batampos – Indonesia berpotensi meneruskan tradisi medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade. Harapan itu muncul setelah tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung melaju ke semifinal Olimpiade 2024 di Paris.
Gregoria terus melaju setelah menang secara meyakinkan dari wakil Thailand Ratchanok Intanon melalui pertarungan straight game 25-23, 21-9. Pebulu tangkis putri asal Wonogiri, Jawa Tengah, itu tampak superior di gim kedua.
Keberhasilan itu tentu saja layak disambut antusias, apalagi Gregoria kini menjadi satu-satunya harapan Indonesia mendulang medali lewat cabang bulu tangkis di Olimpiade.
Walau begitu, Gregoria tak boleh lengah dalam mewujudkan ambisi mendapatkan medali emas. Apalagi, tantangannya semakin terjal ketika menjalani babak semifinal nanti. Dia sudah ditunggu unggulan pertama asal Korea Selatan, An Se-young.
An Se-young melaju ke semifinal setelah menyudahi unggulan asal Jepang, Akane Yamaguchi, 15-21, 21-17, 21-8.
Praktis, Gregoria tinggal dua langkah lagi untuk mendapatkan sekeping emas sekaligus membawa Indonesia mempertahankan tradisi emas di Olimpiade.
Indonesia tercatat selalu meloloskan wakilnya membawa pulang medali emas sejak cabang bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade 1972 di Munich. Saat itu, tunggal putra Rudy Hartono meraih emas setelah menang atas wakil Denmark, Svend Pri. Ditambah keberhasilan ganda putra Ade Chandra/Christian Hadinata mengatasi pasangan Malaysia, Ng Boon Bee/Punch Gunalan.
Walau Indonesia gagal meraih medali emas ketika bulu tangkis kembali dipertandingkan di Olimpiade 1988, Seoul, tapi Indonesia tak lagi absen sejak Olimpiade 1992 di Barcelona. Bulu tangkis Indonesia hanya vakum membawa pulang medali emas di Olimpiade 2012 di London.
Setelah itu, Indonesia tampil konsisten dalam memburu medali emas, termasuk ketika Susi Susanti meraihnya di nomor tunggal putri dan tunggal putra Alan Budikusuma di Olimpiade 1992 Barcelona.
Medali Emas Bulu Tangkis Indonesia di Olimpiade:
1992 (Barcelona)
Tunggal Putra – Alan Budikusuma
Tunggal Putri – Susi Susanti
1996 (Atlanta)
Ganda Putra – Ricky Subagja/Rexy Mainaky
2000 (Sydney)
Ganda Putra – Tony Gunawan/Candra Wijaya
2004 (Athena)
Tunggal Putra – Taufik Hidayat
2008 (Beijing)
Ganda Putra – Markis Kido/Hendra Setiawan
2016 (Rio de Janeiro)
Ganda Campuran – Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
2020 (Tokyo)
Ganda Putri – Greysia Polii/Apriyani Rahayu