batampos – Argentina sebagai juara Piala Dunia 2022 menyapu bersih kemenangan dalam tur Asia, termasuk mengalahkan Indonesia 2-0 di Jakarta (19/6). Spanyol (juara Piala Dunia 2010) mengangkat trofi juara UEFA Nations League pada hari yang sama.
Namun, hasil sebaliknya dialami dua klub tersukses Piala Dunia. Juara lima kali (1958, 1962, 1970, 1994, 2002) Brasil dan pemenang empat kali (1954, 1974, 1990, 2014) Jerman sama-sama melempem dalam uji coba internasional kemarin (21/6) dini hari.
Kekalahan Brasil dan Jerman diderita dari kegagalan mereka mengatasi masalah klasik: memiliki striker jempolan. Jerman mengalaminya sejak gagal total dalam Piala Dunia 2018, sedangkan Brasil menderita minimnya stok nomor 9 pascajuara Copa America setahun berselang.
Baca juga: Ilkay Gundogan Dikabarkan Setuju Gabung Barcelona
Ketika dikalahkan Senegal 2-4 di Estadio Jose Alvalade, Lisbon, Selecao –sebutan Brasil– menurunkan Richarlison sebagai nomor 9.
Meski memiliki 20 gol dari 43 caps, Richarlison melempem musim lalu dengan hanya mencetak 3 gol dari 35 laga bersama Tottenham Hotspur. Mantan striker Everton itu juga sering dibekap cedera dengan total menepi selama 59 hari.
Situasi tersebut diperparah pilihan pelatih interim Ramon Menezes yang hanya membawa satu striker selain Richarlison, Pedro Guilherme. Pedro masih hijau bersama Brasil dengan baru mengoleksi 6 caps dan 1 gol sejak debut tiga tahun lalu.
Sementara itu, Neymar Jr sebagai andalan lini serang Brasil tidak masuk skuad karena cedera engkel.
Baca Juga: Jelang GP Belanda, Enea Bastianini Punya Target Berikutnya
Menezes juga menjadi titik lemah Brasil. Dia sejatinya pelatih Brasil U-20. Sejak Tite out pasca kegagalan di Piala Dunia 2022, Menezes mendampingi Brasil di tiga laga terakhir yang berujung dua kekalahan.
Situasi itulah yang membuat Brasil ngotot segera mendapatkan Carlo Ancelotti meski mereka akhirnya harus bersabar hingga tahun depan.
”Ini pertandingan sulit. Tetapi, sekaligus jadi pelajaran berharga bagi kami untuk membenahi diri,” ucap Menezes kepada ESPN.
Untuk Jerman, persoalan di lini serang lebih nyata. Der trainer Hans-Dieter Flick hanya menyertakan Niclas Fullkrug sebagai striker tulen. Ironisnya, striker Werder Bremen itu hanya menjadi pengganti ketika Die Mannschaft –sebutan Jerman– nirgol melawan Kolombia alias kalah 0-2 di ArenaAufSchalke, Gelsenkirchen, kemarin.
Baca Juga: Pede Lebih Baik Ketimbang Messi, Kylian Mbappe Yakin Pantas Raih Ballon d’Or
Padahal, sebelum laga, Fullkrug punya statistik impresif dengan mencetak 7 gol dari 8 caps.
Hansi –sapaan Flick– lebih memilih calon pemain baru Arsenal Kai Havertz sebagai false nine. Meski dalam 10 caps sebelumnya Havertz mampu mencetak 5 gol, itu terjadi hanya dalam 3 laga. Statistik bersama Chelsea musim lalu juga mengecewakan dengan hanya mencetak 9 gol dari 47 laga di semua ajang.
”Kami butuh hasil positif sesegera mungkin agar situasi ini berakhir. Kalau tidak, semuanya kian berantakan,” keluh Hansi kepada Bild. (*)
Reporter: JPGroup