Jumat, 22 November 2024

Bukan Sanksi, Ini Rekomendasi FIFA untuk Liga 1 Indonesia

Berita Terkait

Beberapa penonton keluar dari pagar tribun Stadion Kanjuruhan saat pertandingan Liga 1 sedang berlangsung antara Arema melawan Persebaya, Sabtu (1/10). FOTO: ANGGER BONDAN/JAWA POS

batampos – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) berkomitmen membantu pembenahan dalam penyelenggaraan kompetisi di Indonesia. Salah satu aspek yang disorot adalah jam pertandingan malam.

FIFA merekomendasikan agar pertandingan sepak bola paling telat digelar pukul 17.00. Dan, hanya digelar pada Sabtu dan Minggu.

Rekomendasi FIFA mengenai jam pertandingan ditanggapi positif oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI). CEO APPI M. Hardika Aji mengatakan, rekomendasi FIFA tersebut sejalan dengan arah perjuangan APPI.

”Kami juga memang sudah meminta agar jadwal tidak terlalu malam. Memang sudah ada perubahan dari operator. Tapi, belum terlalu signifikan,” ungkap Aji kepada Jawa Pos kemarin.

Alumnus Universitas Indonesia itu menambahkan, jam bertanding malam berdampak terhadap kesehatan para pemain. Jam istirahat pemain menjadi terganggu.

”Apalagi kalau dalam sepekan tim harus bertanding 2–3 kali di atas jam 20.00. Itu jelas bukan hal yang baik bagi kesehatan,” tegas Aji.

Gelandang Bhayangkara FC T.M. Ichsan sependapat dengan Aji. Jam pertandingan sore bisa mendukung aspek keselamatan suporter yang datang ke stadion.

”Dengan begitu, potensi kericuhan dalam sepak bola bisa diminimalkan. Lalu, soal hari pertandingan yang hanya Sabtu dan Minggu, saya juga setuju. Ini bisa menjadi awal yang baik untuk penjadwalan Liga 1,” terang pesepak bola asal Aceh tersebut.

Kapten Persik Kediri Arthur Irawan menyatakan, mengubah jam pertandingan adalah solusi ideal menurut FIFA dan dirinya tidak mempermasalahkan.

”Yang terpenting, kejadian seperti tragedi Kanjuruhan tidak pernah terjadi lagi. Semuanya harus bisa menikmati sepak bola. Baik para pemain yang bertanding maupun suporter yang menonton,” ungkap mantan pemain PSS Sleman tersebut.

Lalu, apakah bisa mengubah jadwal pertandingan menjadi hanya Sabtu-Minggu dan menghapus jam pertandingan malam? Jawa Pos berusaha mewawancarai Direktur Programming Surya Citra Media (SCM) Harsiwi Achmad selaku pemegang hak siar Liga 1. Namun, pertanyaan yang disampaikan melalui pesan singkat tidak direspons.

Sementara itu, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sudjarno belum dapat berspekulasi mengenai rekomendasi FIFA tersebut.

”Ya, nanti tentu kami akan berkoordinasi dengan semua pihak,” ucapnya melalui pesan singkat. ”Itu harus kami musyawarahkan dulu,” timpal anggota Komite Eksekutif PSSI yang juga Ketua Tim Investigasi PSSI untuk Tragedi Kanjuruhan Ahmad Riyadh.

Namun, menurut pelatih Persita Tangerang Angel Alfredo Vera, PSSI dan LIB akan kesulitan jika harus menggelar kompetisi pada Sabtu-Minggu. Dan, meniadakan pertandingan malam juga sulit.

”Sebab, ada banyak tim di Liga 1. Kalau semua pertandingan harus disiarkan langsung, waktunya tidak cukup,” terang mantan pelatih Persebaya Surabaya dan Sriwijaya FC Palembang tersebut.

Alfredo menambahkan, setelah tragedi Kanjuruhan, upaya penting dalam perbaikan penyelenggaraan Liga 1 bukan pada jam maupun hari pertandingan.

”Yang terpenting menurut saya adalah keamanan. Semua harus bekerja sama untuk itu. Kejadian seperti di Kanjuruhan tidak boleh terjadi lagi,” jelas pelatih asal Argentina tersebut. (*)

 

 

 

Reporter: JPGroup

Update