batampos – Sambil menghadap tribun Providence Park, Ronny Deila melepas satu per satu pakaian di tubuhnya.
Hanya menyisakan celana dalam, Deila lalu melakukan push up dan berselebrasi dengan trofi juara Major League Soccer 2021. Ya, selebrasi juara sambil bertelanjang merupakan janji Deila di awal Major League Soccer tahun lalu.
Di tahun pertama, Deila membawa New York City FC (NYCFC) lolos ke playoff, tetapi hanya sampai putaran pertama. Tahun ini, keyakinan pelatih berkebangsaan Norwegia tersebut semakin besar dan membuahkan hasil.
”Aku adalah pelatih yang lebih bagus ketimbang tahun sebelumnya dan memenangi juara adalah capaian terbesar dalam karierku,” beber Deila di laman resmi klub.
Deila sejatinya datang ke NYCFC dengan CV bukan kaleng-kaleng. Bersama klub dari negerinya, Stromgodset, dia memenangi Tippeligaen (sekarang Eliteserien) 2013.
Lalu, saat duduk sebagai pelatih Celtic, Deila langsung membawa The Bhoys sebagai kampiun Scottish Premiership selama dua musim beruntun (2014–2015 dan 2015–2016).
Tapi, juara di MLS dianggap Deila memiliki tantangan besar karena klub yang berkompetisi memiliki finansial sama kuat lantaran ada salary cap.
Beda dengan liga-liga elite Eropa yang batasan pengeluaran gaji antarklub kadang sangat bertolak belakang.
Seiring sukses bersama NYCFC, nama Deila bisa jadi dilirik oleh klub-klub elite Eropa. Seperti jejak Patrick Vieira dan Domenec Torrent.
Vieira mengawali karier kepelatihan bersama NYCFC pada 2016–2018 dan kini menangani klub Premier League Crystal Palace.
Sementara Torrent yang menangani NYCFC pada 2018–2019 kini menjadi tangan kanan pelatih City Pep Guardiola. (*)
Reporter: JPGroup