batampos – Hariyanto Arbi, tunggal putra terakhir Indonesia yang berjaya di All England, sudah lama menekuni bisnis sebelum terjun ke politik. Budi Santoso, tunggal putra terakhir Indonesia yang berhasil lolos ke final turnamen tertua di dunia tersebut, juga sudah bertahun-tahun pensiun dan kemudian melatih.
Barulah Indonesia bisa meloloskan dua tunggal putranya ke final All England. Dan, Jonatan Christie yang akhirnya merebut gelar setelah menundukkan Anthony Ginting 21-15, 21-14 di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, Minggu (17/3) malam. Gelar tersebut berjarak 30 tahun dari titel yang dipersembahkan Hariyanto pada 1994.
Ketika itu Hariyanto juga mengalahkan kompatriotnya, Ardy Wiranata. Keberhasilan Jojo dan Ginting ke final merupakan yang pertama bagi tunggal putra Indonesia sejak yang dicatat Budi Santoso pada 2002.
“Ya, yang lebih berharga lagi, saya dan Anthony (Ginting), tunggal putra akhirnya bisa mengulang sejarah 30 tahun lalu. Tidak mudah untuk diraih,” ucap Jojo, sapaan akrab Jonatan Christie, pasca pertandingan.
Untuk mewujudkan kembali prestasi itu, tambah Jojo, dibutuhkan latihan ekstrakeras. “Setiap turnamen gagal, kami pulang lalu latihan lagi, gagal lagi lalu latihan lebih keras lagi. Selalu seperti itu sampai akhirnya Tuhan kasih buahnya hari ini (kemarin),” katanya
Kemenangan tersebut membuat rekor pertemuan Jonatan dengan Ginting menjadi 4-6. Ini juga gelar pertama Jonatan di Super 1000.
Raihan tersebut sekaligus juga melengkapi pencapaian Jojo di berbagai level BWF World Tour. Sebelumnya dia pernah juara di Super 300 di New Zealand Open 2019, Australia Open 2019, dan Swiss Open 2022. Sedangkan di level Super 500, Jonatan juara di Indonesia Masters 2023 dan Hongkong Open 2023. Untuk level 750, Jonatan meraihnya di French Open 2023.
Jojo mengaku sangat bangga dengan prestasi tunggal putra Indonesia yang kembali berhasil mebcetak sejarah All Indonesian Final setelah 30 tahun. “Ini adalah mimpi yang menjadi nyata,” ungkapnya.
Ya, Jojo masih tidak percaya bisa menjadi juara All England. Sebab, dalam beberapa turnamen terakhir selalu takluk di babak-babak awal. Bahkan, untuk sekadar mencapai perempat final pun tak mampu.
“Saya tidak percaya ini bisa terjadi karena pkan lalu (di French Open) saya kalah di babak pertama,” tuturnya sembari matanya berkaca-kaca.
Kemenangan ini juga dipersembahkan Jojo untuk istrinya, Shania Junianatha, yang saat ini tengah mengandung anak pertama. “Ya ini adalah anugerah dari Tuhan. 2024 seperti naik dan turun bagi saya,” tuturnya.
Sesudah ini, sambungnya, dia menyadari pasti banyak yang akan menggantungkan ekspektasi yang lebih padanya dan Ginting. “Tapi saya hanya bisa berupaya melakukan yang terbaik,” sebutnya. (*)
Editor: PARNA