batampos – Ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Rian Ardianto lengser dari posisi nomor satu dunia. Poin pasangan berakronim FajRi (90.129) itu disalip oleh pasangan India peraih medali emas Asian Games Hangzhou 2022 Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (92.411 poin).
Menurut konsultan ahli PP PBSI sekaligus legenda badminton Indonesia Christian Hadinata, dari permainan yang disuguhkan FajRi, memang ada indikasi mereka terbebani dengan status nomor satu dunia. Ranking satu dunia memiliki tekanan untuk selalu menang di turnamen yang diikuti.
’’Itu (ranking satu dunia, red) membawa konsekuensi yang tidak mudah. Buktinya, sebelum mereka ranking satu dunia, prestasinya melesat begitu cepat sampai kemudian jadi nomor satu,’’ papar Koh Chris, sapaan Christian Hadinata.
Koh Chris bahkan bercanda dengan rekan-rekan pelatih di pelatnas PP PBSI bahwa FajRi sengaja mengalah agar ranking turun. ’’Jadi, mereka enggak terbebani lagi. Mereka lebih baik ngejar gitu ya, kayaknya,’’ tuturnya, lalu tersenyum.
Koh Chris melanjutkan, ketika mendapat tekanan dari juniornya tahun lalu seperti Bagas Maulana/M.Shohibul Fikri (juara All England 2022), Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yacob Rambitan (juara Badminton Asia Championships 2022), hingga Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (juara Singapore Open 2022), FajRi membalasnya dengan lejitan prestasi.
’’Mereka (FajRi, red) dibilangi sama coach Herry IP (eks pelatih pelatnas, red), ’Kalau kalian begini terus bisa keselip sama junior’. Setelah itu langsung cepat sekali, sampai tiba-tiba ranking satu,’’ ungkap Koh Chris. (raf/c18/dra/*)