batampos – Liga 1 Indonesia semakin ramai dengan kehadiran pemain-pemain dari ASEAN, menyusul perubahan peraturan mengenai komposisi pemain asing.
Kini, klub-klub Liga 1 memiliki kuota hingga delapan pemain asing, dengan syarat dua di antaranya harus berasal dari Asia. Semua pemain asing dapat masuk dalam daftar susunan pemain, namun hanya enam yang bisa menjadi starting eleven (5+1), dan aturan juga menetapkan bahwa pemain asing harus digantikan oleh pemain asing dan pemain Asia harus digantikan oleh pemain Asia.
Dengan perubahan ini, pemain-pemain ASEAN mulai menunjukkan taringnya di Liga 1. Namun, dari deretan nama-nama besar yang berlaga di Indonesia, tak satu pun berasal dari negara tetangga, Malaysia. Berikut adalah daftar lima pemain ASEAN termahal di Liga 1 Indonesia berdasarkan harga pasar mereka.
Elias Dolah (Thailand) – Rp6,08 Miliar
Elias Dolah adalah pemain bertahan asal Thailand yang kini memperkuat Bali United. Dengan harga pasaran mencapai Rp6,08 miliar, Dolah menjadi pemain ASEAN termahal di Liga 1 Indonesia. Meski hanya ada satu pemain Thailand di liga ini, persentase pemain Thailand di Liga 1 mencapai 0,8%. Dolah dikenal sebagai bek tengah yang tangguh, dan kehadirannya di lini belakang Bali United memberikan stabilitas dan kekuatan defensif yang signifikan.
Privat Mbarga (Kamboja) – Rp4,35 Miliar
Privat Mbarga, pemain sayap kanan asal Kamboja, juga membela Bali United. Dengan harga pasaran Rp4,35 miliar, Mbarga menempati posisi kedua dalam daftar pemain ASEAN termahal di Liga 1. Jumlah pemain Kamboja di Liga 1 ada dua, dengan persentase 1,7%. Mbarga dikenal dengan kecepatannya dan kemampuan dalam mengirim umpan-umpan matang, menjadikannya ancaman serius bagi pertahanan lawan.
Kevin Ray Mendoza (Filipina) – Rp4,35 Miliar
Penjaga gawang asal Filipina, Kevin Ray Mendoza, memperkuat Persib Bandung. Dengan nilai pasar Rp4,35 miliar, Mendoza menjadi salah satu kiper terbaik di Liga 1. Jumlah pemain Filipina di Liga 1 juga ada dua, dengan persentase 1,7%. Mendoza dikenal dengan refleksnya yang cepat dan kemampuan mengendalikan area kotak penalti, membuatnya menjadi pilar utama di lini belakang Persib Bandung.
Paulo Gali Freitas (Timor Leste) – Rp4,35 Miliar
Paulo Gali, pemain sayap kiri asal Timor-Leste, bermain untuk PSIS Semarang. Dengan harga pasaran Rp4,35 miliar, Gali Freitas menjadi pemain Timor Leste satu-satunya di Liga 1, dengan persentase 0,8%. Gali terkenal dengan kemampuan dribbling dan kecepatannya, serta sering menjadi inisiator serangan dari sisi kiri lapangan.
Charles Lokolingoy (Australia) – Rp3,91 Miliar
Charles Lokolingoy adalah penyerang tengah asal Australia yang bermain untuk Arema FC. Dengan nilai pasar Rp3,91 miliar, Lokolingoy menjadi satu-satunya pemain Australia di Liga 1 musim depan, dengan persentase 0,8%. Lokolingoy dikenal sebagai striker yang kuat secara fisik dan memiliki insting mencetak gol yang tajam, menjadikannya ancaman utama bagi lini pertahanan lawan.
Meski Liga 1 kini diwarnai oleh pemain-pemain berkualitas dari berbagai negara ASEAN, nama-nama dari Malaysia tampaknya belum berhasil mencuri perhatian di kancah sepak bola Indonesia. Hal ini mungkin menjadi bahan introspeksi bagi sepak bola Malaysia untuk terus meningkatkan kualitas pemain dan bersaing dengan pemain-pemain dari negara-negara tetangga lainnya.
Kehadiran pemain-pemain ASEAN di Liga 1 Indonesia tidak hanya meningkatkan persaingan di dalam lapangan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi klub-klub yang mereka bela. Pemain seperti Elias Dolah dan Privat Mbarga membawa pengalaman dan keterampilan yang mampu mengangkat performa tim secara keseluruhan. Mereka juga menjadi inspirasi bagi pemain-pemain muda Indonesia untuk terus berkembang dan bersaing di tingkat yang lebih tinggi.
Selain itu, pemain-pemain seperti Kevin Ray Mendoza dan Paulo Gali juga berperan penting dalam mengangkat nama Liga 1 di kancah sepak bola ASEAN. Kualitas permainan yang mereka tunjukkan di lapangan membuat Liga 1 semakin dilirik oleh pemain-pemain asing yang ingin mengembangkan karier mereka di Asia Tenggara. (*)