batampos – Jonatan Christie menjadi pebulu tangkis tunggal putra yang menduduki ranking pertama pada BWF World Tour Finals (WTF) 2023. Ajang tersebut berlangsung di Hangzhou, Tiongkok, pada 13–17 Desember.
Atlet yang akrab disapa Jojo itu mengantongi 86.810 poin. Unggul atas jagoan Denmark Viktor Axelsen yang berada di posisi kedua dengan 85.160 poin. Meski hasil tak melulu lebih baik, Jojo bisa unggul lantaran lebih sering mengikuti turnamen ketimbang Axelsen.
Di single event, total turnamen yang diikuti sebanyak 15. Bandingkan dengan Axelsen yang mengikuti 12 turnamen. Satu wakil Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, berada di posisi kelima dengan 80.740 poin.
Namun, jelang turnamen penutup itu, Jonatan dan Ginting belum berada dalam kondisi terbaik. Saat ini Jojo mengalami masalah di bagian otot achilles, sedangkan Ginting ada gangguan di bagian otot lutut.
Pelatih tunggal putra Irwansyah menilai cedera pemainnya sudah mendapat penanganan dokter spesialis. ”Mudah-mudahan ke depan dengan istirahat dan mendapatkan perawatan terbaik, kondisi kaki Jojo sudah fit kembali. Dia dan Ginting pun akan fokus dipersiapkan ke WTF,” bebernya.
Juru taktik yang kerap dipanggil Bang Aboy itu berharap tim pelatih bisa maksimal untuk memperbaiki kekurangan pada pemainnya.
Sebab, setiap pemain memiliki masalah berbeda. Ginting, misalnya. Dalam beberapa turnamen lebih banyak kandas di babak awal. Dia mencontohkan performa Ginting saat kandas di babak 16 besar China Masters. Ginting takluk oleh lawannya asal Taiwan Lin Chun Yi (18-21, 17-21).
Irwansyah menyebutkan, performa Ginting sudah bagus. Bahkan, bisa dibilang dari turnamen-turnamen sebelumnya performa pemain kelahiran Cimahi itu terus membaik.
”Tetapi, memang Ginting ini masih membutuhkan latihan lebih intens lagi karena sebelumnya sempat mengalami gangguan otot di bagian lututnya,” ucapnya.
Kini setelah kondisi lututnya membaik, latihannya harus ditambah. Hal itu bertujuan agar tempo permainan Ginting bisa kembali seperti dulu.
”Saat melawan Lin, permainan Ginting terlihat memang kalah cepat. Lawan mampu terus mempercepat tempo permainan dan dampaknya Ginting terus-menerus diserang. Dari temponya saja Ginting kalah cepat,” bebernya.
Bandingkan saat mengalahkan andalan Singapura Loh Kean Yew di babak 32 besar China Masters dengan skor 21-15, 21-19. Saat itu pola permainan Ginting bisa muncul. Jadi, sambung dia, setelah balik ke Jakarta, porsi latihannya akan ditingkatkan lagi jelang WTF.
”Dari babak pertama, kedua, dan seterusnya, permainan Ginting diharapkan bisa stabil. Kecepatannya bisa kembali seperti dulu lagi,” harapnya. (*)
Reporter: JPGroup