Minggu, 24 November 2024

Efek Kasus Bayar Wasit Selama 17 Tahun, Barca Jadi Musuh Besar di Spanyol

Berita Terkait

Presiden Barca Joan Laporta mengklaim klubnya sebagai korban kampanye kotor untuk menghadang laju memenangi La Liga musim ini. (LLUIS GENE/AFP)

batampos – Kasus penggelapan pajak Lionel Messi pada 2010. Pembayaran transfer Neymar Jr yang menyalahi mekanisme pada 2013.

Barcagate (kampanye kotor terhadap pemain maupun mantan pemain yang kritis terhadap kebijakan klub) dua tahun lalu.

Pada tahun lalu, bek FC Barcelona yang kini pensiun Gerard Pique dituding melakukan kesepakatan terselubung lewat perusahaannya, Kosmos, dengan Federasi Sepak Bola Spanyol supaya menggelar Supercopa de Espana di Arab Saudi.

Ya, skandal seperti tidak pernah lepas dari Barca. Yang paling baru dan viral dalam 1–2 hari terakhir adalah Barca yang diketahui membayar wasit pada periode 2001 sampai 2018.

Caso Negreira, demikian kasus tersebut dikenal, muncul setelah adanya dugaan suap yang dilakukan Barca karena mengirim uang total EUR 7,3 juta (Rp 120,2 miliar) ke rekening Wakil Presiden Komite Wasit Spanyol periode 1994–2018 Jose Maria Enriquez Negreira.

Kejaksaan Spanyol telah menyatakan bersalah kepada Negreira, dua mantan presiden Barca Sandro Rosell (2010–2014) dan Josep Maria Bartomeu (2014–2020), serta dua mantan pejabat eksekutif Oscar Grau dan Albert Soler.

Caso Negreira tak pelak membuat Barca dimusuhi berbagai pihak di Spanyol. Gugatan pertama datang dari wasit Xavier Estrada Fernandez.

Real Madrid yang semula diam ikut mengajukan gugatan awal pekan ini (13/3). Yang terbaru, Dewan Olahraga Spanyol melakukan langkah serupa.

”Real ingin mengekspresikan keprihatinan yang mendalam terkait skala fakta-fakta di balik kasus ini dan menekankan kepercayaan terhadap sistem hukum. Kami pun sepakat kami akan muncul ke pengadilan ketika kasus ini dibuka,’’ tulis Real dalam pernyataan di laman resmi klub.

Di lapangan, fans lawan-lawan Barca dalam dua pekan terakhir menyerang Sergio Busquets dkk atas Caso Negreira.

Bahkan, fans dari klub kasta kedua, Deportivo Alaves, turut menyindir dengan banner di Mendizorrotza bertulisan: ”Kami mencintai sepak bola, mari kita bantai suap.”

Jika ditelaah setelah berakhirnya setoran uang Barca kepada Negreira atau pada 2018, klub asal Catalan itu tetap mampu memenangi La Liga secara back-to-back (2017–2018 dan 2018–2019) bersama entrenador Ernesto Valverde.

”Kami memenangi liga (pada 2018, Red) dengan selisih 14 poin dari peringkat kedua dan memenangi Copa del Rey dengan skor 5-0 (di final). Tidak ada keraguan tentang siapa tim terbaik di Spanyol saat itu,” kata Valverde yang per musim ini menangani Athletic Bilbao kepada RAC1.

Yang menarik, ketika Real kemudian mengungguli Barca sebagai juara La Liga 2019–2020, Negreira sempat memberikan sentilan. Musim itu, Barca lumayan banyak dirugikan dengan keputusan video assistant referee (VAR). ’’Itu tidak akan terjadi jika Barca tetap bersamaku,’’ kata Negreira ketika itu.

Sementara itu, kepada Mundo Deportivo, Presiden Barca Joan Laporta yang awalnya berkomentar datar atas Caso Negreira mulai terpancing untuk bereaksi keras.

Laporta menuding ada segelintir pihak yang sengaja merecoki perjalanan Barca menuju gelar juara La Liga musim ini. ”Klub akan mengambil tindakan hukum atas mereka yang ingin merusak citra klub dan saya sendiri yang akan menghadapi para (maaf) bajingan ini,’’ tutur Laporta di lama resmi klub. (*)

 

 

 

Reporter: JPGroup

 

Update