan jadi keputusan dari PT LIB. Karena memang itu (penundaan kompetisi) adalah kewenangan mereka,’’ jelas pria asli Pamekasan tersebut.
Sekretaris PSM Makassar Syahrir Nawir Nur menambahkan, persebaran virus korona di Pulau Dewata saat ini memang tidak bisa dielakkan. Namun, secara prinsip, tim berjuluk Juku Eja itu tetap siap melakoni kompetisi dengan status luar biasa seperti saat ini.
”PSM juga akan patuh dan ikut dengan semua keputusan PSSI dan LIB. Saat ini, yang bisa kami lakukan adalah tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat. Kami juga berharap agar pandemi cepat berakhir,” ucap pria yang akrab disapa Riri itu.
Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita saat ditanya mengenai opsi break sementara Liga 1 belum dapat berkomentar terlalu dalam. Namun, Lukita menyebut saat ini segala opsi sedang didiskusikan.
”Kalau memang opsi break diambil, harus jelas formulasinya. Jangan sampai break, tapi malah situasi semakin parah,” ungkap wakil ketua Asprov PSSI Jawa Barat tersebut. (*)
Reporter: JPGroup