Minggu, 29 Desember 2024

Enzo Fernandez yang Berbuat Rasis, Messi yang Dituntut Minta Maaf, Wakil Menteri Dipecat

Berita Terkait

Lionel Messi berhasil cetak gol dan gendong Argentina lolos ke Final Copa America 2024. (Instagram/@fifaworldcup)

batampos – Kantor Kepresidenan Argentina memecat Wakil Menteri Olahraga Nasional, Julio Garro, setelah dia menuntut Lionel Messi untuk meminta maaf atas skandal rasis yang melibatkan Enzo Fernandez. Kabar pemecatan ini disampaikan langsung oleh Kantor Kepresidenan Argentina pada Rabu (17/7).

“Tidak ada pemerintah yang dapat menentukan apa yang harus dikomentari, apa yang harus dipikirkan, atau apa yang harus dilakukan terhadap Tim Nasional Argentina, Juara Dunia dan Juara Olimpiade Dua Kali Amerika, atau warga negara lainnya. Karena alasan ini, Julio Garro berhenti menjadi Wakil Menteri Olahraga Nasional,” demikian bunyi pernyataan resmi dari Kantor Kepresidenan.

Pemecatan Garro ini terjadi setelah Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) mengumumkan pada Selasa (16/7) bahwa mereka akan mengajukan gugatan kepada FIFA terkait video yang menampilkan sejumlah pemain Timnas Argentina menyanyikan lagu yang mengejek pemain kulit hitam di Timnas Prancis.

Video tersebut berasal dari siaran langsung Instagram Enzo Fernandez saat merayakan kemenangan di dalam bus usai menjuarai Copa America dengan mengalahkan Kolombia 1-0 pada Senin (15/7).

Nyanyian yang melecehkan ini sebenarnya sudah pernah muncul saat Piala Dunia 2022 ketika Argentina mengalahkan Prancis pada laga final di Qatar. Namun, kali ini, insiden tersebut kembali mencuat dan memicu reaksi keras dari berbagai pihak.

Enzo Fernandez, yang menjadi sorotan utama dalam video tersebut, telah meminta maaf atas tindakannya. Meski demikian, kritik keras tetap datang, terutama dari beberapa rekan setimnya di Chelsea yang berasal dari Prancis.

Kritik atas tindakan Enzo Fernandez tidak hanya datang dari luar negeri. Julio Garro, Wakil Menteri Olahraga Nasional, juga secara terbuka berbicara mengenai masalah ini. Dia meminta Lionel Messi sebagai kapten tim nasional Argentina untuk meminta maaf atas tindakan rekan setimnya. Garro berpendapat bahwa sebagai kapten, Messi memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini dan menunjukkan sikap yang tepat.

Namun, perlu diketahui bahwa Messi tidak berada di dalam bus saat insiden tersebut terjadi. Messi sedang berada di Miami untuk menjalani perawatan cedera, sehingga tidak terlibat langsung dalam perayaan di dalam bus. Meski demikian, Garro tetap mendesak Messi untuk meminta maaf, yang kemudian menjadi pernyataan kontroversial.

“Saya pikir kapten tim nasional harus keluar dan meminta maaf atas situasi ini, sama seperti Presiden AFA, saya pikir itu pantas,” kata Garro kepada Urbana Play. Beberapa jam setelah pernyataannya tersebut, Garro membantah perkataannya itu melalui media sosial X. Namun, pernyataan tersebut sudah terlanjur menyebar dan memicu reaksi keras dari berbagai pihak.

Kantor Kepresidenan Argentina secara terbuka melaporkan bahwa Garro telah dicopot dari jabatannya hanya sepuluh hari sebelum dimulainya Olimpiade. Dalam pernyataan resminya, Garro mengucapkan terima kasih kepada Presiden Argentina atas kepercayaan yang diberikan selama dia menjabat sebagai Wakil Menteri Olahraga Nasional.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden @JMilei atas kepercayaan yang mengizinkan saya menjadi bagian dari tim kerjanya, @GAFrancosOk dan @danielscioli atas kerja yang telah kita lakukan bersama selama beberapa bulan ini, dan @mauriciomacri yang selalu mengingat saya,” tulis Garro di akun X.

