Minggu, 24 November 2024

Inggris Wajib Perbaiki Sektor Lini Tengah Sebelum Berangkat ke Qatar

Berita Terkait

Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate. (F. Glyn Kirk/AFP)

batampos.co.id – Meski berhasil meraih satu tiket ke Piala Dunia Qatar 2022, Inggris dinilai belum maksimal. Terutama dari sektor lini tengah yang masih belum impresif.

Sejumlah kritik berdatangan agar Gareth Southgate, mencari solusi agar lini tengah Inggris bisa tampil konsisten dalam setiap pertandingan yang dimainkan. Bila tidak, sulit rasanya Inggris bisa mencapai semi-final Piala Dunia seperti tahun 2018.

Permasalahan tersebut terlihat ketika Inggris ditahan Polandia 1-1, pada kualifikasi Piala Dunia 2022, September lalu. Aliran bola tersendat karena lini tengah Inggris mendapat tekanan ketat dari pemain Polandia.

Setelah laga kontra Polandia, Inggris mampu mencukur Andora lima gol tanpa balas. Namun, di partai berikutnya Inggris lagi-lagi menuai hasil imbang yang kali ini ditahan Hongaria 1-1.

Jika di pertandingan versus Polandia, Inggris ditahan karena pemain tengah tidak dibiarkan leluasa bergerak, pada laga kontra Hongaria Southgate terlihat tidak punya solusi strategi. Skema 4-3-3, yang diterapkan tak berjalan sesuai ekspetasi.

Southgate, melakukan eksperimen dengan menggunakan formasi 4-3-3. Ia menempatkan Declan Rice sebagai satu-satunya gelandang bertahan dan menugaskan Phil Foden dan Mason Mount di posisi nomor delapan.

Foden dan Mount terlihat kaku dalam memerankan lakon tersebut. Kedua pemain itu kehilangan sentuhan magisnya dan kurang kreatif untuk membangun serangan.

Semestinya, Southgate tetap bermain dengan formasi andalannya 3-4-3. Formasi tersebut terbukti paling tepat untuk Inggris, lantaran di dua laga berikutnya menghancurkan Albania 5-0 dan San Marino sepuluh gol tanpa balas yang sekaligus mengantarkan anak didiknya ke putaran final Piala Dunia 2022.

Selain itu, Southgate jangan terpancing untuk menjejali skuad Inggris dengan pemain yang bertipikal menyerang supaya tampil lebih tajam. Ia butuh pilar yang mampu menjalankan instruksinya secara benar.

Sebagai contoh, Italia asuhan Roberto Mancini juara Euro 2020, Prancis racikan Didier Deschamps juara Piala Dunia 2018, dan Portugal arahan Fernando Santos juara Euro 2016. Ketiga negara tersebut punya kesamaan yaitu mengutamakan lini tengah dan pertahanan, dibanding menyerang membabi buta.

Fakta tersebut bisa menjadi landasan Southgate, untuk mencari pemain lini tengah yang oke. Ia juga mesti bisa mengkolaborasikan pemain muda dan senior Inggris.

Jude Bellingham, satu di antara pemain tengah yang dirasa cocok untuk Inggris. Dalam 11 pertandingan Borussia Dortmund di Bundeliga Jerman, ia selalu dipercaya main sejak awal dan sudah menyumbang dua gol.

Kemudian Declan Rice, yang tampil gemilang bersama West Ham United di Liga Primer Inggris musim ini. Pesepakbola berumur 22 tahun tersebut membuktikan kemampuannya lebih dari sekadar gelandang bertahan.

Ada juga Mount, yang bisa dimandatkan sebagai pengontrol permainan Inggris. Performa pemain Chelsea tersebut makin terasah di bawah kendali Thomas Tuchel.

Kolaborasi Bellingham, Rice dan Mount diyakini membuat permainan lini tengah Inggris, makin berwarna. Nantinya, ketiga pemain tersebut dibantu Jordan Herderson serta Kalvin Phillips.

Sekalipun demikian, Southgate harus memantau Emile Smith Rowe dan Conor Gallagher. Kedua pemain tersebut mempunyai talenta yang luar biasa sehingga bisa dimaksimalkan untuk lini tengah Inggris. (*)

Reporter: Ryan Agung

Update