batampos – Kabar terbaru mengenai nasib Maarten Paes membela Timnas Indonesia akhirnya mendapatkan titik terang. Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, mengungkapkan FIFA akan mengumumkan keputusan final mengenai status kiper FC Dallas ini pada 18 Agustus 2024.
Pengumuman ini akan menjadi momen krusial bagi Paes dan Timnas Indonesia, yang sedang bersiap menghadapi fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Maarten Paes resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 30 April 2024. Meskipun sudah mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia, perjalanan Paes untuk membela Timnas Garuda belum sepenuhnya mulus.
Kendala utama yang dihadapinya adalah masalah perpindahan asosiasi dari Belanda (KNVB) ke Indonesia (PSSI), yang ditolak oleh FIFA. Penolakan ini terjadi karena Paes pernah memperkuat tim nasional Belanda U-21 pada usia 22 tahun, sebuah situasi yang dianggap melanggar aturan perpindahan asosiasi pemain menurut regulasi FIFA.
Ketidakpuasan PSSI terhadap keputusan FIFA membuat mereka mengajukan banding. Pengajuan ini telah diproses dan akan disidangkan pada 15 Agustus mendatang.
Yunus Nusi berharap keputusan FIFA akan berpihak kepada Paes, sehingga sang kiper bisa memperkuat Timnas Indonesia. “Tanggal 15 (Agustus) sidang. Tanggal 18 pengumuman. Insya Allah kita akan berusaha memenangkan itu,” kata Yunus di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (31/7) malam.
Harapan besar ini tentunya menjadi angin segar bagi para pendukung Timnas Indonesia yang sudah lama menantikan kehadiran Paes di bawah mistar gawang.
Maarten Paes adalah sosok penting yang diharapkan bisa memperkuat barisan pertahanan Timnas Indonesia. Dengan pengalaman bermain di Major League Soccer (MLS) bersama FC Dallas, Paes memiliki kualitas dan kemampuan yang dapat memberikan kontribusi besar bagi skuad Garuda.
Namun, jika FIFA tetap menolak perpindahan asosiasi Paes, PSSI masih memiliki satu jalan lagi, yaitu mengajukan kasus ini ke pengadilan olahraga internasional (CAS). Meski sebelumnya beredar kabar bahwa PSSI sudah menggugat keputusan FIFA di CAS, namun hingga kini belum ada agenda resmi terkait sengketa tersebut di laman resmi CAS.
Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, juga menegaskan pihaknya optimistis FIFA akan memberikan restu kepada Paes untuk membela Timnas Indonesia. Amali menjelaskan bahwa ada proses yang sedang dijalani di FIFA dan berharap keputusan akhir akan memihak kepada PSSI. Keputusan ini sangat penting, mengingat Timnas Indonesia akan menghadapi lawan-lawan berat di fase ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Timnas Indonesia tergabung dalam grup neraka bersama tim-tim kuat seperti Arab Saudi, Australia, Jepang, Tiongkok, dan Bahrain. Pada laga pertama, skuad Garuda akan menghadapi Arab Saudi pada 6 September, dan kemudian bertandang melawan Australia pada 10 September. Kedua laga ini sangat krusial bagi perjalanan Indonesia dalam kualifikasi, dan kehadiran Maarten Paes bisa menjadi faktor penentu di tengah ketatnya persaingan.
Perjalanan Paes untuk bisa bermain bagi Timnas Indonesia adalah cerita penuh liku yang menggambarkan betapa kompleksnya aturan perpindahan asosiasi dalam sepak bola internasional. Sebagai pemain kelahiran Belanda yang memiliki darah Indonesia, Paes sebenarnya memiliki keinginan besar untuk membela Garuda di kancah internasional.
Namun, regulasi FIFA yang ketat terkait pemain yang pernah bermain untuk tim nasional negara lain menjadi kendala utama. Peraturan FIFA jelas menyebutkan bahwa pemain yang telah tampil di pertandingan resmi untuk tim senior atau tim U-21 sebuah negara tidak bisa begitu saja berpindah asosiasi ke negara lain.
Dalam kasus Paes, keputusannya untuk membela tim nasional Belanda U-21 di usia 22 tahun menjadi penghalang besar. Meskipun dia tidak pernah bermain untuk tim senior Belanda, peraturan FIFA tetap menganggap penampilannya di tim U-21 sebagai representasi negara, sehingga perpindahan asosiasi menjadi tidak sah. Inilah yang membuat kasus Paes menjadi sangat rumit dan memerlukan penanganan khusus dari pihak-pihak terkait, termasuk PSSI dan FIFA.
Jika pada akhirnya FIFA memberikan lampu hijau kepada Paes, hal ini akan menjadi kemenangan besar bagi PSSI dan tentunya bagi Timnas Indonesia. Kehadiran Paes akan memberikan dorongan moral yang besar bagi seluruh skuad, serta menambah kekuatan tim dalam menghadapi lawan-lawan tangguh di kualifikasi.
Namun, jika FIFA tetap menolak, maka jalan satu-satunya adalah membawa kasus ini ke CAS, yang tentunya akan memakan waktu dan proses yang tidak sebentar.
Sementara itu, persiapan Timnas Indonesia terus berjalan. Pelatih Shin Tae-yong dan jajaran staf pelatihnya terus mempersiapkan tim sebaik mungkin untuk menghadapi laga-laga berat di depan. Meski tanpa kehadiran Paes, skuad Garuda harus tetap fokus dan berjuang maksimal. Dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia tentunya sangat diharapkan untuk memberikan semangat dan motivasi bagi para pemain.
Kisah Maarten Paes ini menjadi cerminan selalu ada dinamika dalam proses naturalisasi dan perpindahan asosiasi dalam sepak bola internasional. Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, segala rintangan pasti bisa dilalui.
Keputusan FIFA pada 18 Agustus nanti akan menjadi momen penentuan bagi masa depan Paes bersama Timnas Indonesia. Harapan besar tertuju pada hari tersebut, semoga hasilnya bisa membawa kabar baik bagi sepak bola Indonesia dan seluruh penggemarnya. (*)