“Saya sangat menyesal jika komentar saya menyinggung seseorang, itu tidak pernah menjadi niat saya, itulah sebabnya saya menyatakan pengunduran diri saya, meskipun saya akan selalu berada di sisi lain dari diskriminasi dalam segala bentuknya. Terima kasih kepada seluruh staf Sekretariat CeNARD dan Enard karena berbagi mimpi bersama. Saya menyampaikan harapan saya untuk sukses kepada Pemerintah di jalur transformasi ini dan kepada semua atlet Olimpiade dan Paralimpiade yang akan mewakili kita sebagai atlet di hadapan dunia di Paris 2024.”

Pemecatan Julio Garro semakin memperkeruh suasana di Argentina yang tengah berjuang untuk membersihkan nama baiknya di kancah internasional. Tindakan rasisme yang dilakukan oleh Enzo Fernandez dan para pemain Argentina lainnya saat merayakan keberhasilan mereka menjuarai Copa America 2024 telah mencoreng citra negara tersebut. Insiden ini juga menyoroti masalah rasisme yang masih menjadi masalah serius di dunia sepak bola, yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas dan persatuan.

Reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Federasi Sepak Bola Prancis (FFF), menunjukkan bahwa tindakan rasisme tidak akan ditoleransi. FFF tidak hanya melayangkan protes kepada FIFA, tetapi juga berencana membawa kasus ini ke ranah hukum.

Philippe Diallo, Presiden FFF, dengan tegas mengutuk pernyataan rasis dan diskriminatif yang dilontarkan oleh para pemain Argentina. “Presiden FFF memutuskan untuk langsung menentang rekan Argentina-nya dan FIFA, serta mengajukan keluhan hukum atas pernyataan yang bersifat menghina, rasis, dan diskriminatif,” kata Diallo dalam sebuah pernyataan resmi.

Di sisi lain, Chelsea sebagai klub yang menaungi Enzo Fernandez juga tidak tinggal diam. Mereka mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk semua bentuk aksi rasisme dan menyatakan bahwa mereka sedang melakukan investigasi internal terkait insiden ini.

“Chelsea Football Club menganggap semua bentuk perilaku diskriminatif sangat tidak dapat diterima. Kami bangga menjadi klub yang beragam dan inklusif di mana orang-orang dari semua budaya, komunitas, dan identitas merasa diterima. Kami mengakui dan menghargai permintaan maaf publik dari pemain kami dan kami akan menggunakan ini sebagai kesempatan untuk mendidik. Klub telah memulai prosedur disiplin internal,” demikian bunyi pernyataan resmi Chelsea.

Meski Enzo Fernandez telah melayangkan permohonan maaf, banyak yang berpendapat bahwa permintaan maaf tersebut tidak cukup untuk mengatasi masalah ini. Permintaan maaf yang disampaikan melalui unggahan di Instagram Story pribadinya pada Rabu, 17 Juli 2024, dianggap sebagai langkah awal yang baik, namun masih diperlukan tindakan konkret untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan.

Fernandez harus menunjukkan komitmen nyata dalam memperbaiki kesalahannya, misalnya dengan terlibat aktif dalam kampanye melawan rasisme dan mendukung inisiatif yang mempromosikan inklusi dan keberagaman dalam olahraga.

Skandal rasisme yang melibatkan Enzo Fernandez ini juga menyoroti perlunya edukasi yang lebih mendalam mengenai pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman. Edukasi ini tidak hanya penting bagi para atlet, tetapi juga bagi para penggemar dan masyarakat luas. Hanya dengan upaya bersama kita dapat menciptakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi dan penuh dengan semangat persatuan.

Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa rasisme masih menjadi masalah serius yang perlu ditangani dengan tegas. Sepak bola, dengan daya tarik dan pengaruhnya yang begitu besar, memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam mempromosikan nilai-nilai positif. Oleh karena itu, tindakan rasisme seperti yang dilakukan oleh Enzo Fernandez dan rekan-rekannya harus mendapatkan sanksi yang setimpal agar menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Dengan demikian, skandal rasisme Argentina yang semakin keruh pasca pemecatan Wakil Menteri Olahraga Nasional Julio Garro ini menjadi sorotan utama. Insiden ini menunjukkan bahwa rasisme masih menjadi masalah serius di dunia sepak bola dan perlu ditangani dengan tegas oleh semua pihak. Sepak bola adalah milik semua orang, tanpa memandang ras, agama, atau latar belakang. Mari bersama-sama kita wujudkan dunia sepak bola yang lebih adil dan inklusif bagi semua. (*)

SourceJPGroup

Update